Fenomena Calon Tunggal Pilkada

Penulis

Selasa, 28 Juli 2015 22:20 WIB

Pemilihan kepala daerah serentak akan diundurkan di sebuah daerah jika hanya menampilkan pasangan tunggal calon kepala daerah. Kemarin adalah batas terakhir pendaftaran calon. Harus ada paling tidak dua pasangan calon dalam pilkada serentak yang dilaksanakan di 269 daerah.

Bila hanya ada satu pasangan calon, KPU akan mengadakan sosialisasi selama tiga hari, lalu membuka pendaftaran kembali selama tiga hari. Batas akhir pendaftaran susulan adalah 3 Agustus nanti. Bila calon lain tak kunjung ada, menurut Peraturan KPU, pilkada di daerah itu ditunda hingga periode berikutnya, 2017.

Masih ada calon tunggal di banyak daerah. Di Surabaya, yang mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota hanyalah pasangan inkumben Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana. Sampai batas terakhir pukul 16.00 kemarin, di Jawa Tengah pun masih ada calon tunggal. Di Kabupaten Boyolali, misalnya, calon yang maju hanyalah pasangan Senosamudra-M. Said Hidayat, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di Solo, ada duet F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo, yang juga dari PDIP. Sedangkan di Demak, hanya ada pasangan Harwanto-Maskuri, yang diusung koalisi Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Demokrat.

Calon tunggal berbahaya bagi demokrasi. Calon tunggal mengandaikan tidak ada kompetisi. Padahal, semakin banyak calon yang bersaing, kualitas demokrasi akan semakin baik. Budaya aklamasi adalah budaya yang harus ditinggalkan dalam demokrasi. Memang, calon tunggal bisa berarti tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap seorang tokoh. Tapi di situ juga bisa terselip kemungkinan adanya politik uang. Bisa jadi calon tunggal membayar partai agar tidak ada calon lain yang tampil. Dengan uang, mereka bisa meminta calon lain mengundurkan diri. Syukurlah, untuk menghindari itu, Komisi Pemilihan Umum membuat aturan: pilkada diundurkan di daerah yang cuma ada calon tunggal.

Fenomena calon tunggal menunjukkan kaderisasi partai gagal. Hal ini memperlihatkan betapa partai kesulitan memiliki calon-calon alternatif. Sesungguhnya mengajukan sebanyak mungkin calon alternatif untuk maju dalam pilkada merupakan sebuah investasi bagi partai. Partai akan memiliki kader-kader masa depan yang punya pengalaman kompetisi. Politik ibarat lari maraton, bukan estafet. Adapun kurangnya calon dari jalur independen bisa dimaklumi karena persyaratan dukungan yang jauh lebih banyak dibanding dalam pilkada sebelumnya.

Setelah 3 Agustus nanti, jika di suatu daerah calonnya tetap tunggal, diputuskan pilkada diundurkan. Daerah lain yang calonnya dua pasang atau lebih memasuki masa verifikasi. Pada 24 Agustus, KPU kabupaten/kota akan mengumumkan siapa saja pasangan yang lolos verifikasi. Partai politik harus berkomitmen untuk menyukseskan pilkada serentak pada 9 Desember mendatang. Tidak perlu ada usulan peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang khusus mengatur mengenai calon tunggal. Laksanakan saja aturan KPU yang sudah ada. Pilkada serentak harus berlangsung tepat waktu dengan segala kekurangannya.

Berita terkait

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

1 menit lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

10 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.

Baca Selengkapnya

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

12 menit lalu

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.

Baca Selengkapnya

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

16 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

26 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

32 menit lalu

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

34 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

Dewa KPK putuskan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti lakukan pelanggaran kode etik. Berikut sejumlah kontroversi Ghufron, termasuk soal Kaesang.

Baca Selengkapnya

Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

35 menit lalu

Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

Polrestabes Palembang beberkan peranan 4 remaja dalam pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP.

Baca Selengkapnya

Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

35 menit lalu

Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol

Baca Selengkapnya

Serangan Udara Israel Menewaksn 61 Warga Gaza dalam 48 Jam

35 menit lalu

Serangan Udara Israel Menewaksn 61 Warga Gaza dalam 48 Jam

Setidaknya 61 warga Gaza tewas dalam serangan 48 jam oleh militer Israel pada Sabtu 7 September 2024.

Baca Selengkapnya