TEMPO.CO, Jakarta - Fajar Kurnianto, Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terkait dengan banyaknya kasus begal, ada pernyataan menarik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Bandung, bahwa kekerasan sejumlah begal muda disebabkan oleh banyak hal, salah satunya video game.
Mirra Noor Milla dalam tulisannya,"Pengaruh Terpaan Kekerasan Media Audio-Visual pada Kognisi Agresif dan Afeksi Agresif: Studi Meta Analisa"di Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi UGM Volume 33 Nomor 2 Tahun 2006, menyatakan kekerasan media audio-visual, termasukvideo game, mempengaruhi agresivitas kognisi (memproses pengetahuan) dan afeksi (emosi) seseorang. Menurut dia, dampak kekerasanvideo gamelebih besar dibanding media audio-visual lain.Gamemengajak pemainnya terlibat langsung dalam kekerasan, tidak sekadar memberi pengetahuan kekerasan seperti pada televisi atau film.
Douglas Gentile, pakar psikologi dari Universitas Gowa, New York, mengatakan bahwavideo gameyang berisi adegan kekerasan ternyata mengajarkan tindak kekerasan. Gentile melakukan studi kepada hampir 2.500 anak-anak muda. Ia menemukan, para pelajar yang bermainvideo gamekekerasan secara bersama-sama sesungguhnya tengah belajar cara menciptakan permusuhan dan perilaku kekerasan lebih cepat enam bulan daripada pertumbuhan biasa.
Namun pakar lain mengkritisi bahwa bukangametersebut yang mengubah perilaku, melainkan memang sejak awal pemain tersebut punya kecenderungan bertindak kasar. Bruce Bartholow dari Universitas Missouri-Columbia menemukan bahwa orang yang bermaingame kekerasan menunjukkan respons otak yang berkurang terhadap gambar kekejaman yang asli seperti pertempuran senjata. Respons otak yang berkurang ini tidak terjadi ketika dihadapkan pada sebuah gambar yang menggugah emosi, seperti hewan mati atau anak sakit. Menurut dia, mungkin hal ini berhubungan dengan kecenderungan berkelakuan keras.
Apakah para begal yang meresahkan masyarakat belakangan ini terinspirasi olehvideo gamekekerasan? Bisa jadi. Tetapi, dari para begal yang tertangkap, masalah ekonomi lebih kentara menjadi penyebabnya. M. Harvey Brenner, profesor bidang kesehatan masyarakat diJohns Hopkins Bloomberg School,mengidentifikasi pengaruh langsung ekonomi terhadap kejahatan, di antaranya: pada beberapa tipe kepribadian tertentu, krisis ekonomi akan menimbulkan frustrasi karena adanya hambatan atau ancaman terhadap pencapaian cita-cita dan harapan yang pada gilirannya menjelma dalam bentuk-bentuk perilaku agresif. Selain itu, akibat krisis ekonomi yang menimbulkan pengangguran, sejumlah warga masyarakat yang menganggur dan kehilangan penghasilan cenderung bergabung dengan teman-teman yang menjadi pengangguran pula, dan dengan begitu lebih memungkinkan untuk merancang suatu kejahatan.
Krisis ekonomi ini ditambah lagi dengan lemahnya negara (aparat) dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta menegakkan hukum. Negara seperti lebih sibuk dengan urusan politik elite yang berkepanjangan dan menguras perhatian sehingga begal tiba-tiba seperti muncul dari lorong gelap dengan leluasa. Video gamehanya salah satu faktor penyebab, bukan faktor satu-satunya. Masalah begal atau kejahatan lainnya tidak akan muncul jika negara berhasil memperbaiki kondisi ekonomi rakyat dan menegakkan hukum.
Berita terkait
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
7 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaFathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
10 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo
12 hari lalu
Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
13 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaApa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?
17 hari lalu
Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?
Baca SelengkapnyaImbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan
19 hari lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.
Baca SelengkapnyaAirlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI
19 hari lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel
19 hari lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.
Baca SelengkapnyaADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?
24 hari lalu
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaPengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?
24 hari lalu
Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnya