Untuk Apa Pansus Pelindo

Penulis

Selasa, 15 September 2015 01:00 WIB

DEWAN Perwakilan Rakyat tidak perlu ikut campur dalam kasus Pelindo II. Kasus ini sudah masuk ranah hukum dan sedang ditangani kepolisian. Pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Kasus Pelindo II oleh DPR hanya akan mengganggu proses pengusutan kasus ini.

Penanganan kasus Pelindo II oleh kepolisian memang sempat membikin "gaduh". Saat itu Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, yang dipimpin Komisaris Jenderal Budi Waseso (kini Kepala Badan Narkotika Nasional), terkesan melakukan show of force dalam menangani kasus ini. Saat penggerebekan ke kantor Pelindo, misalnya, Bareskrim mengundang wartawan, hal yang semestinya tidak perlu.

Pansus memang alat kelengkapan DPR. Lembaga ini bisa membentuknya kapan pun diperlukan untuk membantu pelaksanaan fungsi-fungsinya, termasuk fungsi pengawasan. Namun, dalam kasus Pelindo II, pembentukan pansus berlebihan karena beberapa alasan. Pertama, kasusnya tengah diusut kepolisian dan tidak ada tanda-tanda intervensi, termasuk oleh pemerintah.

Alasan lainnya adalah ruwetnya masalah di seputar Pelindo II yang tidak semuanya terkait dengan soal hukum, tapi juga administrasi. Misalnya masalah dwelling time yang terus meningkat. Dwelling time merupakan ukuran waktu yang dibutuhkan kontainer impor, sejak kontainer dibongkar dari kapal sampai keluar dari kawasan pelabuhan. Ada tren jangka waktunya terus molor; dari 5 hari pada 2010, kemudian 6 hari pada 2012, dan diyakini lebih tinggi pada saat ini. Padahal dwelling time normal--agar kompetitif--cukup 2 hari.

Masalah lain lagi mencakup salah urus di Terminal Peti Kemas Jakarta (JICT) dan keruwetan di Bea-Cukai. Dalam hal ini anggota DPR tentu tidak memiliki kemampuan menelisik masalah ini. Alih-alih membuat persoalan terang-benderang, justru bisa membuatnya makin semrawut. Lebih baik DPR mengawasi semuanya dari kejauhan dan memanggil mereka yang dinilai bertanggung jawab bila hasilnya dinilai kurang. Biarkan polisi, di bawah Kepala Bareskrim yang baru, Komisaris Jenderal Anang Iskandar, mengusut kasus ini.

Advertising
Advertising

Sebaiknya DPR juga mengingat pengalaman Pansus Century. Setelah menghabiskan banyak waktu, energi, serta dana, Pansus mengeluarkan rekomendasi, yakni meminta aparat hukum mengusut kasus tersebut--rekomendasi yang bisa disebut "tak berarti", karena KPK kala itu tengah memeriksa kasus Century.

Pemerintah jelas berkepentingan kasus Pelindo ini segera selesai. Sebab, semua ini membuat beban logistik di Indonesia sangat mahal sehingga tidak kompetitif dibanding negara tetangga. Biaya distribusi logistik dari Jakarta ke Teluk Bayur saja, misalnya, lebih mahal dibanding dari Cina ke Jakarta.

Jika persoalan ini tidak dibenahi, cita-cita Jokowi membangun tol laut dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia hanya mimpi. Pelabuhan merupakan hal penting untuk mewujudkan cita-cita itu.

Berita terkait

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 detik lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

49 detik lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

6 menit lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

7 menit lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

7 menit lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

15 menit lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

17 menit lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

19 menit lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

20 menit lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

25 menit lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya