Tragedi Mei

Penulis

Senin, 18 Mei 2015 00:55 WIB

Tom Saptaatmaja, Alumnus St Vincent de Paul


Mencoba membuka misteri kerusuhan Mei 1998 memang sulit. Ada sejumlah pihak yang justru mencoba menutupi dengan rapat dan rapi. Kenyataan ini tentu sangat getir bagi para korban dan keluarganya. Simak saja ibu Ruyati Darwin, 67 tahun, yang masih terus mencari Teten Karyana, 32 tahun, yang ikut menjadi korban Tragedi Mei 1998. Teten meninggal saat terjebak dalam kebakaran Yogya Plaza, salah satu pusat belanja di Klender, Jakarta Timur.


Penderitaan Ruyati yang teramat pedih ternyata kerap hanya dianggap sebagai angin lalu. Rezim sebelum Jokowi dengan perangkat hukumnya yang seharusnya menegakkan keadilan bagi korban ternyata lebih suka melindungi kepentingan pelaku atau dalang dari peristiwa itu. Impunitas sungguh diberlakukan dalam Tragedi Mei.


Tim Pencari Fakta telah merekomendasikan cukup banyak bukti. Sayang banyak bukti yang diserahkan telah hilang atau sengaja dihilangkan. Yang sekarang tersisa hanya fotokopi dari dokumen itu.


Yang menjengkelkan, jasad korban Tragedi Mei pun dikecilkan keberadaannya. Misalnya, dengan menyebut potongan tubuh yang ditemukan hangus dalam peristiwa terbakarnya Plaza Sentral Klender, Jakarta Timur, bukan orang, melainkan manekin.


Advertising
Advertising

Upaya penggelapan semacam itu masih terus terjadi. Akibatnya peristiwa seperti Tragedi Mei hingga sekarang masih mandek menjadi misteri yang entah sampai kapan akan terungkap.


Padahal pengungkapan dan penegakan hukum bagi pelaku Tragedi Mei sangat penting. Bukan hanya sangat penting bagi upaya menegakkan keadilan dan tanggung jawab negara bagi para korban, tapi juga menjaga dan menyelamatkan citra negeri kita di mata masyarakat internasional. Kalau masyarakat internasional melihat ada penegakan hukum yang sungguh-sungguh di negeri kita, maka mereka, khususnya para investor, tidak akan sungkan lagi menanamkan modalnya di negeri kita.


Seperti kita tahu, korban Tragedi Mei 1998 ternyata tidak hanya terkait dengan perempuan Tionghoa. Tapi juga meliputi berbagai investor yang dulunya banyak sekali dari Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Filipina, maupun Thailand.


Namun, di atas segala-galanya, pengungkapan Tragedi Mei sesungguhnya sangat penting pertama-tama demi penghargaan, tanggung jawab, sekaligus keadilan bagi para korban. Pengungkapan juga perlu untuk menguji kematangan dan kedewasaan kita sebagai bangsa. Kedewasaan bangsa bisa diukur dari keberanian bangsa itu menatap masa lalunya. Di Atlanta City, Georgia, Amerika Serikat, terdapat makam Martin Luther King Jr dan museumnya. Di museum itu biasa diputar film-film bagaimana orang “Afro-American” atau bisa disebut orang kulit hitam didiskriminasi atau disiksa oleh warga kulit putih karena hukum segregasi yang diterapkan oleh negara. Keberadaan makam atau museum itu hanya salah satu bukti betapa AS merupakan bangsa yang tidak malu mengakui masa lalunya yang buruk demi kemajuannya di masa depan.


Presiden Jokowi berjanji hendak menuntaskan Tragedi Mei. Gubernur DKI Jakarta Basuki juga meresmikan Prasasti Mei '98 di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Rabu (13 Mei). Prasasti itu terwujud berkat upaya Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Lewat prasasti itu, negara coba diingatkan untuk menyelesaikan Tragedi Mei 1998. *

Berita terkait

Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

1 Februari 2024

Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

Menteri Hukum dan HAM menerima sejumlah advokat dari TPDI yang meminta penuntasan kasus Kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

15 Mei 2023

Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

Amnesty International Indonesia meminta pemerintahan mengusut kekerasan seksual dalam Tragedi Kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

7 April 2023

Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

Komnas Perempuan sedang menelusuri jejak kekerasan seksual Mei 1998 di Surabaya.

Baca Selengkapnya

Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

20 Agustus 2022

Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

Komnas Perempuan dibentuk sebagai buntut tindak kekerasan terhadap perempuan dalam kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

27 Juli 2022

12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

Selain kasus kematian Brigadir J, Komnas HAM banyak terlibat menangani kasus pelanggaran HAM berat lainnya. Apa saja kasus tersebut?

Baca Selengkapnya

Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

14 Mei 2022

Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta dikenal sebagai Kerusuhan Mei 1998 menjadi satu penyebab Soeharto lengser sebagai Presiden pada 21 Mei 1998

Baca Selengkapnya

Kronologi Tragedi Kerusuhan 12 - 15 Mei 1998, Gugur 4 Mahasiswa Trisakti

13 Mei 2022

Kronologi Tragedi Kerusuhan 12 - 15 Mei 1998, Gugur 4 Mahasiswa Trisakti

Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta dikenal sebagai Tragedi Mei 1998. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak dan timbulnya kerusuhan massa.

Baca Selengkapnya

Dunia Kecam Kerusuhan Mei 1998, Indonesia Dianggap Gagal Lindungi Warga Negara

14 Mei 2021

Dunia Kecam Kerusuhan Mei 1998, Indonesia Dianggap Gagal Lindungi Warga Negara

Pemerintahan Indonesia mendapat kecaman keras dari Singapura, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Amerika Serikat saat terjadi kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

14 Mei 2021

Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

Kerusuhan Mei 1998 jadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia, pelanggaran HAM terjadi secara masif kala itu.

Baca Selengkapnya

Hujan di Balik Jendela, Kisahkan Pengorbanan dan Ketulusan Cinta

8 Februari 2021

Hujan di Balik Jendela, Kisahkan Pengorbanan dan Ketulusan Cinta

Selain ceritanya yang bagus, Bio One merasa setiap karakter di film Hujan di Balik Jendela ini punya kerumitan masing-masing yang beragam.

Baca Selengkapnya