Politik Layang-layang

Penulis

Senin, 23 Maret 2015 01:40 WIB

Muhidin M. Dahlan, kerani @warungarsip



Mestinya kita tak perlu kecewa berlarat-larat kepada Yang Terhormat Presiden Jokowi. Mestinya, para pengusungnya, yang menyebut diri “rwan”, elapaham akan karakter kepemimpinan Jokowi dengan sebaik-baiknya. Apalagi dengan terburu-buru mengumumkan penarikan dukungan tatkala Jokowi melewati lima purnama kepemimpinannya mengatur negara.


Mari kembali ke khitah. Momentum kepemimpinan Jokowi dalam “Khittah Surakarta” itu, dan menjadi jualan politik yang menggemparkan seantero negeri, adalah memindahkan pedagang kaki lima Surakarta dari tempat lama ke tempat baru dengan jalan damai. Jalan damai itu popular disebut win-win solution.


Tapi ingat, jalan yang ditempuh menuju jalan damai itu melewati proses yang tak pernah terbayangkan oleh pemimpin-pemimpin kota/kabupaten sebelumnya, yakni mengajak makan siang para pedagang. Sekali? Dua kali? Oh, tidak. Puluhan kali.


Advertising
Advertising

Di situ, Jokowi memainkan salah satu inti permainan layang-layang: keterampilan mengulur. Layang-layang perlu diulur agar bisa kembali mendarat selamat dan tidak menjadi bancakan anak-anak sekampung karena putus.


Inti politik layang-layang adalah permainan mengulur waktu: kapan mengulur, kapan menarik, dan kapan meretas tali layangan lawan sepermainan. Di udara, kerja sama bukan saja monopoli seorang kawan, bahkan saat tertentu dari lawan.


Dari mana Jokowi beroleh kepemimpinan pengulur layang-layang yang terampil? Jokowi mengaku, guru yang mengajarkannya seni berpolitik adalah Taufiq Kiemas.


Jokowi mengungkapkan itu secara terbuka pada publik pada 2012. Kata Jokowi, “Saya banyak belajar kepada Pak Taufiq, terutama masalah komunikasi politik, pendekatan dalam berkomunikasi.”


Yang dimaksud Jokowi “pendekatan dalam berkomunikasi politik” itu adalah prinsip berpolitik Taufiq Kiemas, “Kalau mau main politik dan membina jaringan politik, sikap apriori sedapat mungkin harus dihilangkan, bahkan terhadap lawan politik sekalipun.”


Dan saya menyebut cara berpolitik macam Taufiq Kiemas yang dijadikan suri teladan Jokowi dalam berpolitik itu adalah khas berpolitik yang sabar, ramah, dan menunggu momen paling tepat untuk memutuskan.


Nah, cara berpolitik damai ala layang-layang itulah yang pada suatu masa digeber terus-menerus oleh media massa. Jokowi, oleh khitah politik layang-layang itu, bukan hanya menjadikannya media darling, tapi juga membuka mata kelas menengah, terutama yang di Jakarta, bahwa Jokowi bisa menyelesaikan masalah mereka yang ruwet di Ibu Kota.


Dengan modal jalan damai ala layang-layang itu pula masyarakat NKRI ingin mereka diurus oleh sosok seperti Jokowi dalam menyelesaikan masalah PKL di Surakarta.


Sungguh disayangkan jika saat ini dukungan terhadap Jokowi mengalami deflasi dari para pengusungnya sendiri yang menamakan diri “relawan” di satu pihak, dan di pihak lain adalah politikus-politikus PDIP. Terutama saat Jokowi sedang bermain layang-layang di lima purnama pertama pemerintahannya di lapangan berangin kencang: Polri vs KPK.


Sebagaimana khitah politik yang menjadi karakter Jokowi, terbukti ia bisa mendaratkan kembali layang-layangnya. Namun bentuknya sungguh tak terduga: koyak-moyak. KPK dan Polri bisa berdamai kembali.


Tapi yang sulit sekali kembali adalah harapan publik kelas menengah yang kadung berserakan saat pertarungan layang-layang Jokowi berhadapan dengan lawan sepermainan yang saling mulet di udara. *


Berita terkait

6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

12 Mei 2023

6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

Para mahasiswa pada aksi unjuk rasa Mei 1998 menyuarakan 6 tuntutan dalam reformasi. Apakah hari ini sudah selesai?

Baca Selengkapnya

Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

8 April 2023

Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

Presiden Saied menolak pemaksaan lebih jauh dari IMF karena bisa mengarah pada kemiskinan yang lebih lanjut di Tunisia.

Baca Selengkapnya

Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

14 Desember 2022

Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

Setidaknya tujuh orang tewas dalam unjuk rasa di Peru akhir pekan lalu saat aksi protes berubah menjadi kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

5 Agustus 2021

Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

Menteri Luar Negeri RI secara terbuka menyebut isu Myanmar menjadi masalah yang paling banyak di bahas di pertemuan AMM

Baca Selengkapnya

Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

18 Mei 2020

Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

PM Netanyahu dan rival politik Benny Gantz membentuk koalisi pemerintahan baru bersatu untuk mengakhiri konflik politik berkepanjangan.

Baca Selengkapnya

Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

13 Agustus 2018

Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

Risiko sistemik dikhawatirkan akan mengakibatkan krisis Turki mempengaruhi IHSG.

Baca Selengkapnya

Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

25 Maret 2018

Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

Perludem pun menilai sistem politik yang ada di Indonesia tak ramah bagi anak muda sehingga mereka sulit terjun di dunia politik.

Baca Selengkapnya

Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

23 Mei 2017

Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

Presiden Jokowi mengatakan, 6-8 bulan ini, energi dihabiskan untuk banyak hal tidak berguna, saling hujat, berdebat, dan membuat suhu politik memanas.

Baca Selengkapnya

SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

8 Februari 2017

SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

SBY mengatakan pemerintah harus berhati-hati jika negara hanya menekankan aspek stabilitas politik.

Baca Selengkapnya

Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

2 Februari 2017

Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

Pertarungan Joko Widodo adalah kepada siapa saja yang berdiri di seberang kepentingan negara dan bangsa.

Baca Selengkapnya