Kelik M. Nugroho, kolektor piringan hitam
Lagu itu dimulai dengan suara lengkingan biola yang mengalunkan melodi irama Mediteranian. Suara gitar bas pun mengalunkan beat irama padang pasir. Lalu terdengar lirik: "Dalam cerita lama tersebut kisah, Abunawas jenaka menghadap raja. Hilang pasti nyawanya karena bersalah, tapi aneh akhirnya mendapat harta...."
Lagu piringan hitam tahun 1960-an dari kelompok penyanyi Yanti Bersaudara asal Bandung itu-yang diputar dengan peranti turntable dan tata suara elektronik canggih-terdengar dari lantai dua sebuah gedung di asrama Sekolah Insan Cendekia Madani, Serpong, Tangerang Selatan, suatu hari di bulan Juni 2015. Ini sekolah dengan konsep asrama yang dilengkapi sarana dan prasarana pendidikan modern-ruang kelas ber-AC, aneka laboratorium, perpustakaan hebat, gedung-gedung berarsitektur dengan konsep tropis, dan perangkat multimedia yang canggih. Sekolah swasta ini memang sedang merintis pembuatan perpustakaan piringan hitam musik Indonesia.
Kalau Anda mencari perpustakaan piringan hitam di Indonesia di mesin pencari Google, yang akan muncul adalah perpustakaan milik politikus Fadli Zon dan Helmy Faishal Zaini, yang menyediakan juga koleksi piringan hitam. Atau Galeri Malang Bernyanyi, yang akan membangun Museum Musik Indonesia, dan situs iramanusantara.org yang dikelola oleh pengamat musik David Tarigan. Bagaimana dengan perpustakaan sekolah? Tampaknya baru Sekolah Insan Cendekia Madani di Serpong inilah yang berinisiatif.
Perpustakaan piringan hitam musik Indonesia di sekolah niscaya penting untuk banyak hal. Pertama, untuk kepentingan literasi budaya. Sudah saatnya siswa diperkenalkan pada warisan musik Indonesia, sebagai pintu masuk untuk mengapresiasi warisan budaya Indonesia. Kedua, untuk kepentingan literasi teknologi musik. Agar generasi muda bisa menghargai karya musik, mereka mesti diperkenalkan perkembangan teknologi musik dari waktu ke waktu. Melek sejarah teknologi musik ini penting untuk mengembalikan kecintaan mereka pada karya musik, sebagai imbas tergerusnya kecintaan pada fisik musik akibat menjamurnya teknologi digital.
Ketiga, untuk kepentingan perawatan dan pelestarian piringan hitam musik Indonesia. Ketika perhatian pemerintah terhadap piringan hitam sebagai warisan budaya masih defisit, upaya-upaya pihak-pihak swasta untuk mengoleksi, merawat, dan melestarikan piringan hitam musik Indonesia patut diapresiasi. Kita mesti khawatir bahwa suatu saat bangsa kita akan kesulitan memiliki semua arsip musik Indonesia, khususnya yang terekam di atas piringan hitam. Ini mengingat tak semua album piringan hitam dicetak dalam jumlah banyak, sementara penjualan piringan hitam musik Indonesia sudah memasuki era pasar lintas negara. Orang bisa membeli piringan hitam melalui toko dan lapak daring.
Juga karena kini sudah mulai banyak turis asing berburu piringan hitam musik Indonesia di kios-kios barang antik, seperti di Jalan Surabaya, pasar Taman Puring, dan pusat penjualan baru di Blok M Square-semua di Jakarta. Sedangkan penjual piringan hitam kita tak mengenal nasionalisme musik Indonesia. "Maaf Pak, piringan-piringan ini sudah dipesan oleh orang Jepang," kata seorang penjual vinyl di Blok M Square. Dia menjual satu set piringan hitam album Chrisye seharga Rp 6 juta. Nah! *
Berita terkait
Curhat Beyonce tentang Album Cowboy Carter yang Dibuat Lebih dari 5 Tahun
42 hari lalu
Balas kritik dengan karya, Beyonce menceritakan inspirasinya dalam membuat album Cowboy Carter yang akan dirilis pada 29 Maret 2024.
Baca Selengkapnya34 Tahun Taylor Swift, Perjalanan Karier Idola Musik Dunia
14 Desember 2023
Taylor Swift bintang pop yang punya penggemar di berbagai belahan dunia. Kemarin rayakan usianya ke-34 tahun. Ini perjalanan kariernya.
Baca SelengkapnyaSara Fajira Jadi Perempuan Bangsawan Nusantara dalam Album Tresna
6 Desember 2023
Sara Fajira merilis album berjudul Tresna yang diambil dari bahasa Jawa, artinya cinta. Terdiri dari 9 lagu dengan unsur musik pentatonik tradisional.
Baca SelengkapnyaEndah N Rhesa dan Tuan Tigabelas Tulis Lagu dengan Tangis untuk Album Sonic/Panic
25 Oktober 2023
Selama workshop album Sonic/Panic, Endah N Rhesa dan Tuan Tigabelas menangis mengetahui fakta-fakta tentang kondisi Bumi yang semakin memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaKunto Aji Keluar dari Zona Nyaman di Album Pengantar Purifikasi Pikir
26 September 2023
Kunto Aji mengerjakan album Pengantar Purifikasi Pikir selama dua tahun dan baru dirilis lima tahun setelah peluncuran album Mantra Mantra.
Baca SelengkapnyaSimak Profil dan Perjalanan Bermusik Katy Perry
21 September 2023
Penyanyi Katy Perry menjual hak atas lima album studionya yang dirilis antara 2008 dan 2020 termasuk "Teenage Dream" kepada Litmus Music.
Baca SelengkapnyaKaty Perry Jual Hak 5 Album Musiknya ke Litmus Music Senilai Rp 3 Triliun
19 September 2023
Bekerja sama dengan Litmus Music, Katy Perry mencairkan hak musik atas lima albumnya yang dirilis dalam periode 2008 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaTaylor Swift Semangat Rilis Album 1989 (Taylor's Version) yang Mengubah Hidupnya
11 Agustus 2023
Taylor Swift menyebut bahwa album 1989 telah mengubah hidupnya dengan banyak cara.
Baca SelengkapnyaKunto Aji Ajak Fans Rasakan Pengalaman Berbeda Lewat Acara Sowan Album III
11 Agustus 2023
Kunto Aji menyediakan headphones untuk penggemar agar bisa bersama-sama mendengar album terbarunya dengan kualitas sebaik mungkin.
Baca SelengkapnyaBruno Major Bahas Tragedi dan Keindahan tentang Cinta dalam Single A Strange Kind of Beautiful
12 Juli 2023
Bruno Major merilis lagu terakhir dalam album Columbo yang akan dirilis 21 Juli
Baca Selengkapnya