Jangan Remehkan Virus Corona

Penulis

Senin, 8 Juni 2015 23:17 WIB

Keputusan pemerintah tak melarang warga negara Indonesia bepergian ke Korea Selatan, yang kini sedang dilanda penyakit Middle East respiratory syndrome corona virus (MERS-CoV), bisa dipahami. Sebab, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun hingga kini belum mengeluarkan larangan bepergian ke Korea Selatan.

Kebijakan serupa diambil WHO ketika wabah virus ebola merebak di sejumlah negara pada 2014, seperti di Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Meski hingga akhir Oktober 2014 lembaga itu melaporkan 13.567 kasus ebola dan 4.922 kematian (36,28 persen), tak ada larangan untuk pergi ke negara-negara tersebut.

MERS-CoV pertama kali diidentifikasi pada Maret 2012 di Arab Saudi. Nama virus ini merujuk ke kata bahasa Latin "corona", yang berarti mahkota. Di bawah mikroskop, virus ini terlihat seperti mahkota. Setelah muncul di Arab, virus ini menyebar ke Eropa serta negara-negara lain, dan belakangan menclok di Korea Selatan.

Hingga awal Februari 2015, WHO mencatat MERS-CoV positif telah menginfeksi 971 orang dengan sedikitnya 356 penderita meninggal (36,66 persen). Di Korea Selatan, hingga kemarin tercatat 87 kasus MERS-CoV dengan 6 orang (6,90 persen) tewassecara angka terbilang kecil. Namun virus masih merebak sehingga angka kematian belum bisa diduga.

Karena itu, pemerintah tak boleh meremehkan bahaya virus corona. Membolehkan warga Indonesia ke Korea Selatan adalah satu hal. Terus melakukan sosialisasi tentang MERS-CoV ihwal bahaya, pencegahan, dan penanganannya merupakan hal lain yang jauh lebih penting. Sosialisasi juga perlu diimbangi dengan tersedianya laboratorium penguji virus dan penunjangnya, serta rumah sakit rujukan yang bisa menangani pasien yang terinfeksi virus ini.

Advertising
Advertising

Terbitnya buku Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi MERS-CoV oleh Kementerian Kesehatan pada 2013 merupakan langkah yang patut diapresiasi. Setidaknya, bakal ada kesamaan pandangan dan penanganan di kalangan medis dalam menghadapi virus tersebut. Namun, agar tak berhenti sebatas imbauan, penyebaran isi buku tersebut harus terus dilakukan. Dengan demikian, kesadaran akan bahaya penyakit ini kian tumbuh, terutama di kalangan mereka yang hendak pergi ke negara yang terjangkit virus ini, seperti Korea Selatan.

Bagi mereka yang sedang di Korea Selatan atau pulang dari sana dan merasakan gejala-gejala seperti demam 38 derajat Celsius atau lebih, batuk, dan pneumonia (radang paru), harus segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Anjuran serupa berlaku bagi wisatawan Korea Selatan yang datang ke Indonesia, yang setiap tahun jumlahnya diperkirakan lebih dari 500 ribu. Dengan demikian, deteksi dan diagnosis dini bisa didapat.

Hingga saat ini belum ada pengobatan tokcer untuk MERS-CoV. Karena itu, menggantungkan urusan ini hanya kepada pemerintah bukanlah hal tepat. Langkah terbaik adalah melakukan pencegahan dengan menghindari kontak erat dengan penderita, memakai masker, dan menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun.

Berita terkait

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

3 menit lalu

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

Gibran tampak terkejut saat ditanya soal sikap Ganjar yang menyatakan akan menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

3 menit lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

3 menit lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

3 menit lalu

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

Prabowo disinyalir membentuk kabinet gemuk, bagaimana perbandingan dengan presiden sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

6 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

8 menit lalu

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

Energi terbarukan akan ada sepanjang masa, jika dimanfaatkan dan digunakan dengan tepat. Simak contoh-contoh yang termasuk dalam energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

9 menit lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

10 menit lalu

Reaksi Gerindra Soal PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Gerindra menyebut disiapkannya Eko Patrio jadi menteri menandakan Zulhas sudah berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

12 menit lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

12 menit lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya