Ojong dan Buku

Penulis

Selasa, 30 Juni 2015 21:37 WIB

Muhidin M. Dahlan, kerani @warungarsip

Ketika orang-orang dengan "gempita" menyambut separuh abad umur salah satu koran nasional terbesar di Indonesia, saya teringat buku milik Auwjong Peng Koen. Ini bukan perihal buku biografi jurnalis tangguh yang lebih dikenal dengan nama PK Ojong ini, Hidup Sederhana Berpikir Mulia. Ini soal sejumlah koleksi bukunya yang berceceran di lapak-lapak buku bekas di Jakarta.

Sudah bukan rahasia, PK Ojong adalah pengoleksi buku. Ia menjadi jurnalis dengan kaya wawasan mula-mula karena ia pencinta buku. Karena itu, menyusuri jejak pikiran PK Ojong tak bisa hanya bersandar pada melihat amal usaha jurnalistiknya, antara lain kehadiran Star Weekly, Intisari, dan Kompas.

Lebih jauh dari itu, warisan utama PK Ojong adalah buku-buku yang dikoleksinya bertahun-tahun yang mencakup tema yang kaya, seperti arsitektur, teologi, sejarah, hukum, kebudayaan, sains, jurnalistik, botani, hingga kuliner. Yang menarik, dalam buku-buku koleksi Ojong selalu terdapat litografi yang menandakan jejak kepemilikan Ojong yang intim atas buku tersebut.

Mendengar kabar bahwa buku-buku yang dikoleksinya makin mudah ditemui di lapak-lapak Jakarta menunjukkan bahwa ada kontradiksi tentang apa yang ingin dikenang dari Ojong. Bahwa ia mewariskan sebuah korporasi jurnalistik yang luar biasa besarnya saat ini, namun di satu sisi korporasi itu khilaf mengeluarkan zakat untuk memberi perlindungan maksimum terhadap "keamanan" koleksi sang maestro di lapangan jurnalistik dan bentang pemikiran.

Saya membayangkan, jika pemerintah-walau datangnya sangat terlambat-sudah memberi contoh yang baik bagaimana memberi rumah yang layak bagi koleksi buku Soekarno-Hatta lewat program Perpustakaan Sang Proklamator di Blitar dan Bukittinggi, selayaknya juga korporasi yang didirikan Ojong memberi teladan dari sisi swasta, dengan membuatkan museum di mana penziarahan atas pikiran Ojong berlangsung terbuka untuk publik.

Nasib koleksi Ojong, jika tak ada usaha mengerem kejatuhannya di lapak-lapak buku bekas di seantero Jakarta, makin setara dengan nasib koleksi pemikir-pemikir masa silam kita yang sudah babak-belur. Sebut saja koleksi Adam Malik, Sutan Takdir Alisjahbana, Ali Sastroamidjojo, Subandrio, dan seterusnya.

Koleksi-koleksi buku yang menjadi batu bata bagaimana idea-idea tersusun dari banyak tokoh bangsa kita mengalami pemusnahan. Koleksi yang tak terurus adalah langkah awal dari pemusnahan itu. Ini bukan lagi soal uang, ini soal ketakpedulian yang menjadi mental kendali utama.

Rupanya, berlaku prinsip umum bahwa koleksi buku bukan warisan berharga bagi mereka yang ditinggalkan sang pemilik. Buku berbeda dengan sertifikat tanah dan benda-benda fana lainnya. Bukan saja bikin rempong merawatnya, koleksi buku bikin repot. Nyaris keluarga pewaris kehilangan semangat melihat koleksi berdebu. Karena itu, jalan sungsang yang paling mudah diambil adalah melegonya ke pasar lapak buku.

Cara sungsang yang perlahan menjadi kultur ini menampakkan hasil. Kita tak pernah memiliki museum yang berangkat dari koleksi sang tokoh dan menjadi ikon di sebuah kota. Jikapun ada, sebut saja PDS HB Jassin, karena sang tokoh berjuang gigih nyaris sendirian mempersiapkan agar buku-bukunya memiliki rumah "permanen" dan tak mempercayakan begitu saja buku-buku itu pada keluarganya. *

Berita terkait

Akademisi Dorong Metode Nikson Nababan Bangun Desa Diterapkan Nasional

17 hari lalu

Akademisi Dorong Metode Nikson Nababan Bangun Desa Diterapkan Nasional

Nikson Nababan menggunakan model NIKSON (needs, innovation, knowledge, synergy, operation and norm) dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis data presisi.

Baca Selengkapnya

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.

Baca Selengkapnya

Konsisten Berkarya, Komunitas Saya Belajar Hidup Meluncuran Buku ke-12 di Yogyakarta

11 Juni 2023

Konsisten Berkarya, Komunitas Saya Belajar Hidup Meluncuran Buku ke-12 di Yogyakarta

Komunitas Saya Belajar Hidup konsisten berkarya dan menerbitkan buku. Komunitas menulis ini sudah berjalan selama 8 tahun dan menerbitkan 12 buku

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional, BRIN dan Sultanate Institute Luncurkan Buku

2 Mei 2023

Hari Pendidikan Nasional, BRIN dan Sultanate Institute Luncurkan Buku

Buku Keajaiban Negeri Emas Zabaj menjelaskan tentang kawasan Asia Tenggara dari sudut pandang pelayar abad 9 dan 10.

Baca Selengkapnya

Jelang HUT ke-68, SYL Luncurkan Dua Buku

16 Maret 2023

Jelang HUT ke-68, SYL Luncurkan Dua Buku

Dua buku perjalanan tersebut berujudul "The SYL Way: The Miracle of Hardworking" dan "The SYL Way: I Love My Job".

Baca Selengkapnya

NU Cabang Tiongkok Luncurkan Buku, Tekankan Pentingnya Santri Belajar ke Cina

7 Februari 2023

NU Cabang Tiongkok Luncurkan Buku, Tekankan Pentingnya Santri Belajar ke Cina

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok meluncurkan buku bertajuk "Santri Indonesia di Tiongkok"

Baca Selengkapnya

Wartawan Senior Tempo Arif Zulkifli Luncurkan Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

28 Januari 2023

Wartawan Senior Tempo Arif Zulkifli Luncurkan Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

Buku itu dibuat, kata wartawan Tempo Arif Zulkifli, untuk mencoba memberikan insight dalam pemberitaan berbentuk reportase.

Baca Selengkapnya

Rilis Buku Baru, Bamsoet Hargai Pentingnya Pertemanan

10 September 2022

Rilis Buku Baru, Bamsoet Hargai Pentingnya Pertemanan

Pertemanan dan membina jaringan menjadi kunci penting dalam perjalanan karier Bambang Soesatyo.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR RI Apresiasi Terbitnya Buku 'NKRI Harga Mati'

24 Agustus 2022

Ketua MPR RI Apresiasi Terbitnya Buku 'NKRI Harga Mati'

Merujuk aspek yuridis, gagasan negara kesatuan merupakan pengejawantahan rumusan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia

Baca Selengkapnya

Peluncuran Buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya', Penulis: Dia Pemimpin Otentik

15 Juli 2022

Peluncuran Buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya', Penulis: Dia Pemimpin Otentik

Anies Baswedan disebut sebagai pemimpin otentik dalam peluncuran buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya'.

Baca Selengkapnya