Sutawijaya

Penulis

Senin, 19 Maret 2007 00:00 WIB

Adegan itu saya ingat sejak saya kanak-anak: kisah tewasnya Aryo Penangsang, adipati dari Jipangpanolan, dalam perang tanding melawan Sutawijaya.

Sebenarnya Sutawijaya tak membunuhnya. Pada suatu saat anak muda itu memang berhasil menusukkan tombaknya ke lambung Penangsang. Adipati ini pun terlontar dari kuda dengan perut robek dan usus terburai. Tapi ia sakti, ia segera bangkit lagi. Dengan tenang ia lilitkan ususnya yang berlumur darah itu ke sarung kerisnya. Namun dengan itulah ajal datang. Ketika ia hunus senjatanya yang termasyhur untuk menikam Sutawijaya, usus itu tertoreh. Putus. Penangsang pun rubuh sekali lagi. Mati.

Saya ingat adegan itu sering dihidupkan kembali di panggung ketoprak sebagai klimaks pementasan. Lalu lakon akan usai menjelang larut malam, dan orang pun pulang mengenang akhir tragis adipati Jipang ituseorang kharismatis yang pemberang dan brutal, dengan kudanya yang gagah, Gagak Rimang, dengan kerisnya yang bertuah, Setan Kober, tapi akhirnya kalah. Pesaing dalam perebutan takhta Kesultanan Demak abad ke-16 itu tak pernah jadi raja di Jawa.

Ketoprakyang digemari pelbagai lapisan masyarakat Jawaadalah sebuah teater ingatan. Di pentasnya orang memanggil masa lalu: fragmen sejarah sejak Mataram Hindu sampai dengan Mataram Islam, sejak Majapahit di abad ke-13 sampai dengan Kartasura di abad ke-17.

Cerita Aryo Penangsang termasuk dalam sejarah akhir Kerajaan Demak. Saya tak tahu kenapa adipati ini yang jadi tokoh di panggung; mungkin riwayatnya dramatis dan wataknya penuh warna, dan itu memenuhi syarat buat sebuah lakon yang memukau, seperti Richard III dalam teater Shakespeare. Sebab dalam sejarah Jawa, Penangsang sebenarnya hanya sosok yang cepat hilang di pinggir medan perubahan politik yang besar.

Advertising
Advertising

Justru tokoh abad ke-16 adalah Sutawijaya. Bermula ia cuma seorang pendekar muda di bawah perintah Mas Karebet, orang yang kemudian jadi raja di Pajang dalam pergulatan kekuasaan di Jawa abad ke-16. Tapi ternyata kemudian Sutawijayalah yang jadi pendiri Mataram Baru dan memulai dinasti yang bertakhta sejak 1586 hingga sekarang. Dialahyang kemudian bergelar Panembahan Senapatiyang di abad ke-19 dalam kitab Wedhatama dianggap sebagai tauladan "laku utama" bagi orang Jawa.

Legenda mengisyaratkan, ia datang dari keluarga petani. Ia putra Ki Ageng Pemanahan yang bernasib mujur karena kebetulan meminum air kelapa ajaib yang menyebabkannya jadi cikal-bakal para raja. Dengan kata lain, biografinya dibangun dari sesuatu yang di luar hubungan sebab-dan-akibat. Dalam adegan kematian Aryo Penangsang, di saat yang menentukan, Sutawijaya justru bukan pelaku yang menentukan.

Tampaknya selalu ada dua sisi yang tergambar dalam tokoh ini. Sutawijaya seorang pemberani; nyalinya cukup besar buat datang menghadapi Aryo Penangsang yang jauh lebih ulung dalam perang tanding. Beberapa tahun kemudian, setelah ia diangkat jadi yang dipertuan di Mentaok, karena jasanya menyingkirkan Penangsang, Sutawijaya juga yang berani menentang Sultan Pajang yang semula disembahnya. Pajang akhirnya tak berdaya, dan di tahun 1584 Mataram berdiri. Dalam hal seperti ini Sutawijaya punya sisi hidup yang lain: ia selalu tampak diberkahi.

Di Yogyakarta, di mana sebutan "Mataram" tetap sebuah kebanggaan, masih ada jejak berkah itu. Sekitar 10 kilometer ke arah selatan ada tempat bernama Bambang Lipura. Di sanalah konon Sutawijaya muda menerima wahyu "lintang johar" dari Tuhan.

Tampak, pendiri Mataram ini sering dikaitkan dengan yang sakral. Di situlah Wedhatama menarik: di dalam kitab ini, yang sakral itu ditampilkan sebagai yang meluluhkan yang profankekuatan yang lahiriah, yang jasmani dan duniawi.

Kitab Wedhatama, yang tak putus-putusnya dibaca dan ditembangkan di ruang keraton, di tepi sawah, dan di emper toko, menggambarkan Panembahan Senapati sebagai orang yang gemar berkelana di waktu sepi, tahan tak makan dan tak tidur, ingin mencapai "hati yang hening", ingin mardawa ing budya tulus ("bersikap halus, sabar, dan tulus dalam menggunakan pikir"). Dilukiskan pula Senapati selalu berbicara lembut kepada sesama, dan siang-malam menumbuhkan rasa yang nyaman di hati orang lain.

Mungkin deskripsi itu tak sesuai dengan sejarah. Tapi yang penting, syair itu berniat menonjolkan Senapati bukan sebagai penaklukmeskipun ia, lewat pertentangan dan kekerasan, jadi penguasa yang paling kukuh di Jawa. Ia tak menaklukkan liyan, ia tak memperhamba manusia lain dan dunia di luar dirinya. Bahkan laut di Selatan itu ia jadikan pendamping (itulah makna mitologi tentang Ratu Kidul yang dipersuntingnya), justru ketika luasnya samudra seakan-akan dapat digenggamnya dalam tangan, dalam diri, dalam hati:

Kinemat kamot ing ndriya Rinegam sagegem dadi

Dengan kata lain, ia jauh dari bagian dunia yang profandunia tempat manusia mengalahkan yang lain. Penaklukan tak ada hubungannya dengan berkah yang tak terduga-duga, tak ada hubungannya dengan wibawa yang hening dalam mysterium-nya. Kekuasaan yang kasar tampak begitu sepele ketika disandingkan dengan yang sakral, yang mungkin disebut Hidup, di mana berkah bekerja.

Kitab Wedhatama ingin mengajarkan pengetahuan tentang agama ageming aji, "agama mereka yang luhur". Tapi karena Senapati adalah tauladannya, "pengetahuan" dan "agama" itu tak sama dengan kepintaran berkhotbah di masjid dan memperketat syariatsesuatu yang oleh Wedhatama dicemooh sebagai pameran kekuatan lahiriah.

Bagi Wedhatama, "agama" yang luhur adalah agama yang biasa "menyampaikan kabar yang ramah", mamangun marta martani: kabar yang tergetar oleh yang sakral. Di sanalah Panembahan Senapati adalah si Sutawijaya yang bersyukur dan menyadari diri sebagai bagian nasib yang tak terduga-duga, sejak Aryo Penangsang tewas tanpa ia membunuhnya.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

7 menit lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

9 menit lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

18 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

30 menit lalu

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

Universitas Jambi atau Unja menyediakan fasilitas ujian untuk UTBK sebanyak 16 laboratorium dan dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

42 menit lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

54 menit lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

55 menit lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

1 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

1 jam lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya