Cermin

Penulis

Senin, 7 Januari 2008 00:00 WIB

Tahun adalah cermin. Di depannya, setiap sehabis 31 Desember, akan saya lihat: guratan umur makin keras. Keriput makin banyak. Pori-pori kulit membesar. Rambut rontok.

Dan waktu kembali jadi angka: jika tahun ini kau rayakan ulang tahun ke-50, atau ke-60, atau lebih, kita tahu jangka waktu hidup yang sama tak akan tercapai lagi. Ujung jalan itu sudah tampak.

Dalam arti itulah masa depan jadi lebih tertentu: hidup akan berakhir. Saya pasti tak akan menyaksikan 7.000.000 batang muda yang ditanam tahun lalu tumbuh jadi pohon tinggi dan rimbun, seperti deretan pokok asam dan mahoni di tepi jalan di kota saya masa kecil. Saya tak akan melihat tanah air kaya kembali dengan hutan tropis yang lebat. Saya pasti tak akan merasakan jalan-jalan tak lagi macet, polusi udara berkurang karena bensin tak lagi dipakai, dan bulan tak kusam ketika malam purnama, dan di Jakarta, di ibu kota, sesuatu yang lebih manusiawi hadir bahkan di rumah sakit umum, di penjara, di kaki lima, dan museum dan teater dikunjungi, bangunan baru terawat dan bangunan lama selesai dipugar, dan stasiun kereta api gaya Art Deco di wilayah Kota yang sudah lama tak terawat itu mempesona kembali. Ya, banyak sekali yang pasti tak akan saya alami.

Tapi siapa yang dapat mengatakan, hal-hal indah itulah yang akan terjadi. Bagaimana bila sebaliknya? Bagaimana jika kelak ribuan dusun dan kota hilang tenggelam oleh laut yang menggelegak karena kutub utara jadi cair? Bagaimana jika yang terjadi adalah bentrokan berdarah yang tak henti-hentinya, karena masyarakat jadi amat timpang antara kaya dan miskin, dan sumber-sumber alam kikis, dan orang marah kehilangan rasa keadilan? Bagaimana jika mereka yang lemah terus tertekan oleh kemahakuasaan uang, ketidakjujuran pejabat negara, dan sifat represif dari lembaga-lembaga adat dan agama?

Saya, seperti Anda, tak tahu bagaimana menjawab itu. Orang mampu menyusun statistik, membuat prediksi, memperkirakan probabilitas. Tapi kita tahu hidup tak bisa distatistikkan, karena yang tak lazim selamanya bisa terjadiatau memang selalu terjadi.

Advertising
Advertising

Ada sebuah sajak Chairil Anwar:

Kalau datang nanti topan ajaibmenggulingkan gundu, memutarkan gasingmemacu kuda-kudaan, menghembus kapal-kapalanaku sudah lebih dulu kaku

Ketika aku jadi kaku, ketika kematian itu datang, itu adalah "ketika" yang probabilitasnya praktis 100 persen. Tapi tak urung, ada kemungkinan yang menakjubkan akan terjadi: "topan ajaib" yang "menggulingkan gundu, memutarkan gasing".

Bahwa kita bisa merasakan yang ajaib itu sebetulnya sebuah keajaiban tersendiri. Bahwa kita bisa menghayati, bahkan menghasilkan, sesuatu yang tak disangka-sangka, itu menunjukkan betapa hidup tak semuanya buah sebab dan akibat, tapi juga kejutan demi kejutan.

Determinisme selamanya meleset. Ada yang dalam filsafat kini disebut sebagai "kejadian", setidaknya semenjak Heidegger menyebutnya sebagai Eregnis: sesuatu yang terjadi di luar hubungan kausal. Seperti ketika sederet nada muncul dalam sebuah komposisi musik: nada yang satu tak disebabkan, atau menyebabkan, nada yang di sebelahnya; masing-masing hadir, terdengar, entah dari mana. Di situ kita tahu, hidup bergerak didorong oleh elan vital yang kreatif, dan yang tak terduga-duga datang, memukau, bukan oleh satu titik yang kukuh di ujung sana dari sebuah garis lurus. Tak ada garis lurus. Kita tak tahu dari mana sajak Chairil, komposisi Cornel Simanjuntak, dan kanvas Zaini mulai. Semuanya "kejadian". Itu sebabnya dalam pemikiran Deleuze, "kejadian" sama saja maknanya dengan "penciptaan".

Maka tahun tak hanya ibarat cermin tempat kita berkaca melihat proses keuzuran. Tahun juga sebuah tanda waktu yang tak sempurna, "titimangsa" yang hanya satu sisi.

Sebabjika kita teruskan meminjam uraian Deleuze (yang mengembangkan buah pikir para filosof sebelumnya)ada waktu sebagai Chronos, ada waktu sebagai Aion. Yang pertama adalah waktu yang merupakan satu rangkaian "kini" yang bisa diukur, diingat, dan disusun sebagai urutan. Yang kedua adalah waktu kreatif, waktu "kejadian", waktu kejutan. Dikatakan secara lain, itulah "waktu yang copot dari sendi", time out of joint, untuk memakai kata-kata Hamlet kepada sahabatnya, Horatio, setelah (demikianlah tersebut dalam lakon Shakespeare) hantu ayahnya datang memberi tahu rahasia yang mengerikan di takhta Denmark.

Waktu yang "copot dari sendi" memang terasa mencemaskan. Tapi rasa cemas itu tak melumpuhkan manusia. Dalam waktu sebagai Aion, manusia seakan-akan terlontar. Ia mengalami kebebasan dari hukum sebab dan akibat, tapi dengan itu ia masuk di momen "kejadian". Seperti nada B minor yang muncul dalam harmoni, "kejadian" tak berlangsung dalam waktu yang sudah disusun; ia justru membuka waktunya sendiri. Bahkan pada akhirnya "kejadian" atau "penciptaan" tak bisa selamanya berada dalam harmoni. Deleuze melukiskannya dengan membandingkan musik Baroque dan neo-Baroque: sebuah peralihan dari penyelesaian atau cakupan harmonis ke dalam sebuah susunan yang macam-macam nada, termasuk yang sumbang, atau, dalam kata-kata komponis Boulez, "sebuah polifoni dari pelbagai polifoni".

Hidup adalah sebuah polifoni, bergerak, memencar, multi-lipatan yang tak henti-henti. Kematian hanyalah salah satu momen di dalamnya. Haruskah saya sesali, jika itu terjadi? Tiba-tiba saya temukan lagi satu kutipan yang ditulis Deleuze: "Yang terbaik dari semua dunia yang mungkin bukanlah dunia yang mereproduksi yang abadi, melainkan yang jadi tempat di mana ciptaan baru diproduksi".

Yang abadi tak akan di sini. Di depan cermin tetap akan tampak rambut rontok dan kulit mengeriput. Juga napas kian lemah. Tapi entah di mana dalam evolusi hidup, ada "topan ajaib" yang seakan-akan menggerakkan bahkan mainan yang mati: "memutarkan gasing, memacu kuda-kudaan, menghembus kapal-kapalan."

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

1 menit lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 menit lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

8 menit lalu

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak akan menjadi pertandingan kedua Skuad Garuda yang dipimpin wasit Majed Mohammed Al Shamrani.

Baca Selengkapnya

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

18 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

19 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

19 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

19 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

22 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

27 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

27 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya