Wu-Xia

Penulis

Senin, 9 April 2001 00:00 WIB


-- Kepada Amien Rais

Seandainya saya dalam peran Anda sekarang, seandainya saya ada di pucuk sebuah lembaga tertinggi negara, saya akan jeda dari adu siasat dan kata-kata. Saya akan menonton Crouching Tiger, Hidden Dragon. Dan saya akan kembali dari bioskop—dari adegan perkelahian yang tangkas dan fantastis itu—seraya berpikir: pada akhirnya bukan jatuhnya seorang musuh yang menyebabkan kita menang.

Sebab apa arti menang? Apa arti kalah? Pada akhirnya, Li Mu Bai, pendekar pedang yang ulung itu, memang berhasil membunuh si Rubah Giok,perempuan gagah yang telah mengkhianati sang guru. Pada akhirnya Mu Bai menuntut balas, suatu hal yang diam-diam dikehendakinya, juga ketika ia menyatakan bahwa ia akan meninggalkan pedang. Pada akhirnya pertemuan terjadi, hampir secara kebetulan, dan pertempuran tak terelakkan. Si Rubah Giok rubuh. Tapi apa lacur: ia telah sempat melontarkan sebatang jarum beracun ke arah Mu Bai. Jarum itu menusuk lehernya. Pelan-pelan ia pun tewas. Ia juga sesuatu yang harus hilang setelah klimaks.

Dalam arti tertentu ia kalah: ia gagal untuk bertahan hidup dari racun itu. Ia memang telah membunuh si Rubah Giok. Tapi akhirnya penjahat itu tak tampil dengan keji; di saat ajalnya, kita jadi tahu bahwa wanita pesilat ini pada dasarnya seorang yang hidup dengan hati kecewa: seorang yang menyayangi Jen, gadis bangsawan yang berbakat itu, tapi seorang yang juga sakit hati kepadanya. Dalam pedih oleh luka, lumpuh dan kalah, ia mengulurkan tangan kepada perempuan muda yang telah dilatihnya bertahun-tahun tapi juga akhirnya ingin dibunuhnya itu: "Jen, satu-satunya keluargaku, satu-satunya musuhku."

Apa arti kalah? Li Mu Bai dalam arti yang lain justru menang. Sejak semula, suspens cerita ini bukan terletak dalam adegan silatnya. Keunggulan suspensnya terletak justru dalam "laku menahan diri". Mu Bai, diperankan oleh Chow Yun Fat, praktis tidak seperti tokoh film silat yang lazim: ia tak mengayunkan pedang di baris terdepan. Yang lebih muncul adalah teman seperjuangannya, wanita yang dicintainya, Yu Shu Lien. Juga Jen, anak gubernur yang ternyata memiliki "macan yang merunduk, naga yang sembunyi" dalam dirinya: sebuah bakat bersilat yang luar biasa, yang sudah terlatih sampai jauh. Dibandingkan dengan kedua perempuan itu, Mu Bai hadir mirip bayang-bayang.

Tapi dengan menahan diri itu ia menunjukkan bagaimana, dari tenaga tempur seorang pendekar ulung, tiap gerak adalah ibarat bukan gerak. "Siapa yang bersijingkat tak akan dapat berdiri," begitulah tertulis dalam kitab pertama Tao te-ching. Mungkin sebab itu sutradara Ang Lee menampilkan tiap adegan perkelahian dalam filmnya mirip sebuah nomor balet: elegan, gemulai, tanpa gocohan brutal. Tiap hantaman menunjukkan satu detachment antara rasa dan sasaran. Maka kita pun melihat dengan takjub adegan perang tanding di atas pucuk-pucuk bambu rimbun yang lentur itu: sebuah pameran kecanggihan ginkang yang telah menjadi sebuah koreografi yang cantik.

Maka Crouching Tiger sebenarnya sebuah cerita cantik tentang menahan diri. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya, Mu Bai tak menuntut apa-apa dari cintanya yang dalam dan sia-sia kepada Shu Lien. Memang ada yang melodramatis dalam bagian cerita ini, tapi ada yang konsisten dalam sikap tanpa pamrih itu: "Aku lebih baik jadi roh yang terkutuk yang mengembara di sampingmu, ketimbang memasuki surga tak bersama kamu," bisiknya, dengan bibir melemah, kepada Shu Lien, beberapa menit sebelum napas terakhirnya habis. Ia ingin memberikan segalanya yang terbaik, sampai saat penghabisan, kalau ia bisa.

Memberikan, melepas: juga ia tak mengharapkan kemenangan ketika ia menghadapi Jen, gadis 19 tahun yang panas dan penuh petualangan itu. Sembari menangkis sambaran pedang pesilat muda itu, Mu Bai bahkan mengaguminya, dan mengundangnya untuk jadi muridnya—sesuatu yang oleh orang lain bisa ditafsirkan sebagai siasat seorang lelaki yang berahi belaka, seorang lelaki yang ingin mendapat, bukan memberi.

Tapi bagaimana mungkin? Bahkan Mu Bai membiarkan pedangnya yang masyhur itu, "Suratan Hijau", terlempar ke dalam jeram. Ia takmemerlukannya lagi. Begitu angkuhkah ia, hingga ia tak butuh senjata yang piawai, tak butuh pula cinta yang terpenuhi dan kemenangan yang telak? Mungkin bukan angkuh; tapi, sekali lagi, satu detachment, satu sikap yang melepaskan diri dan mengambil jarak batin dari pamrih, ambisi, kemenangan perang, dan dunia benda….

Kini mungkin Anda akan bertanya: apa guna semua celotehan ini? Bagaimana bisa seorang yang berada di pergulatan politik disamakan denganseorang pendekar dalam cerita-cerita wu-xia?

Saya ingin menjawab: bisa saja—bagi seseorang yang menyukai cerita silat. Memang medan politik bukan medan para johan dan pendekar. Tapi politik bisa mengambil tamsil dari cerita yang ditulis oleh Wang Du Lu di tahun 1930-an ini: kemenangan diri adalah kalahnya diri, bahkan sebelum seseorang mengangkat pedang. Gerak adalah bukan gerak, kehadiran adalah bayang-bayang, dan melepas adalah mendapatkan.

Tidakkah Anda merasa, Mas Amien, bahwa Anda sering tak mengerti tamsil itu?

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Sebagai Orang Korea, Suami Maudy Ayunda Ingin Timnas U-23 Masuk Final dan Membanggakan

1 menit lalu

Sebagai Orang Korea, Suami Maudy Ayunda Ingin Timnas U-23 Masuk Final dan Membanggakan

Jesse Choi yang menikahi Maudy Ayunda pada 22 Mei 2022 itu menuliskan, kebanggaan itu juga dirasakan ketika Timnas U-23 dapat mengalahkan Korea.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

3 menit lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

4 menit lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

4 menit lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian Syariah

4 menit lalu

Syarat dan Cara Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian Syariah

Berikut ini syarat dan tata cara gadai sertifikat rumah di Pegadaian sesuai dengan prinsip syariah hingga Rp200 juta. Ketahui skema pembayarannya.

Baca Selengkapnya

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

15 menit lalu

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

Hakim MK Anwar Usman digantikan Guntur Hamzah dalam sidang sengketa pileg di panel tiga, karena melibatkan perkara Partai Solidaritas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

15 menit lalu

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ dilaksanakan di sejumlah titik.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

23 menit lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

24 menit lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

27 menit lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya