Skandal Pengharum Ruangan DPR

Penulis

Rabu, 15 April 2015 22:01 WIB

Melonjaknya anggaran untuk pewangi ruangan di gedung DPR menjadi dua kali lipat patut dicurigai. Anggaran tahun ini sebesar Rp 2,3 miliar, padahal tahun lalu hanya Rp 1,071 miliar. Artinya, naik 100 persen. Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, untuk kebutuhan pengharum 465 ruangan dan 209 toilet, anggarannya masih kurang dari Rp 1 miliar.

Pengharum ruangan otomatis itu tentu masih sama modelnya, yaitu kotak berwarna putih yang secara otomatis akan menyemprotkan cairan pewangi dalam interval tertentu. Bila kita longok di pasaran, harga alat itu murah. Aneka merek kurang-lebih harganya Rp 100 ribu per buah. Penjelasan Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti, yang membawahkan pemeliharaan gedung, tidak menyebutkan apa kelebihan parfum ruangan tahun 2015 ini.

Tidak juga ada informasi apakah alat pengharum ruangan yang lama harus diganti setiap tahun. Bukankah dengan alat yang lama, asalkan rutin diganti baterainya, bisa dilakukan refillisi kembali cairan pewangi? Demikian pula bisa ditanyakan ihwal tempat sampah. Kenapa tempat sampah yang lama harus diganti? Penghematan kiranya harus dilakukan DPR, dan anggaran untuk itu harus segera direvisi. Pengadaan barang di DPR harus diawasi.

Kita memang butuh gedung DPR yang bersih dan nyaman. Adalah tepat bagian cleaning service juga perlu ditingkatkan, selain ruangan mesti tetap wangi. Walau demikian, anggaran untuk bersih-bersih sebesar Rp 27 miliar untuk tahun ini sebaiknya tak segera diterima. Juga anggaran pemeliharaan rumah jabatan anggota DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, yang sangat besar, Rp 32 miliar setahun.

Selain tiga hal tersebutpewangi, cleaning service, dan pemeliharaan rumah jabatanmasih ada anggaran yang janggal. Misalnya biaya makan dan perawatan medis rusa. Seperti kita ketahui, untuk memperindah kawasan DPR, sebagaimana juga di Kebun Raya Bogor, Monas, dan Taman Makam Kalibata, di taman-taman DPR dipelihara rusa yang berkeliaran bebas. Ada 58 rusa di halaman gedung wakil rakyat ini. Dokter khusus didatangkan dua kali seminggu untuk merawatnya. Biaya perawatan dan makan rusa ini sebesar Rp 600 juta. Apakah itu wajar?

Advertising
Advertising

Fadli Zon, Wakil Ketua DPR, mengaku tak tahu-menahu ihwal anggaran yang berlebihan itu. Semestinya, sebagai pucuk pimpinan DPR, dia hirau dengan potensi mark-up dalam rumah tangganya. Sebab, potensi ini bisa terjadi setiap tahun. Tahun ini kasus parfum bisa langsung disorot publik karena untuk pertama kalinya dokumen rencana pengadaan barang dan jasa ditayangkan secara elektronik untuk publik, sementara tahun-tahun sebelumnya tertutup dari publik. Bukan mustahil penggelembungan demikian telah terjadi bertahun-tahun.

Dibutuhkan pengawasan memadai terhadap pengadaan parfum dan jasa-jasa lain di lapangan. Sebab, pada tahap-tahap pelaksanaan inilah sebenarnya mafia anggaran mulai berusaha meraup keuntungan sebesar-besarnya. Adalah paradoks, ruangan DPR wangi tapi pengadaan pengharumnya berbau busuk.

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

14 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

21 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

30 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

31 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

45 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

50 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

55 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

1 jam lalu

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

P2G menerima sejumlah laporan dari guru honorer yang dipecat sekolah setelah kedatangan guru PPPK.

Baca Selengkapnya