Sang Fundamentalis

Penulis

Senin, 21 Mei 2007 00:00 WIB

Jerry Falwell meninggal dalam umur 73 di kantornya pekan lalu, dan dunia kehilangan sebuah contoh yang baik tentang hubungan iman dan kebencian.

Falwell bukan orang galak dan bengis. Saya bayangkan ia, yang bertubuh gemuk dengan bentuk mirip bakpao, banyak ketawa, hangat, bicara kepada orang tanpa jarak. Tapi ada sesuatu dalam masyarakat tempat ia hidupmasyarakat Amerika di abad ke-20 dan awal ke-21yang menyebabkan pendeta Kristen seperti Falwell, dengan Injil di tangan, secara luas didengar, didukung, dapat sokongan berjuta dolar, didekati kaum politisi tingkat nasional, justru ketika ia membawa berita yang muram, tapi paradoksal: Amerika adalah tanah yang dijanjikan Tuhan, "Yerusalem Baru," tapi negeri ini sedang terancam, sebagaimana dunia sedang terancam. Musuh ada di mana-mana. Terorisme hanya salah satunya. Amerika harus diselamatkan.

"Amerika", bagi Falwell, adalah negeri orang-orang kulit putih yang diancam orang hitamsebab itulah ia memusuhi gerakan Martin Luther King yang menuntut hak-hak yang sama bagi si "negro". Sebab itu pula ia menolak sanksi kepada rezim apartheid di Afrika Selatan.

"Amerika", bagi Falwell, adalah negeri mereka yang Protestan, yang bersembahyang, yang diancam orang Katolik, atau Yahudi, atau Islam, ataudalam kekuatan yang lebih besarorang-orang "sekuler". Dalam deretan musuh dan pencemar ini, kini ditambah kaum homoseksual, majalah Penthouse dan Playboy, pendukung aborsi, mereka yang komunis, yang kiri, penentang perang Irak, dan entah apa lagi.

"Kita sedang melawan humanisme, kita sedang melawan liberalisme kita sedang melawan semua sistem Setan yang menghancurkan bangsa kita sekarang," demikianlah Falwell berseru. Ia tak jarang mengutip Wahyu 19 dalam Injil: di sana Yesus digambarkan memegang sebilah "pedang tajam" dan meluluhlantakkan bangsa-bangsa. Atau mengutip Perjanjian Lama, yang menyambut Tuhan sebagai "Tuhan Perang".

Advertising
Advertising

Tak mengherankan bila ia dan mereka yang tergabung ke dalam apa yang sering disebut sebagai "Kristen Kanan", mengukuhkan diri sebagai kekuatan politik. Pada 1979, Falwell membentuk "Moral Mayoritas", dengan klaim bahwa suara orang-orang yang taat beragama adalah suara moral dan bahwa mereka didukung sebagian besar rakyat Amerika. Mereka mendukung Partai Republik. Mereka ini yang menyebabkan Bush kini jadi presiden.

"Ide bahwa agama dan politik tak bisa bercampur ditemukan oleh Setan", kata Falwell dalam sebuah khotbah 30 tahun yang lalu. "Jika kita akan menyelamatkan Amerika dan membuat Injil diterima di dunia, kita tak dapat menerima filsafat sekuler, yang secara diametral bertentangan dengan kebenaran Kristen," katanya pula, sebagai alasan bagi mobilisasi politik yang sedang disiapkannya.

Politik Falwell tentu saja politik kecemasan dan paranoiapolitik kekurangan, yang mengharapkan hidup steril dari baksil dan virus dan segala yang ganjil. Dengan kata lain, politik untuk menghapus dan membabat yang tak sama dengan "kita", yang beda.

Saya kira memang itulah yang terjadi dengan fundamentalisme. Siapa yang percaya bahwa teks kitab suci adalah sesuatu yang tak tersentuh sejarah akan memandang sejarah sebagai najis.

Itulah sebabnya kaum fundamentalis, Kristen, Islam, Yahudi, atau Hindu menyimpan pesimisme yang radikal: sejarah berjalan terus, perubahan akan terjadi, beda tak dapat dicegah.

Maka bagi kaum fundamentalis, masa kini adalah kemerosotan, terutama kemerosotan akhlak. Masa lalu dibayangkan sebagai masa yang murniseakan-akan tak ada dosa dan mala di masa itu. Dengan sendirinya, masa depan adalah jurang terkutuk: Dajal atau Antikristus akan datang.

Tapi pesimisme yang radikal membutuhkan optimisme yang radikal pula, agar hidup tidak kehilangan makna, agar Tuhan tak sia-sia. Maka setelah Antikristus akan datang, sebuah akhir yang indah akan terjadi: ia akan dikalahkan oleh Messiah dalam sebuah perang besar terakhir, di Armagedon.

Di sini sebenarnya politik Falwell dan kaum fundamentalis menunjukkan kontradiksi yang tak bisa mereka pecahkan. Jika Messiah memang yang ditunggu, Armagedon perlu, demikian juga saat datangnya Antikristus. Maka orang seperti Falwell, yang menyebut diri "Zionis", mendukung Israel, tapi Israel sebagai sarana untuk perang. Kaum "Kristen Kanan" dan beberapa cabang fundamentalisme Kristen, terutama kalangan "dispensasionalis", tak gembira dengan usaha perdamaian, tak menyukai lembaga macam PBB. Mereka percaya Armagedon akan berkobar di Tanah Suci, Yesus akan datang, dan orang macam Falwell akan hidup dalam rahmat.

Tapi jika hidup dalam rahmat itu yang ditunggusetelah melalui masa kemerosotan dan peperangan terakhirorang macam Falwell sebenarnya tak perlu "menyelamatkan Amerika". Tak perlu pula perang melawan "liberalisme", "sekularisme", Islam, homoseksual, pendukung aborsi.

Yang mungkin bisa jadi penjelasan kemudian bukanlah argumen theologis, melainkan psikologis. Bukan fundamentalisme yang melahirkan kebencian, kecemasan dan paranoia, melainkan sebaliknya. Falwell, Al-Qaidah, Ku Klux Klan, Jemaah Islamiyah, tidak lahir dari teks suci. Mereka lahir dari sesuatu yang kian tak terbendung di zaman ini: yang beda, yang lain, yang bukan aku, liyan, datang berduyun-duyun, silih berganti. Dan itu semua, bagi mereka, dengan jiwa yang dirundung rasa tak aman terus-menerus, sangat mengganggu.

Jerry Falwell hanya salah satu gejalanya. Ia kini tak ada lagi. Saya tak tahu apakah dengan kebencian ia bisa masuk ke surga. Tapi di kubur, setidaknya yang saya lihat dari luarnya, yang mati telah mencapai sesuatu yang tak diperoleh oleh yang hidup: kesamaan, tanpa sejarah.

Goenawan Mohamad.

Berita terkait

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

6 menit lalu

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

"Tidak terjadi perubahan atau pergeseran suara Partai Hanura," kata kuasa hukum KPU Ali Nurdin di gedung MK.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

12 menit lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

14 menit lalu

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Film KHD merupakan debut Gina S. Noer dalam menggarap film bertema sejarah dan Maudy Ayunda sebagai produsernya.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

27 menit lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

31 menit lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

35 menit lalu

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

Penikmat fashion Andien Aisyah memberikan beberapa tips padu padan warna dan motif pakaian agar tetap enak dilihat dan tidak membosankan.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

36 menit lalu

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

Suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar terhindar dari heat stroke.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

39 menit lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

46 menit lalu

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2024, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas.

Baca Selengkapnya

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

50 menit lalu

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

Drama dengan tema perjalanan waktu seperti Lovely Runner memiliki daya tarik tersendiri

Baca Selengkapnya