Padamkan Api tanpa Malu

Penulis

Kamis, 17 September 2015 00:41 WIB

Kita tak sepatutnya menolak bantuan Singapura dalam menangani bencana asap. Tahun lalu, kita telah meratifikasi kesepakatan ASEAN untuk mengatasi polusi asap lintas batas--kesepakatan yang sudah ditandatangani 12 tahun silam. Dengan ratifikasi itu, Indonesia wajib mengatasi masalah asap yang menyebar hingga ke negeri tetangga secara terpadu, termasuk dengan kerja sama internasional. Bila menolak, Indonesia bisa dimintai pertanggungjawaban karena telah mendatangkan bencana ke negeri tetangga.

Singapura telah berteriak lantang ihwal kiriman asap akibat pembakaran hutan di Sumatera. Pertengahan pekan lalu, indeks polusi udara Singapura tercatat 187 Psi, angka tertinggi tahun ini. Ambang batas tidak sehat adalah 100 Psi.

Pekan lalu, pemerintah Singapura mengirim nota diplomatik ke Kedutaan Indonesia di sana. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen juga mengemukakan tawaran untuk membantu pemadaman api di Sumatera dan Kalimantan dengan mengirim pesawat C-130 beserta timnya.

Namun Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya menolak. Menurut Menteri, Indonesia belum butuh bantuan. Pemerintah telah mengerahkan 18 pesawat water bomber dan segera ditambah dua lagi. Ribuan tentara dan polisi juga dikerahkan. Dianggarkan dana Rp 385 miliar.

Namun upaya itu belum membuahkan hasil optimal. Pekan lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei menyatakan kebakaran hutan akan teratasi dalam sebulan. Senin lalu, titik api tercatat sebanyak 1.205, tersebar di 52 kabupaten di lima provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Riau bahkan meningkatkan status darurat setelah lima bulan siaga asap. Indeks pencemaran udara di Riau sudah beberapa hari berada pada angka 300 Psi atau berbahaya bagi kesehatan. Bukan hanya kesehatan, pendidikan juga terganggu. Sekolah kerap diliburkan. Belum lagi kerugian ekonomi yang diperkirakan Rp 5 miliar per hari.

Jangan sampai insiden 2013 terulang. Saat itu kabut asap membuat Singapura terpapar polusi hingga mencapai angka 401, menyebabkan krisis diplomatik. Jakarta menuding perusahaan asal Malaysia dan Singapura yang berbisnis perkebunan di Sumatera dan Kalimantan termasuk di antara mereka yang membakar hutan. Kedua negeri jiran itu tak terima. Singapura sampai mengeluarkan undang-undang yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menjatuhkan denda hingga US$ 1,6 juta kepada perusahaan yang memiliki kantor di wilayahnya jika terbukti menyebabkan atau menyumbang terjadinya kebakaran hutan.

Kini, api harus segera dipadamkan. Proses hukum juga harus dijalankan dengan tegas. Ongkos akibat kebakaran hutan terlalu mahal, apalagi terjadi setiap tahun. Karena itu, tawaran bantuan dan kerja sama di kawasan ini layak disambut. Tentu harus dilanjutkan dengan tindakan pencegahan. Agar kita tak malu kepada tetangga, juga agar rakyat terhindar dari penyakit pernapasan.

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

6 menit lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

9 menit lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

14 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

24 menit lalu

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

Kondisi Gunung Ruang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Selatan masih dalam status awas atau level IV hingga Sabtu, 4 Mei 2024. Pemerintah mengatakan ada 301 keluarga yang akan direlokasi akibat semburan abu vulkanik itu.

Baca Selengkapnya

Kurang Teliti, Peserta UTBK SNBT 2024 di UPN Jakarta Datang Sehari Lebih Cepat

31 menit lalu

Kurang Teliti, Peserta UTBK SNBT 2024 di UPN Jakarta Datang Sehari Lebih Cepat

Begini cerita Muhammad Fajri Ilhamsyah, salah satu peserta UTBK SNBT 2024 di UPNVJ yang datang sehari lebih cepat dari jadwal ujiannya.

Baca Selengkapnya

Lelang Vespa Babe Cabita akan Ditutup Malam Ini, Penawaran Tertinggi Rp 170 Juta

31 menit lalu

Lelang Vespa Babe Cabita akan Ditutup Malam Ini, Penawaran Tertinggi Rp 170 Juta

Lelang motor Vespa kesayangan mendiang Babe Cabita akan ditutup pada 5 Mei 2024 pukul 20.00 WIB. Sampai saat ini harga tertinggi Rp 170 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

41 menit lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

50 menit lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

1 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

Operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya