Ketegasan Jenderal Badrodin

Penulis

Rabu, 6 Mei 2015 01:16 WIB

MARKAS Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia akhir-akhir ini seperti dinaungi lebih dari satu "matahari". Jenderal Badrodin Haiti, yang secara formal memimpin korps berbaju cokelat ini, terkesan tidak sepenuhnya memegang kendali. Ia pun beberapa kali menjadi "pemadam kebakaran" terhadap sejumlah langkah anak buahnya.

"Kebakaran" terakhir dipantik penangkapan kontroversial Novel Baswedan. Pada tengah malam, Jumat pekan lalu, Badan Reserse Kriminal mendatangi penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu di rumahnya untuk dibawa ke kantor polisi. Sejak 2012, polisi menjerat Novel dengan status tersangka "penganiayaan saksi" untuk kejadian di Bengkulu, 11 tahun silam, ketika ia bertugas sebagai Kepala Unit Reserse.

Penangkapan ini menuai gelombang protes dari khalayak. Mereka menganggap Badan Reserse melanjutkan kriminalisasi terhadap para petinggi komisi antikorupsi. Puluhan ribu orang menandatangani petisi daring kepada Presiden Joko Widodo dan Jenderal Badrodin agar membebaskan Novel. Lalu, melalui media massa, Presiden memerintahkan polisi untuk tidak menahan investigator andal itu.

Di sinilah Jenderal Badrodin menjadi "pemadam kebakaran" yang, sayangnya, tidak terlalu mujarab. Ia tidak bisa segera menjalankan perintah Kepala Negara. Tangannya seolah tak bisa menjangkau bawahannya, terutama Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso. Novel baru dibebaskan lebih dari 1 x 24 jam, setelah ia diangkut ke Markas Brimob Kelapa Dua, Depok; diterbangkan ke Bengkulu; dan dibawa kembali ke Jakarta. Budi Waseso juga berani mengomentari perintah Presiden--atasan langsung Kepala Polri-itu sebagai "lebay" alias berlebihan.

Sebelum Novel, Badan Reserse telah menersangkakan Ketua KPK Abraham Samad dan wakilnya, Bambang Widjojanto. Sejumlah aktivis antikorupsi juga diperkarakan. Semua itu seperti rentetan pembalasan setelah komisi antirasuah menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka, begitu Presiden Joko Widodo mencalonkannya menjadi Kepala Polri, Januari lalu.

Bulan lalu, Jokowi telah memerintahkan Kepolisian untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pemimpin dan penyidik KPK. Badrodin, yang ketika itu masih dalam proses pencalonannya menjadi Kapolri, menyatakan siap menjalankan perintah itu. Kenyataannya, ia terkesan hanya berusaha memadamkan kebakaran setelah didesak kanan-kiri. Kepala Polri selayaknya mengevaluasi anak buahnya.

Advertising
Advertising

Jenderal Badrodin seharusnya memastikan personel Kepolisian tidak menggunakan kekuasaan di luar kepentingan penegakan hukum, apalagi demi dendam segelintir elite lembaga itu. Ia sepatutnya menghentikan penelikungan atau gerakan diam-diam bawahannya. Jika perlu, perwira tinggi yang terbukti menjadi biang persoalan dicopot dari jabatannya.

Ketegasan itu diperlukan agar dia menjadi pemimpin Polri yang sesungguhnya. Jika tidak, Polri tetap akan dinaungi lebih dari satu "matahari". Jenderal Badrodin bisa saja bahkan menjadi sekadar bayang-bayang.

Berita terkait

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

18 menit lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

21 menit lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

35 menit lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

38 menit lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

46 menit lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

53 menit lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

1 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

1 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

1 jam lalu

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

Nusa Dua Bali jadi lokasi Asia Pacific Media Forum (APMF) 2024 dan The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment In Tourism in Asia Pacific 2024.

Baca Selengkapnya