Agar Tak Mandul Pasca-Konferensi

Penulis

Senin, 27 April 2015 01:34 WIB

Seruan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Asia-Afrika akan sia-sia jika para menterinya tidak sigap bergerak. Tuntutan Jokowi soal perlunya keadilan ekonomi dan kesejahteraan bangsa-bangsa Asia-Afrika akan seperti teriakan orang di tengah gurun bila tidak diterjemahkan ke dalam program kerja sama yang nyata. Bisa-bisa, desakan Jokowi itu akan masuk kotak-lalu terlupakan-seiring dengan berakhirnya Konferensi.

Di depan pemimpin 31 negara dan 89 perwakilan negara, Jokowi dengan gagah menyerukan tiga hal utama: pemerataan kesejahteraan ke negeri-negeri Selatan, solidaritas untuk tumbuh bersama dalam ekonomi dan konektivitas, serta stabilitas internal dan eksternal hak-hak asasi manusia. Ini kerja besar yang perlu dukungan mondial melalui apa yang disebut Jokowi sebagai reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta reformasi badan dunia lainnya, seperti International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), dan Bank Dunia.

Mengusulkan reformasi pada badan-badan internasional itu jelas bukan pekerjaan gampang. Perlu disusun langkah-langkah nyata, misalnya perlu menggandeng Cina, yang notabene merupakan raksasa ekonomi sekaligus anggota Dewan Keamanan dengan hak veto di PBB. Jepang, yang ada di daftar atas negara maju, juga tak boleh dilupakan. Jika keduanya lebih dapat mengimbangi Amerika Serikat, peran Asia bisa lebih ditingkatkan lagi. Sekadar contoh, Bank Infrastruktur Asia, yang diusung oleh Cina, berhasil menarik dukungan dari negara-negara Uni Eropa.

Kritik keras Jokowi terhadap IMF, ADB, dan Bank Dunia perlu dibaca dari dua arah. Dominasi lembaga-lembaga ini "tak akan usang" selama kawasan Selatan, termasuk Indonesia, tak memperkuat diri. Peran ketiga institusi ini akan menciut saat kita lebih mandiri. Keterlibatan mereka tak bisa dihapus begitu saja, karena kehadiran mereka kerap dikaitkan dengan kepercayaan pasar terhadap iklim investasi suatu negara. Sudah seharusnya pemerintah lebih cerdas dan hati-hati mempertahankan hubungan dengan lembaga-lembaga itu. Hadirnya Sri Mulyani di pucuk pimpinan Bank Dunia semestinya bisa menjadi jembatan Indonesia dalam merintis hubungan yang lebih positif.

Pidato Jokowi di atas membawa ingatan kita pada 23 tahun silam tatkala Presiden Soeharto mendesak urgensi serupa saat membuka 10 Tahun Peringatan Gerakan Non-Blok di Jakarta. Soeharto menyerukan reformasi PBB serta mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan di kawasan Selatan-Selatan. Sayang, seruan itu hampa. Selama hampir 2,5 dekade terakhir, 20 persen penduduk kawasan Utara tetap menguasai 70 persen sumber daya. Lebih dari 1,2 miliar warga Selatan hidup dengan pendapatan hanya US$ 2 (sekitar Rp 26 ribu) per hari.

Advertising
Advertising

Solidaritas Selatan-Selatan perlu diwujudkan dalam kerja sama kawasan yang konkret dan produktif untuk menghapus jurang ekonomi ini. Jika tak ada tindak lanjut, pidato Jokowi hanya akan menjadi seruan yang mandul. Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru bisa lebih berperan di level global-dengan memanfaatkan konektivitas Asia-Afrika.

Berita terkait

PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Secara Tertutup

2 menit lalu

PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Secara Tertutup

Tim Hukum PDIP juga akan mengikuti arahan dari Hakim PTUN mengenai berkas apa yang dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Jadwal Bola Malam Ini 2 Mei 2024: Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, Liga Conference

3 menit lalu

Jadwal Bola Malam Ini 2 Mei 2024: Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, Liga Conference

Jadwal bola pada Kamis malam hingga Jumat dinihari, 2-3 Mei 2024: Timnas U-23 di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, dan Liga Conference.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

4 menit lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

6 menit lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

7 menit lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

9 menit lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Tata Negara Anggap Gugatan PDIP di PTUN Sulit Dieksekusi

10 menit lalu

Pakar Hukum Tata Negara Anggap Gugatan PDIP di PTUN Sulit Dieksekusi

Charles pesimistis hakim PTUN bakal mengabulkan petitum PDIP untuk menganulir pencalonan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

21 menit lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

24 menit lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

24 menit lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya