Badrodin dan Pilihan Wakilnya

Penulis

Kamis, 9 April 2015 01:18 WIB

Komisaris Jenderal Badrodin Haiti hampir dapat dipastikan menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Seiring dengan hal itu, muncul kekhawatiran ia bakal tak leluasa menjalankan amanah jabatannya. Salah satunya, karena adanya desakan Dewan Perwakilan Rakyat agar Komisaris Jenderal Budi Gunawan diangkat menjadi Wakil Kepala Polri.

Nama Budi Gunawan muncul dalam rapat konsultasi Presiden Joko Widodo dengan pimpinan DPR, Senin lalu. Rapat konsultasi ini memutuskan bahwa pencalonan Badrodin, yang sempat diambangkan parlemen, akan diteruskan. Namun, dalam kesempatan tersebut, mayoritas fraksi mengusulkan Budi Gunawan diangkat menjadi Wakapolri, sebagai win-win solution akibat pembatalan Budi sebagai calon Kapolri.

Melajunya nama Badrodin Haiti--saat ini menjabat Wakil Kepala Polri-- merupakan kompromi antara pemerintah, parlemen, dan institusi Polri. Selama tiga bulan terakhir Polri tak memiliki pemimpin definitif akibat kisruh dan polemik yang berkepanjangan. Semakin lama pucuk tertinggi institusi itu kosong, tentu makin tidak sehat bagi kepolisian.

Di sini "barter politik" terjadi. Rupanya, Badrodin tak dibiarkan melenggang dengan cek kosong. Suara kencang mayoritas fraksi yang meminta agar Budi Gunawan diangkat menjadi Wakil Kepala Polri merupakan "harga" yang mesti dibayar atas persetujuan mereka terhadap Badrodin. Di sini anggota DPR agaknya sudah berhitung perihal masa jabatan Badrodin yang praktis, jika ia menjadi Kapolri, hanya kurang-lebih setahun. Jika ia kemudian pensiun, peluang Budi Gunawan untuk kembali ke puncak pimpinan terbuka lagi.

Sebagai Kapolri, kelak Badrodin memang punya pengaruh besar untuk menunjuk wakilnya. Sesuai dengan aturan, pemilihan Wakapolri harus melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti), yang dalam hal ini dipimpin Kapolri. Di sinilah Badrodin semestinya paham bahwa, jika ia tunduk kepada tekanan politikus Senayan dalam hal memilih pendampingnya, itu akan berakibat buruk. Dengan memenuhi keinginan mereka, sama artinya ia menempatkan institusi Polri sebagai komoditas politik.

Advertising
Advertising

Karena itu, kelak Badrodin sebaiknya berpegang pada aturan yang ada dalam menentukan wakilnya, yakni menempatkan asas profesionalitas sebagai dasarnya. Tokoh yang dipilih semestinya sosok yang bersih dan berintegritas. Dan untuk itu, Budi Gunawan jelas bukan figur yang tepat. Dia pernah menjadi tersangka korupsi dan rekam jejaknya telah menimbulkan resistansi di kalangan masyarakat anti-korupsi.

Sebaliknya, dengan masa jabatan yang sekitar setahun nanti, Badrodin mesti menggunakan waktu yang pendek itu untuk secara maksimal membenahi institusinya. Salah satu program penting yang mesti ia lakukan adalah melanjutkan reformasi Polri yang, harus diakui, hingga kini belum menunjukkan kemajuan berarti. Badrodin harus ingat bahwa janji Presiden Joko Widodo dalam soal reformasi Polri adalah membangun "Polri yang profesional dan dipercaya oleh masyarakat". Pada Badrodin, tugas itu diembankan.

Berita terkait

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

8 menit lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

21 menit lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

33 menit lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

41 menit lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

41 menit lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

49 menit lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

1 jam lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

1 jam lalu

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

1 jam lalu

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

Jaksa KPK mengatakan bisa saja menghadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal kebocaran BAP

Baca Selengkapnya