Kaburnya Kasus Denny

Penulis

Jumat, 27 Maret 2015 22:19 WIB

Rupanya, kepolisian benar-benar menjerat Denny Indrayana menjadi tersangka korupsi proyek Payment Gateway. Langkah ini terkesan gegabah karena belum muncul bukti adanya kerugian negara dalam layanan pembuatan paspor secara elektronik itu. Tuduhan terhadap tersangka pun kabur.

Polisi menuduh Denny berperan menyuruh orang lain mengadakan proyek layanan paspor itu dan memfasilitasi vendor pada 2014. Saat itu mantan aktivis antikorupsi tersebut menjabat Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tapi sejauh ini polisi belum membeberkan dugaan korupsi itu secara gamblang. Bahkan pejabat yang langsung menanganinya dan rekanan penggarap proyek belum dijerat.

Itulah kelemahan pengusutan yang dilakukan Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. Biasanya penyelidikan kasus korupsi dimulai dari bawah, kemudian merembet ke pejabat yang lebih tinggi. Dugaan korupsi akan gampang dicerna publik bila polisi menunjukkan adanya aliran duit atau suap terhadap pejabat yang memberikan proyek atau atasannya. Sejauh ini, polisi juga belum membeberkan hal itu.

Unsur kerugian negara? Kepolisian hanya menyatakan pendapatan dari pungutan pembuatan paspor yang mencapai Rp 32 miliar seharusnya langsung disetor ke kas negara. Dalam proyek ini, duit tersebut masuk ke rekening rekanan yang melaksanakan proyek, yakni PT Nusa Satu Inti Artha sebagai penyedia payment switch dan PT Finnet Indonesia sebagai penyedia payment aggregator. Tapi pihak Denny menegaskan bahwa seluruh pendapatan itu telah disetor ke kas negara sebagai penerimaan bukan pajak.

Urusan duit itu memang hal yang wajib dibuktikan karena Denny dijerat dengan Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. Pasal 2 menitikberatkan pada adanya perbuatan melawan hukum, dan Pasal 3 mengenai penyalahgunaan wewenang. Tapi kedua pasal tersebut sama-sama mensyaratkan adanya keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain dan kerugian keuangan negara.

Sederet kejanggalan itulah yang menerbitkan syak wasangka: jangan-jangan polisi hanya mencari-cari kesalahan Denny, yang selama ini cukup vokal mengkritik kepolisian. Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi sedang berkonflik dengan Kepolisian RI yang dipicu oleh kasus Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Denny pun terang-terangan berpihak pada KPK.

Advertising
Advertising

Presiden Joko Widodo seharusnya tak membiarkan Kepolisian yang terkesan mengincar tokoh-tokoh yang dianggap berseberangan dengan lembaga itu. Presiden perlu memberikan arahan yang tegas dan jelas kepada Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Jangan sampai citra korps penegak hukum ini semakin buruk karena dipersepsikan melakukan kriminalisasi terhadap petinggi KPK dan orang-orang yang membelanya.

Penegakan hukum sungguh penting, apalagi jika menyangkut pemberantasan korupsi. Semestinya kepolisian menangkap orang yang benar-benar jahat dan merampok duit negara, bukannya mencari-cari kesalahan aktivis antikorupsi yang membela KPK.

Berita terkait

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

2 menit lalu

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memberikan reward studi banding kepada Ketua Kelompok Mekaar.

Baca Selengkapnya

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

7 menit lalu

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

Ujang menyebut belum ada figur yang berani muncul lantaran Khofifah memiliki elektabilitas baik di Jatim dan didukung oleh partai pemenang pilpres.

Baca Selengkapnya

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

12 menit lalu

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

Polda Riau menyelidiki laporan Rektor Universitas Riau (UNRI) Sri Indarti terhadap mahasiswa bernama Khairiq Anhar yang mengkritik biaya kuliah

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

13 menit lalu

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

Starlink mulai menawarkan produknya ke masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

15 menit lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

22 menit lalu

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

25 menit lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Bersama Keluarga, Coba ke Destinasi Wisata Baru di Bogor dan Jakarta

27 menit lalu

Long Weekend Bersama Keluarga, Coba ke Destinasi Wisata Baru di Bogor dan Jakarta

Bogor dan Jakarta menawarkan destinasi wisata menarik, dari alam hingga seni, untuk long weekend besok.

Baca Selengkapnya

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

28 menit lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

30 menit lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya