Komunikasi, Bukan Mengancam

Penulis

Kamis, 26 Februari 2015 00:25 WIB

Para pejabat Indonesia sebaiknya tidak semakin memanaskan hubungan Indonesia dengan Brasil yang telah tegang. Sebab, sepekan belakangan ini berseliweran pernyataan yang memprovokasi semakin memburuknya hubungan kedua negara. Misalnya pernyataan pejabat bahwa Indonesia bisa mengurangi impor, atau lebih spesifik mengkaji pembatalan pembelian persenjataan, kepada Brasil. Saat ini Indonesia sedang dalam proses pembelian satu skuadron (16) pesawat militer. Pernyataan ini seperti menumpahkan minyak ke atas bara.

Sekitar sebulan terakhir, hubungan kedua negara sudah cukup tegang setelah pelaksanaan hukuman mati oleh pengadilan Indonesia atas warga negara Brasil yang terlibat dalam perdagangan narkotik di Indonesia, Marco Archer Cardoso Moreira. Permohonan grasi Moreira ditolak Presiden Joko Widodo. Brasilia pun langsung memanggil pulang duta besarnya.

Ketegangan terus meningkat karena warga Brasil lainnya, Rodrigo Gularte--tertangkap pada 2004 membawa 6 kilogram kokain-juga akan segera menjalani eksekusi mati bersama tujuh warga negara asing lainnya. Hanya, waktu pelaksanaannya belum jelas. Seperti Moreira, permohonan grasi Gularte, yang dinyatakan oleh keluarganya menderita skizofrenia, ditolak oleh Presiden Joko Widodo.

Ketegangan memuncak dengan "penolakan" surat kepercayaan (credential letter) Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto, pekan lalu. Bahkan Dilma Rousseff masih menambahkan ancaman bahwa hubungan kedua negara akan memburuk.

Respons Indonesia sudah cukup keras. Jakarta mengirim protes keras karena tindakan Brasilia dianggap menghina Indonesia. Toto Riyanto, yang merupakan representasi Indonesia, sudah berada di istana kepresidenan bersama beberapa duta besar negara lain untuk menyerahkan surat kepercayaan. Tapi tiba-tiba Toto dipanggil, diberi tahu soal penundaan penerimaan surat kepercayaan tersebut, menunggu respons pemerintah Indonesia soal hukuman mati Gularte. Jakarta layak kebakaran jenggot.

Advertising
Advertising

Tak hanya memprotes keras, Istana memanggil pulang Toto. Sebuah tindakan yang cukup keras dalam hubungan dua negara.

Tapi semua tindakan itu sudah cukup. Tidak perlu lagi hubungan diperburuk dengan berbagai pernyataan yang lebih membakar. Wajar sebuah negara berupaya habis-habisan memperjuangkan warganya yang terancam hukuman mati di negara lain. Sama, misalnya, dengan Indonesia yang juga biasa memperjuangkan habis-habisan bila warga negaranya mengalami hal yang sama. Publik dalam negeri akan menekan pemerintah untuk berusaha mati-matian membebaskannya dari hukuman mati. Demikian pula Brasil. Apalagi negeri itu telah meniadakan hukuman mati sejak 1988. Bahkan, seabad silam, hukuman mati sebenarnya tak ada di Brasil kecuali pada masa-masa pemerintahan otoriter. Itu pun lebih dengan alasan keamanan negara.

Indonesia justru sebaiknya membuka pintu komunikasi, menjelaskan filosofi hukum di Indonesia, termasuk hukuman mati terhadap dua warga Brasil tersebut. Dan menyilakan Brasil menggunakan jalur-jalur yang masih mungkin digunakan untuk memperjuangkan warganya. Meski keputusan tetap di tangan Jakarta.

Di sisi lain, Brasil juga tak perlu melakukan tindakan yang provokatif. Melobi dengan santun lebih dihargai daripada mengumbar ancaman. Tindakan marah-marah tak hanya "mengusik" pemerintah, tapi juga bisa memancing emosi rakyat yang merasa negaranya berdaulat, tak mau ditekan-tekan oleh negara lain.

Jadi, maksimalkan penggunaan diplomasi dan upaya hukum yang masih bisa dilakukan. Dan apabila tak juga berhasil, hargai hukum negara lain.

Berita terkait

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

53 detik lalu

Tinjau UTBK di UI, Ketua Umum SNPMB Sebut Proses Berjalan Sesuai Prosedur

Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Ganefri, mengatakan pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2024 hari pertama berjalan lancar.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Perkembangan Bisnis Wikinara

2 menit lalu

Bamsoet Apresiasi Perkembangan Bisnis Wikinara

Wikinara merupakan perusahaan network marketing terdaftar di Kementrian Perdagangan RI yang fokus dalam pemasaran produk nutrisi, kecantikan dan alat kesehatan.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

7 menit lalu

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

Masing-masing peserta UTBK 2024 di UNS Solo memiliki cerita berbeda untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dorong Menkopolhukam Gunakan Dalil Keselamatan Rakyat untuk Tangani OPM

12 menit lalu

Ketua MPR Dorong Menkopolhukam Gunakan Dalil Keselamatan Rakyat untuk Tangani OPM

Instruksi dan koordinasi dari satu pintu, yakni dari kantor Kemenkopolhukam, memastikan setiap pergerakan pasukan TNI-Polri hingga intelijen di lapangan termonitor dengan baik.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

21 menit lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

21 menit lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Park Sung Hoon, Penonton Queen of Tears Kesal hingga Permohonan Maaf

22 menit lalu

Park Sung Hoon, Penonton Queen of Tears Kesal hingga Permohonan Maaf

Aktor Korea Selatan, Park Sung Hoon membuat para penonton Queen of Tears terbawa suasana kesal

Baca Selengkapnya

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

26 menit lalu

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.

Baca Selengkapnya

Duel Indonesia vs India di Piala Thomas 2024, Pelatih Irwasyah Prediksi Laga Bakal Berat

32 menit lalu

Duel Indonesia vs India di Piala Thomas 2024, Pelatih Irwasyah Prediksi Laga Bakal Berat

Irwansyah mengatakan anak asuhnya siap turun dengan kekuatan terbaik menjelang pertandingan terakhir fase grup Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

33 menit lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya