Tjandra Yoga Aditama, ANGGOTA WHO EMERGENCY COMMITTE ON MERS-COV
Penyebaran Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) di Korea Selatan yang sudah menembus angka psikologis 10 persen mengagetkan kita semua. Kasus MERS-CoV yang kini sudah menjangkau Malaysia, Filipina, dan Thailand ini tentu saja punya potensi menyebar.
Terus terang, cukup banyak yang belum diketahui para ahli tentang penyakit yang dijumpai pada 2012 ini. Tapi, ada banyak pelajaran dari penyebaran penyakit di Korea, di mana pasien terinfeksi dalam perjalanannya ke Bahrain, Qatar, UAE, dan Arab Saudi. Belum diketahui di mana dia tertular, dan dari siapa-atau apa-tapi kenyataan bahwa dia tertular di jazirah Arab harus menjadi perhatian khusus bagi yang akan bepergian ke sana-termasuk gelombang besar jemaah umrah Ramadan yang akan segera berangkat.
MERS-CoV sudah melewati tiga musim haji, 2012-2014, di mana jutaan jemaah dari seluruh dunia berkumpul di Arab Saudi. Namun sampai sekarang tidak ada kasus yang berarti pada saat ibadah haji berlangsung. Ya, MERS-CoV sebenarnya tidak juga terlalu mudah menular.
Para ahli juga menduga kuat bahwa unta merupakan binatang penular MERS-CoV. Cukup banyak pasien MERS-CoV yang jatuh sakit setelah melakukan kontak atau meminum susu unta mentah-salah satunya pasien warga Malaysia. Tapi, warga Korea Selatan yang membawa MERS ke negaranya itu tidak bersentuhan dengan unta sama sekali.
Para ahli belum bisa menjelaskan ini semua, yang jelas, warga kita sebaiknya waspada dan hati-hati. Anjuran mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik harus dijalankan, makin sering makin baik. Demikian juga kegiatan pola hidup sehat lainnya, serta jangan melakukan kontak dengan unta.
Wabah MERS yang sekarang melanda Korea Selatan terjadi akibat penularan di rumah sakit. Pemerintah setempat sudah mengumumkan daftar 24 rumah sakit yang pernah merawat pasien MERS di negara tersebut. Kasus pertama Korea Selatan, misalnya, pasien pernah berobat ke RS St. Mary di sebelah selatan Seoul. Pasien itu batuk-batuk. Akibatnya, tertularlah 37 pasien/pengunjung RS St. Mary. Salah satu dari 37 pasien itu belakangan masuk Instalasi Gawat Darurat RS Samsung di Seoul, dan selama di rumah sakit itu pasien ini menulari MERS ke 35 orang lainnya.
Penyebaran ini agak mirip dengan kejadian "super-spreader" (satu orang menulari penyakit pada puluhan orang) pada wabah severe acute respiratory syndrome (SARS) pada 2003, walau satu penderita SARS bisa menulari lebih dari 50 orang. Perlu diteliti apakah penularan terjadi secara langsung, atau melalui lingkungan, dan lamanya kontak antara penular dan tertular. Yang jelas, WNI yang kebetulan akan ke Korea Selatan harus menghindari berkunjung ke RS yang pernah/sedang merawat pasien MERS.
Yang paling dikhawatirkan atas suatu wabah seperti MERS ini adalah kalau sudah terjadi penularan berkelanjutan di masyarakat, community sustained transmission. Jika pasien A menularkan ke pasien B, B menularkan ke C, dan C ke D, sedangkan pasien D tidak pernah berkontak/bertemu dengan pasien B, pasien C tidak pernah bertemu dengan pasien A, masyarakat dunia harus siap menghadapi pandemi. Kita di Indonesia tentu harus terus waspada, namun wabah dan pandemi akan punya dampak amat luas di bidang sosial, ekonomi, dan politik, bukan kesehatan semata!
Berita terkait
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas
20 Februari 2024
Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal
16 Desember 2022
Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?
Baca SelengkapnyaUpamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan
15 Desember 2022
Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaBayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya
15 Desember 2022
Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta
8 Desember 2022
MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.
Baca SelengkapnyaNeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik
31 Januari 2022
Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca SelengkapnyaSembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19
20 April 2020
MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Baca SelengkapnyaInfeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal
3 April 2020
Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.
Baca SelengkapnyaAwas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas
19 Maret 2020
Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19
16 Maret 2020
Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.
Baca Selengkapnya