Kurang Pengawasan, Anak Jadi Korban

Penulis

Selasa, 22 September 2015 02:04 WIB

Kekerasan terhadap siswa sekolah sudah selayaknya kita kutuk. Jumat pekan lalu, Anggrah Ardiansyah, 8 tahun, terluka dalam sebuah perkelahian di tengah kegiatan lomba mewarnai gambar di halaman sekolah dasar di Jakarta. Anggrah sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Namun malang, nyawanya tak tertolong. Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, kekerasan terjadi dalam sejumlah kegiatan orientasi siswa baru dari sekolah menengah pertama sampai perguruan tinggi.

Peristiwa tragis yang menimpa Anggrah tidak boleh terulang. Sekolah mesti mawas diri. Mekanisme pengawasan dan pendidikan kepribadian siswa wajib diperbaiki. Pasti ada yang salah sehingga tindak kekerasan terjadi di depan hidung para pendidik.

Pemerintah seharusnya mengatur lebih ketat soal standardisasi dan penilaian terhadap sekolah. Pendidikan antikekerasan harus ditingkatkan. Sanksi terhadap sekolah yang lalai, apalagi abai, terhadap keselamatan siswanya harus diterapkan dengan keras dan konsisten.

Siswa yang menyebabkan korban terluka dan kemudian meninggal harus dengan keras diperingatkan. Memecat siswa memang cara gampang yang biasa dilakukan pengelola sekolah. Ini cara singkat: sekolah bisa berdalih perlu menjaga nama baik. Kemungkinan lain: sekolah sudah tak mampu mendidik anak tersebut supaya menjadi baik.

Mengeluarkan siswa dari sekolah hanya akan memindahkan persoalan ke tempat lain, bukan menghilangkan persoalan itu sendiri. Bagi keluarga dengan ekonomi kurang mampu, ini juga menjadi persoalan besar di tengah mahalnya biaya pendidikan. Ujungnya, si anaklah yang akan dirugikan.

Justru tantangan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki perilaku siswa dengan pendekatan yang baik. Kemampuan guru menjadi kawan bagi anak-anak didiknya harus ditingkatkan.

Advertising
Advertising

Hubungan pertemanan dan persaudaraan di kalangan siswa mesti ditumbuhkan. Dengan demikian, sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi para siswa.

Sekolah juga bukan lembaga yang hanya mengajarkan ilmu akademis, tapi wajib juga mengembangkan kepribadian mulia bagi setiap siswa. Sebait syair lagu kebangsaan Indonesia Raya harus menjadi pegangan bagi para pendidik, agar tak melulu menempatkan kemampuan akademis di atas segalanya: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya....

Bukan berarti orang tua bisa lepas tangan. Tentu tak ada orang tua yang dengan sengaja mengajarkan kekerasan kepada anaknya. Tapi perkembangan teknologi dan upaya orang tua membahagiakan anak kadang berdampak buruk. Game dan film yang merangsang tindak kekerasan beredar luas dan dengan mudah didapatkan. Anak-anak gampang meniru tindakan tokoh fiksi yang dianggap hebat, lalu mempraktekkannya ketika bermain dengan teman-temannya. Pada situasi seperti itulah pengawasan tak bisa dikendurkan, agar tak lagi jatuh korban.

Berita terkait

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

8 menit lalu

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.

Baca Selengkapnya

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

9 menit lalu

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.

Baca Selengkapnya

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

9 menit lalu

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

24 menit lalu

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

32 menit lalu

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

36 menit lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

44 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.

Baca Selengkapnya

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

46 menit lalu

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.

Baca Selengkapnya

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

51 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

1 jam lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.

Baca Selengkapnya