Tim Seleksi demi KPK yang Kuat

Penulis

Selasa, 19 Mei 2015 21:52 WIB

APA langkah strategis yang akan dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam waktu dekat? Jawabannya adalah berupaya sekuat tenaga untuk menempatkan orang dalam tim panitia seleksi pemilihan pimpinan KPK. Bila ingin mengendalikan dan bahkan menghancurkan lembaga antikorupsi, menjadi anggota tim panitia seleksi merupakan posisi paling strategis selain, tentu saja, menjadi pimpinan KPK.

Kemungkinan adanya manuver itu tak boleh diabaikan Presiden Joko Widodo. Ia harus ekstra hati-hati dalam menetapkan anggota tim pansel yang kabarnya sudah bakal diputuskan pada pekan ini. Belasan tokoh disebut-sebut telah berada di tangan Presiden untuk dipilih.

Sejumlah nama dalam daftar itu memiliki rekam jejak yang bagus dalam pemberantasan korupsi. Sekadar menyebut sedikit nama, misalnya akademikus Universitas Indonesia, Imam Prasodjo; ahli hukum tata negara, Saldi Isra; atau bekas Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas. Namun nama yang komitmennya dalam memperkuat KPK diragukan juga ada.

Yang dinilai beberapa pihak, salah satunya oleh Indonesia Corruption Watch, berada di kelompok itu antara lain ahli hukum Romli Atmasasmita dan ahli hukum tata negara Margarito Kamis. Mereka pernah berseberangan dengan KPK, ketika menjadi saksi ahli yang membela Budi Gunawan--kini Wakil Kepala Polri--dalam sidang praperadilan untuk kasus dugaan rekening mencurigakan. Margarito, misalnya, sempat menyatakan Budi harus dilantik sebagai Kapolri, walau soal rekening jumbonya masih dianggap bermasalah.

Presiden harus benar-benar menimbang nama-nama anggota tim panitia seleksi. Kehati-hatian tidak hanya ditujukan pada dua nama tadi, tapi juga nama-nama lain. Mereka semua perlu ditelisik rekam jejaknya. Termasuk, harus berhati-hati pada usulan nama anggota pansel yang berasal dari partai.

Bukan rahasia lagi bahwa partai, melalui DPR, berkali-kali menunjukkan niatnya untuk melemahkan KPK. Banyaknya kasus korupsi yang melibatkan kader partai atau anggota legislatif akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan bila wakil partai masuk sebagai komisioner KPK. Maka, Presiden semestinya tidak melibatkan unsur partai politik dan afiliasi dengan parpol dalam pemilihan tim pansel.

Advertising
Advertising

Keputusan presiden dalam memilih anggota panitia seleksi sebetulnya akan mudah bila patokan-patokan ini diikuti: Para anggota panitia tak hanya harus jujur, berintegritas, bereputasi baik, tapi juga tak boleh memiliki konflik kepentingan dengan KPK. Selain itu, komitmen mereka dalam pemberantasan korupsi harus sudah teruji.

Syarat ketat itu diperlukan karena KPK saat ini tengah berada di pusat gempuran bertubi-tubi oleh para pendukung koruptor. Tekanan begini tak akan pernah berhenti selama KPK menjalankan tugasnya memberantas korupsi. Maka, KPK membutuhkan para pemimpin yang tak hanya tangguh dalam mengejar para koruptor, tapi juga independen dan tahan gempuran. Itulah kekuatan KPK yang harus senantiasa dijaga.

Berita terkait

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

2 menit lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

3 menit lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

3 menit lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

7 menit lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

12 menit lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

15 menit lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

18 menit lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

18 menit lalu

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

Akibat cedera kaki, Hyein NewJeans tidak dapat mengikuti aktivitas promosi single baru

Baca Selengkapnya

Ratusan Warga Hadiri Halalbihalal Rempang, Terus Suarakan Tolak Relokasi

20 menit lalu

Ratusan Warga Hadiri Halalbihalal Rempang, Terus Suarakan Tolak Relokasi

Selain ajang silaturahmi, momen ini menunjukkan sikap warga Rempang yang masih menolak relokasi sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Mulai Besok, 520 Ribu Tiket KAI Sudah Ludes Terjual

22 menit lalu

Long Weekend Mulai Besok, 520 Ribu Tiket KAI Sudah Ludes Terjual

Angka penjualan tiket kereta terus bergerak seiring dengan mendekati masa long weekend.

Baca Selengkapnya