Percakapan Ke-7

Penulis

Senin, 18 September 2006 00:00 WIB

NASKAH itu berupa 26 percakapan yang dilupakan orang. Semuanya berlangsung menjelang akhir 1391. Waktu itu Bizantium belum jadi wilayah Turki, tapi penguasanya, Manuel II, harus merendah: ia masih disebut "raja" atau "Autokrator", namun praktis ia cuma seorang vasal di bawah daulat sultan yang bertakhta di Anatolia.

Sejak 1379, Bizantium berdiri rapuh dan tergantung. Karena perselisihan takhta dengan adiknya, Manuel yang waktu itu berumur 29 minta proteksi dari Sultan Murad I. Mulai dari sinilah Bizantium harus bayar upeti dan ikut dalam aliansi militer dengan negeri tetangganya di Selat Bosporus itu. Manuel selalu siap patuh.

Pada tahun 1391 itu ia dititahkan ikut dalam peperangan di pantai Laut Hitam. Tapi agaknya di Ankara ia punya waktu untuk hal lain. Sejak Oktober sampai Desember ia berbincang dengan seorang "kadi" kota itu. Dari sinilahmeskipun mungkin tukar-pikiran itu tak sepenuhnya terjadilahir naskah Dua Puluh Enam Dialog dengan Seorang Parsi. Dokumen ini umumnya tak ditengok lagisampai ketika Paus Benediktus XVI mengutipnya di sebuah ceramah di Universitas Regensburg, Jerman, pekan lalu.

Saya tak pernah membaca sendiri tulisan Manuel II. Tapi saya tak akan heran jika di sana sikap anti-Islam bergema kuat. Sang Autokrator adalah ahli waris konflik dan kekalahan di hadapan kekuasaan Turki, nama yang waktu itu berarti "Islam". Ayahnya memerintah dalam situasi gawat setelah Daulat Usmaniah menaklukkan Macedonia dan Serbia pada tahun 1380-an; ia juga harus menghadapi usaha perebutan takhta di dalam negeri. Untuk mempertahankan ayahnya sebagai Raja Bizantium, Manuel menyediakan diri jadi vasal di istana Sultan. Ia siap menanggungkan pelbagai penghinaan. Ketika Sultan Bayazid I melarang tembok Kota Konstantinopel diperkuat, larangan itu disertai ancaman: jika konstruksi itu tak dihentikan, Manuel akan dibikin buta.

Manuel diam, tapi ia punya kesimpulan. "Hanya mala dan sifat yang tak manusiawi," kata Manuel tentang ajaran yang dibawa Muhammad, Rasul Allah di Mekah itu.

Advertising
Advertising

Sumber Manuel memang tak perlu jauh dicari: kitab "Pembelaan Buat Iman Kristiani" [terhadap Islam] yang disusun kakeknya, Johanes Cantacuzenus, yang bertumpu pada polemik yang ditulis Bruder Ricoldo dari Montecroce (meninggal pada 1320), Confutatio Alchorani, risalah yang membantah Quran.

Tapi tiap polemik mengandung politik kutipan. Ketika Manuel mengutip surah Quran yang mengatakan "Tak ada paksaan dalam agama", ia katakan kalimat itu datang ketika posisi kaum muslimin lemah. Dengan kata lain, ia memberi konteks sejarah kepada teks. Tapi ke-sejarah-an itu tak dikemukakannya ketika dalam Percakapan Ke-7 ia menyebut teks lain, yakni perintah sang Rasul yang katanya "menyebarkan iman dengan pedang". Dengan kata lain, Manuel tak mencoba mencari latar historisnya ketika pedang, dan bukan tegur sapa yang baik, dianjurkan Nabi.

Islam hanya membawa "mala dan sifat yang tak manusiawi", kata Manuel. Tentu saja ini tipikal suara esensialis, yang menganggap tiap identitas ditentukan "esensi" yang tak pernah berubah, dan yang tak mengakui bahwa tiap "esensi" sebenarnya hasil bentukan wacana.

Seperti Manuel, Paus Benediktus juga seorang esensialis. Ia mengutip Theodore Khoury (editor penerbitan kembali Dua Puluh Enam Dialog), yang mengutip R. Arnaldez, "pakar tentang Islam" dari Prancis, yang pada gilirannya mengutip Ibn Hazn, bahwa Tuhan tak pernah bisa dikekang bahkan oleh Sabda-Nya sendiri. Dalam pandangan ini, yang tampil adalah "citra tentang Tuhan yang semau-maunya (Willkr-Gott), yang tak dibatasi kebenaran dan kebaikan."

Harus dicatat, Paus tak menganggap itulah citra yang disiarkan Islam; ia hanya menyebut itulah pandangan Ibn Hazn. Lebih penting lagi, ia mengemukakan, dalam sejarah pemikiran Kristen ada Duns Scotus yang hidup pada abad ke-13, yang beranggapan mirip, bahwa kita hanya tahu voluntas ordinata Tuhan: di atas itu, sepenuhnya kemerdekaan. Tuhan dapat bertindak bertentangan bahkan dengan yang pernah dilakukan-Nya sendiri.

Sebenarnya tak hanya Ibn Hazn dan Duns Scotus. Tak disebutkan Paus adalah filosof "okasionalis" Islam dan Kristen, seperti Al-Ghazali di Iran pada abad ke-11 dan Malebranche di Prancis abad ke-17. Bagi mereka ini, tiap perubahan dalam obyek dan pikiran adalah karena iradah Tuhan: "kapas terbakar api bukan karena disulut geretan, tapi karena dibuat demikian oleh Allah". Tak ada hubungan sebab-akibat seperti ditemukan ilmuwan dan disimpulkan mereka yang memakai nalar. Tuhan ada di atas akal budi.

Tapi bagi Benediktus, nalar adalah logos, kata Yunani yang juga berarti "sabda" seperti terdapat dalam Kitab Kejadian. Maka nalar bertaut dengan iman. Manuel, kata Paus, sekadar mengatakan bahwa tak ada tindakan dengan nalar yang bertentangan dengan Tuhan.

Di sinilah, menurut Paus, pertautan yang intrinsik antara Alkitab dan siasah Yunani. Buahnya mengubah duniadan terbentanglah fondasi yang disebut "Eropa".

Eropa? Tapi jika "Eropa", dengan unsur Yunaninya, sama dengan "Kristen", bagaimana si non-Eropa bisa percaya kasih Yesus? Bukankah "fondasi" itu hanya konstruksi wacana, yang disusun untuk membedakan diri daridan menyingkirkanyang harus dibuang dibisukan, dulu Yahudi, kini imigran muslim?

Tampaknya tesis di kampus Regensburg itu hanya sebuah polemik: proses politik kutipan dan ingatan, ketika informasi A dicatat dan B disembunyikan.

Artinya polemik yang serupa juga bisa dilontarkan orang muslim, dengan menegaskan Islam-lah yang punya landasan rasional dalam iman, sebab Hadith mengatakan "agama adalah akal". Islam pula, dalam sosok Ibn Rushd, yang memperkenalkan alam pikiran Yunani ke Eropa.

Artinya agama lain bebal semata.

Dan soal agama dan kekerasan: bukankah yang tergurat jelas dalam sejarah Islam juga tergurat di masa silam Eropatapi dilupakan hari itu?

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

1 menit lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

2 menit lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

10 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

13 menit lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

20 menit lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

21 menit lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

27 menit lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

32 menit lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

32 menit lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

33 menit lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya