Diplomasi Tagih Jasa PM Abbott

Penulis

Sabtu, 21 Februari 2015 01:44 WIB

Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengaitkan hukuman mati atas warganya dengan bantuan tsunami ke Indonesia menunjukkan bagaimana cara pandang pemimpin Australia itu. Cara pandang "menagih balas jasa" seperti itu bukan hanya tidak etis, tapi juga melanggar prinsip dasar pemberian bantuan kemanusiaan. Selayaknya Abbott mencabut pernyataannya dan meminta maaf.

Pernyataan kontroversial Abbott itu dikemukakan di tengah naiknya tensi hubungan Indonesia-Australia akibat upaya melobi Jakarta agar eksekusi atas dua warganya dibatalkan gagal. Kedua orang itu, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, divonis mati karena terbukti mengedarkan narkotik. Saat ini, keduanya sedang menunggu jadwal eksekusi yang kian mendekat.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyebutkan, jika eksekusi dilaksanakan, warga Australia akan memboikot, tak mau berkunjung ke Indonesia. Sedangkan Abbott mengingatkan bahwa, saat bencana tsunami Aceh pada 2004, Australia berperan besar membantu Indonesia, dan sekaranglah saatnya Indonesia membalas bantuan itu. "Kami mengirim miliaran dolar bantuan, dan beberapa warga Australia tewas dalam operasi kemanusiaan saat itu," kata Abbott.

Abbott lupa, ada kode etik internasional bahwa semua bantuan kemanusiaan tak boleh dikaitkan dengan kepentingan suatu negara. Apalagi menempatkan bantuan itu sebagai utang yang harus dibayar. Principles of Conduct for the International Red Cross and Red Crescent Movement and NGOs in Disaster Response Programmes menyebutkan, bantuan mesti diberikan tanpa perhitungan untung-rugi. Bantuan juga tak boleh diberikan untuk kepentingan politik atau agama.

Abbott bisa saja "mengoreksi" pernyataannya-setelah kecaman bermunculan-bahwa dia semata-mata mengingatkan eratnya hubungan Indonesia-Australia, tidak bermaksud menagih jasa. Namun ini tak mengubah posisi bahwa dia mengaitkan bantuan kemanusiaan itu dengan permintaannya agar eksekusi hukuman mati dibatalkan.

Advertising
Advertising

Diplomasi gaya Australia seperti ini sesungguhnya tidak menggambarkan niat baik untuk menjalin hubungan yang tulus dan bersahabat. Tentu Indonesia paham, pelaksanaan hukuman mati merupakan hal yang kontroversial. Masih kuat perdebatan tentang efektif-tidaknya hukuman mati untuk mengatasi kejahatan. Namun, faktanya, hukum positif di Indonesia masih memberlakukan hukuman mati. Bahkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai saat ini belum berhasil disepakati apakah hukuman mati harus dilarang atau tidak.

Bahwa dunia internasional mengecam pemberlakuan hukuman mati, termasuk Sekretaris Jenderal PBB, kita menempatkan hal itu sebagai bagian dari perdebatan layak-tidaknya pemberlakuan hukuman berat tersebut. Hanya, yang juga mesti dipahami, mereka yang akan dihukum mati adalah pelaku yang sudah terbukti melakukan kejahatan berat: mengedarkan narkotik. Tak perlu diperdebatkan lagi betapa merusaknya zat terlarang ini. Korban narkotik bukan hanya si pemakai. Zat ini juga menghancurkan keluarga korban, bahkan menggerus sendi-sendi ekonomi, budaya, dan politik sebuah negara.

Aspek inilah yang semestinya dipahami Australia.

Berita terkait

Tak Sabar Queen of Tears Episode Terakhir, Netizen Ajak Nobar di Berbagai Kota

3 menit lalu

Tak Sabar Queen of Tears Episode Terakhir, Netizen Ajak Nobar di Berbagai Kota

Nonton bareng tidak hanya untuk pencinta bola. Netizen pun menyiapkan kegiatan nobar untuk nikmati episode terakhir Queen of Tears.

Baca Selengkapnya

Sosok Brigadir RA di Mata Teman Sekolah, Terbuka dan Humoris

4 menit lalu

Sosok Brigadir RA di Mata Teman Sekolah, Terbuka dan Humoris

Kepastian tentang kematian Brigadir RA terungkap setelah keluarganya mendapatkan kiriman foto jasad polisi itu di dalam mobil Toyota Aphard.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Jakarta STIN BIN Menang Lagi, Kalahkan Pertamina Pertamax 3-0

8 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Jakarta STIN BIN Menang Lagi, Kalahkan Pertamina Pertamax 3-0

Tim bola voli putra Jakarta STIN BIN kembali memetik kemenangan di ajang Proliga 2024. Mereka mengalahkan Jakarta Pertamina Pertamax dengan skor 3-0.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

14 menit lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

26 menit lalu

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

Bandara yang statusnya diubah dari internasional menjadi domestik masih dimungkinkan untuk kembali berubah.

Baca Selengkapnya

MK Besok Mulai Sidangkan Sengketa Pileg, Ini Agenda Lengkapnya

38 menit lalu

MK Besok Mulai Sidangkan Sengketa Pileg, Ini Agenda Lengkapnya

MK akan kembali menjadi pusat perhatian saat memulai sidang Sengketa Pileg 2024. Besok mulai digelar, berikut adalah agenda lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

45 menit lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

56 menit lalu

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

Kantung mata dapat disebabkan oleh faktor seperti penuaan, genetika, alergi, asap rokok, diet yang buruk, atau konsumsi garam yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Dikepung Bencana, Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

59 menit lalu

Dikepung Bencana, Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Akibat dikepung bencana, Kabupaten Garut Jawa Barat, tetapkan status Tanggap Darurat Bencana. Selain gempa bumi 6,2 Magnitudo yang baru terjadi kemarin, daerah ini juga tengah dilanda bencana pergerakan tanah. Tiga warga diantaranya tertimbun longsor dan 48 Kepala Keluarga mengungsi.

Baca Selengkapnya

Ricky Soebagdja Minta Tim Bulu Tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Tak Lengah Hadapi Laga Kedua

1 jam lalu

Ricky Soebagdja Minta Tim Bulu Tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Tak Lengah Hadapi Laga Kedua

Ricky Soebagdja mengingatkan para pemain tidak lengah pada laga Piala Thomas dan Piala Uber 2024. Tim putra hadapi Thailand, tim putri hadapi Uganda.

Baca Selengkapnya