TEMPO.CO, Jakarta - Dianing Widya, novelis dan pegiat sosial, @dianingwy
Ada puisi termasyhur yang menggunakan makam sebagai simbol kuat untuk menyatakan duka, yakni puisi berjudul Malam Lebaran karya Sitor Situmorang. Puisi tersebut hanya terdiri atas satu baris frasa: bulan di atas kuburan. Dalam puisi itu, secara konotatif makam digambarkan sebagai dunia "lain" yang menyajikan kemuraman dan aroma kematian yang membetot saraf-saraf kita serta ketidakberdayaan manusia sekaligus kekuasaan Tuhan.
Namun kuburan belakangan ini tidak hanya bermakna demikian. Ia bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir. Lebih dari itu, makam merupakan cara keluarga berkomunikasi dengan orang lain. Keluarga kaya tentu berbeda dengan keluarga miskin dalam urusan makam. Keluarga miskin cukup memakamkan saudaranya dengan cara sekadarnya, yakni dua nisan sederhana dari kayu dengan nama yang ditulis dengan peranti sederhana.
Urusan makam menjadi serius bagi keluarga kaya. Mereka tak akan memberikan nisan sederhana untuk orang yang mereka sayangi. Nisan akan dipesan khusus dari tukang pembuat nisan, tentu dengan ornamen yang terkesan mewah. Bahkan, sebagian di antara mereka membeli khusus kaveling makam yang kini banyak muncul di sejumlah tempat, yang tentu saja, mewah, berkelas, hijau, dan nyaman bagi para peziarah alias lebih mirip taman rekreasi. Di sinilah status sosial seseorang tetap terbaca, meski sudah meninggal.
Makam juga bisa menceritakan kepada publik siapa sosok yang terbenam di dalamnya. Taj Mahal hanyalah satu contoh. Makam ini dibangun sebagai ungkapan rasa cinta yang mendalam dari Kaisar Shah Jehan kepada istrinya, Mumtaz Mahal. Dalam perkembangannya, makam ini menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal di seluruh dunia. Selain menjadi lambang cinta abadi, makam ini termasuk satu dari tujuh keajaiban dunia.
Makam juga menjadi penanda bagi almarhum: seberapa besar namanya ketika hidup, sejauh mana pengaruhnya dalam masyarakat, hingga sekuat apa kharisma dan ilmu agamanya. Karena itu, makam orang biasa hanya dikunjungi keluarganya, sedangkan makam tokoh atau orang-orang besar diziarahi orang-orang dari berbagai kalangan. Ada yang datang demi kepentingan politik (termasuk politik pencitraan), ada pula yang berdoa untuk almarhum, meminta restu, dukungan, hingga berkah.
Sikap masyarakat dalam memperlakukan makam juga berubah. Pada masa lampau, makam selalu dekat dengan suasana sepi, sintru, dan menyeramkan. Ia disikapi sebagai dunia "terasing", seperti tergambar dalam puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang di atas. Tak aneh, ketika mendengar kata makam, bulu kuduk orang selalu bergidik. Anak-anak tak bisa dengan santai melenggang di depan makam dan cenderung memilih jalan lain untuk menghindar.
Orang pun tidak sembarangan melangkah di atas gundukan "rumah-rumah" orang yang terbaring di sana. Sebab, selain harus menjaga kesopanan, pengunjung harus menghormati orang-orang yang telah tiada. Karena itu, sangat jarang, misalnya, makam digusur untuk kepentingan tertentu.
Hal itu berbeda dengan saat ini, ketika makam kehilangan "kekuasaan" magisnya. Makam tak lagi angker, sehingga tak lagi dihormati. Karena itu, makam bisa dengan mudah berubah menjadi perumahan, mal, apartemen, dan proyek-proyek modern lainnya. Makam dengan mudah digusur, sedangkan jasad di dalamnya dipindahkan ke tempat lain yang sangat jauh.
Ia semakin kehilangan nilai-nilainya sebagai pengingat kematian. Ia tidak lagi menyeramkan.
Berita terkait
Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024
54 hari lalu
Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.
Baca SelengkapnyaWawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit
57 hari lalu
Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.
Baca SelengkapnyaHarga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR
19 Februari 2024
Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan
30 Oktober 2023
Investasi properti kini semakin dilirik karena nilainya yang terus naik. Namun, sebelum berinvestasi wajib mengetahui jenis dan keuntungannya.
Baca Selengkapnya5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula
25 Oktober 2023
Penting bagi pemula memahami cara investasi properti dengan strategi cerdas agar tidak merugi dan mendapat untung. Mari simak tipsnya.
Baca SelengkapnyaPengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti
12 September 2023
PPJB adalah dokumen penting dalam transaksi properti di Indonesia. Apa itu PPJB beserta peran dan contohnya? Simak penjelasannya ini.
Baca SelengkapnyaLika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand
23 Agustus 2023
Srettha Thavisin, pimpinan salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaProfil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2
10 Agustus 2023
Pebisnis Aguan Sugianto telah menggelontorkan investasi puluhan miliar rupiah untuk pembangunan Aloha PIK 2. Siapakah sosok Aguan ini?
Baca SelengkapnyaMRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD
1 Juni 2023
MRT Jakarta belajar dari pengembangan bisnis kereta bawah tanah yang dikelola LTA Singapura dan MTR Hong Kong.
Baca SelengkapnyaAncaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong
20 Februari 2023
Direktur Pemasaran Agung Podomoro, Agung Wirajaya, yakin sektor properti masih akan tumbuh positif meskipun ada ancaman resesi global yang mengintai.
Baca Selengkapnya