Identitas Kota

Penulis

Kamis, 23 April 2015 02:10 WIB

Mustafa Ismail, pegiat kebudayaan, @musismail


Jika kita jalan-jalan ke sebuah kota, kita kerap menemukan jargon kota di spanduk atau di papan iklan. Misalnya, “Beriman” (bersih, indah, nyaman).


Apa makna jargon-jargon itu, ketika ternyata kota itu kotor, semrawut, dan karena itu menjadi tak nyaman. Itu hanya contoh. Tapi bukan itu saja persoalannya. Bukan cuma soal tidak sesuainya jargon dengan fakta di lapangan.


Persoalan paling krusial adalah identitas alias “kelamin” sebuah kota. Saya ingin memulai diskursus ini dengan pertanyaan berikut. Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar Kota Yogyakarta, Pekalongan, Bandung, Aceh? Lalu, apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar nama Tangerang Selatan, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan kota-kota lain di Jabotabek?


Sebuah kota dibentuk oleh sejumlah unsur, antara lain manusia dan kebudayaannya. Mulanya manusia, secara sendiri-sendiri atau berkelompok, mendiami sebuah tempat, lalu menjadi komunitas. Mereka kemudian meleburkan sistem nilai masing-masing dan membentuk sebuah sistem nilai baru.


Advertising
Advertising

Nilai-nilai itu mereka aplikasikan lewat laku dan interaksi sosial, bangunan, gedung, rumah, jalan, kebiasaan, kesenian, hingga tata (aturan) pergaulan. Maka terbentuklah kebudayaan. Ini adalah sistem, yang menurut Clifford Geertz, tentang konsepsi-konsepsi berwujud simbol, “yang dengan cara ini manusia berkomunikasi, melestarikan, serta mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.”


Proses tumbuhnya kebudayaan, di desa maupun di kota, sama saja, yakni adanya sebuah aktivitas dan arus masyarakat. Bedanya ada pada tafsir dan cara padang. Orang desa lebih cenderung memandang “sesuatu” dalam konteks kebutuhan. Seseorang membeli sesuatu karena fungsinya, bukan karena citra yang melekat pada sesuatu tersebut.


Pakaian, misalnya, bagi orang desa untuk menutup tubuh. Namun, bagi orang kota, pakaian juga alat kebutuhan sosial. Karena itu, mahalnya pakaian seseorang merupakan perwujudan kedudukan sosial si pemakai (Soerjono Soekanto, 2012: 139).


Kini batas antara desa dan kota menjadi begitu tipis dan makin sulit dibedakan. Sama halnya ketika kita menjadi kesulitan untuk merumuskan apakah yang disebut kota dan apa yang disebut desa. Sebab, dalam kerangka kebudayaan, kota tidak cuma dalam arti fisik, seperti adanya mal, ruko, pusat belanja, dan seterusnya. Tapi juga cara berpikir dan berperilaku sosial. Hal itu menjadi citra sebuah kota, namun bukan identitas.


Adapun identitas sebuah kota terbentuk oleh kondisi, karakter, dan keunggulan kompetitif yang dimiliki kota tersebut. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang berbeda dengan kota-kota lain. Unik. Khas. Istimewa. Pekalongan, misalnya, keunggulan kompetitifnya adalah batik, maka Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Aceh, mempunyai keunggulan kompetitif di bidang agama (Islam). Islam masuk pertama di sana, maka melekat namanya sebagai Kota Serambi Mekah.


Nah, apa keunggulan kompetitif kota Anda, termasuk kota-kota di Jabodetabek ini? Inilah yang perlu digali dan dirumuskan. Setiap kota pasti punya keistimewaan. Jangan sampai kota tak punya kelamin atau identitas.


Jadi, identitas kota bukanlah jargon-jargon yang tertulis besar-besar di spanduk atau billboard di berbagai sudut kota tersebut. Itu hanya citra, alias pepesan! *

Berita terkait

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Perkotaan Berkelanjutan

16 Desember 2023

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Perkotaan Berkelanjutan

RDTR bukan hanya sebagai alat perencanaan, tetapi juga sebagai wahana inovasi yang juga mempertimbangkan beberapa isu global yang dihadapi

Baca Selengkapnya

Pakar Tata Kota Sebut Tata Ruang Jakarta Jadi Pemicu Banjir

27 Oktober 2022

Pakar Tata Kota Sebut Tata Ruang Jakarta Jadi Pemicu Banjir

Nirwono Joga menyebut banjir Jakarta adalah konsekuensi logis.

Baca Selengkapnya

Hormat kepada Dosen yang Ubah Cara Pandangnya, Ridwan Kamil Kirim Batik dan Foto

28 Agustus 2021

Hormat kepada Dosen yang Ubah Cara Pandangnya, Ridwan Kamil Kirim Batik dan Foto

Ridwan Kamil mengenalkan dosen pembimbingnya saat mengambil magister di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta DKI Dinobatkan Sebagai Kota dengan Tata Ruang Kota Terburuk di Dunia

25 Agustus 2021

Fakta-fakta DKI Dinobatkan Sebagai Kota dengan Tata Ruang Kota Terburuk di Dunia

Jakarta mendapat peringkat pertama kota dengan desain perencanaan tata ruang kota terburuk di dunia. Apa kata DPRD DKI dan pakar?

Baca Selengkapnya

Efisiensikan Perencanaan Kota, Bank Dunia Beri Sejumlah Saran Ini

9 November 2019

Efisiensikan Perencanaan Kota, Bank Dunia Beri Sejumlah Saran Ini

"Saya menyarankan investasi dan perencanaan harus tersinkronisasi," ujar Senior Urban Development Specialist dari Bank Dunia, Gayatri Singh.

Baca Selengkapnya

IMB Akan Dihapus, Begini Dampaknya ke Penataan Ruang Kota

24 September 2019

IMB Akan Dihapus, Begini Dampaknya ke Penataan Ruang Kota

Pemerintah sebaiknya berfokus untuk membenahi proses pengurusan IMB, bukan malah menghapuskannya.

Baca Selengkapnya

2035, PUPR: 75 Persen Masyarakat Hidup Berdesak-desakan di Kota

4 Juli 2018

2035, PUPR: 75 Persen Masyarakat Hidup Berdesak-desakan di Kota

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan jumlah penduduk yang hidup di perkotaan terus meningkat tiap tahunnya.

Baca Selengkapnya

CEO Lippo Group Bicara Soal Status Tata Ruang Meikarta

21 Maret 2018

CEO Lippo Group Bicara Soal Status Tata Ruang Meikarta

Lippo Group menyebutkan semua perizinan pembangunan dan penyesuaian tata ruang atas proyek Meikarta di Cikarang, Jawa Barat, terus dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kota-Kota Ini Dipersiapkan Jadi Kota Baru, Apa Saja Fasilitasnya?

20 Maret 2018

Kota-Kota Ini Dipersiapkan Jadi Kota Baru, Apa Saja Fasilitasnya?

Pembangunan kota baru tengah menjadi permasalahan di berbagai negara. Beberapa kota ini direncanakan akan menjadi kota baru di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Revisi Perda Zonasi, Ingin Seperti Silicon Valley

12 Februari 2018

Sandiaga Uno Revisi Perda Zonasi, Ingin Seperti Silicon Valley

Perda 1/2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi yang direvisi, kata Sandiaga Uno, tidak akan menyalahi aturan.

Baca Selengkapnya