Agama dan Kekerasan terhadap Perempuan

Penulis

Jumat, 13 Maret 2015 01:51 WIB

Achmad Fauzi, aktivis multikulturalisme


Komnas Anti-Kekerasan terhadap Perempuan merilis catatan tahunan yang melukiskan kegagalan negara dalam memberikan perlindungan kepada perempuan dari berbagai bentuk kekerasan. Menurut data yang dihimpun, pada 2014 tercatat 293.220 kasus kekerasan terjadi, dimulai dari pemerkosaan, uji keperawanan, hingga larangan siswi hamil mengikuti ujian sekolah. Grafik pelanggaran tersebut mengalami lonjakan dibanding yang terjadi pada 2013 yang berkisar pada angka 279.688 kasus (Koran Tempo, 9 Maret).


Hasil telaah Komnas Anti-Kekerasan terhadap Perempuan tersebut seolah memberi konfirmasi bahwa kiprah sosok perempuan di kancah publik masih menyisakan persoalan. Perempuan masih dimarginalkan dari gelanggang kesetaraan. Ihwal uji virginitas, misalnya, mengindikasikan bahwa perempuan menjadi obyek diskriminasi dan dominasi kultur patriarki. Padahal uji keperawanan ujung-ujungnya memberikan label perempuan tak suci yang harus ditanggung sepanjang hidup. Sedangkan laki-laki yang bebas dari uji keperjakaan netral dari stereotype dan hukuman sosial. Kekerasan psikologis berwujud uji virginitas jelas melanggar Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan, yang prinsip-prinsip umumnya sudah termaktub dalam UUD 1945 Pasal 28 ayat (1) dan (2).


Jamaknya pelecehan terhadap perempuan tidak bisa dilepaskan dari kuatnya konstruksi sosial dan budaya patriarki. Negara memang punya peran penting memberikan jaminan perlindungan kepada setiap warga tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Pasal 28 (g) UUD 1945 menyebutkan setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.


Namun, tak kalah pentingnya, konstruksi sosial dan budaya perlu dirombak. Terus berulangnya berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan semakin menguatkan pentingnya peran agama dalam memberikan kerangka pemahaman tentang sosok perempuan dalam kancah publik. Sebab, agama dan cara pandang ulama terhadap perempuan memiliki pengaruh besar dalam meruntuhkan kultur patriarki. Dengan demikian, perempuan merupakan makhluk yang harus dihargai, yang kelak juga bisa memimpin dunia, sama seperti kaum laki-laki.


Advertising
Advertising

Jika kita membaca kembali secara kritis tentang wacana keperempuanan dalam fikih klasik, banyak sekali teks-teks misoginis yang oleh para penafsir klasik dijadikan sebagai landasan teologis dalam merumuskan fikih wanita, sehingga semakin memperkuat superioritas laki-laki atas wanita. Visi egalitarianisme Islam, yang pada mulanya kokoh, banyak yang terdistorsi.


Sudah sepatutnya kontekstualitas ayat Al-Quran dan Hadis tentang perempuan ditafsirkan dalam ruang kekinian. Dengan demikian, masalah wanita dalam kitab fikih yang pada mulanya telanjur ditempatkan pada posisi instrumental digeser ke posisi substansial. Ketidakhadiran suara wanita dalam budaya di mana fikih itu dirumuskan tidak berarti menistakan substansi perempuan dalam Islam. Semua manusia punya kesempatan yang sama mengembangkan dirinya tanpa dibatasi perbedaan kelamin. *


Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

3 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

9 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

43 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

6 November 2023

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

4 November 2023

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.

Baca Selengkapnya