Usut Tuntas Kasus Pelobi

Penulis

Rabu, 11 November 2015 21:48 WIB

Polemik penggunaan jasa perusahaan lobi dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat perlu diusut tuntas. Pemerintah mesti menjelaskan secara gamblang siapa pengguna jasa itu. Terlebih, nama Presiden tertera dalam dokumen resmi.

Pemerintah, melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, membantah informasi pemakaian jasa perusahaan lobi tersebut. Tapi itu belum cukup. Semestinya pemerintah juga menunjukkan dokumen asli bahwa kunjungan itu benar difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri, bukan pelobi.

Bukti adanya kontrak jasa konsultan lobi ini dibeberkan Michael Buehler, dosen ilmu politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies, University of London, di situs New Mandala. Buehler merujuk pada dokumen yang dibuka oleh Departemen Kehakiman Amerika bertanggal 8 Juni 2015.

Dalam dokumen itu tertulis kerja sama antara perusahaan konsultan di Singapura, Pereira International Pte. Ltd., dan konsultan asal Amerika Serikat, R&R Partners Inc. Dalam perjanjian itu, Pereira membayar US$ 80 ribu kepada R&R Partners untuk menyiapkan sejumlah hal berkaitan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo dan mengkomunikasikan arti penting Indonesia bagi Amerika.

Berkas perjanjian memang tidak ditandatangani pejabat pemerintah ataupun pengusaha Indonesia. Tak ada pula kaitannya dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan, yang terlibat dalam proses penyiapan kunjungan Presiden ke Amerika itu.

Toh, pemerintah bisa melacak siapa pemesan jasa perusahaan konsultan itu dengan meminta keterangan dari si pemilik perusahaan, Darwin Pereira. Bekas Kepala Biro The Straits Times di Jakarta pada 1998 itu dikenal dekat dengan beberapa pejabat di Indonesia, termasuk militer.

Advertising
Advertising

Kasus ini menjadi penting lantaran akan sangat berbahaya bila ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan nama Presiden Republik Indonesia untuk kepentingan pribadi. Apalagi pencantuman nama presiden itu tanpa sepengetahuan Istana.

Bila pemerintah membiarkan nama Jokowi dicatut, ini bisa menjadi preseden buruk. Siapa pun ke depannya akan bisa dengan seenaknya memanfaatkan ketidaktegasan pemerintah. Apalagi kontrak jasa pelobi itu tak jelas peruntukannya. Keterbukaan pemerintah sangat diperlukan dalam kasus ini.

Praktek pemakaian jasa konsultan politik sebenarnya hal lazim dan sah di Amerika. Beberapa negara di Asia, seperti Singapura, Cina, dan Filipina, kecuali Indonesia dan Myanmar, memiliki pelobi resmi di Amerika untuk memperjuangkan kepentingan mereka, baik politik, ekonomi, maupun bisnis.

Masalahnya, dalam kasus kunjungan kerja presiden ini, ada pencatutan nama Jokowi. Jangan sampai ada pamrih yang dijanjikan kepada Pereira International atas nama negara. Pemerintah mesti bersikap tegas dan transparan. Jika perlu, pelakunya dituntut secara hukum.

Berita terkait

Puluhan Anggota Gangster Hendak Tawuran Diciduk di 3 Lokasi di Semarang, Sebagian Besar Masih di Bawah Umur

24 menit lalu

Puluhan Anggota Gangster Hendak Tawuran Diciduk di 3 Lokasi di Semarang, Sebagian Besar Masih di Bawah Umur

Pada saat penangkapan anggota gangster yang hendak tawuran itu, tiga orang melarikan diri dengan cara menceburkan diri ke sungai.

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Pelatih Timur Kapadze Tak Takut Suporter Skuad Garuda

1 jam lalu

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Pelatih Timur Kapadze Tak Takut Suporter Skuad Garuda

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa pada Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

2 jam lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Pemkot Depok Bakal Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di DOS Margonda

2 jam lalu

Pemkot Depok Bakal Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di DOS Margonda

Nobar pertandingan timnas Indonesia vs Uzbekistan itu akan digelar mulai pukul 20.00 WIB di Depok Open Space, Jalan Margonda.

Baca Selengkapnya

Bembang Nurdiansyah Puji Capaian Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, Minta Lebih Waspada Hadapi Uzbekistan

2 jam lalu

Bembang Nurdiansyah Puji Capaian Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, Minta Lebih Waspada Hadapi Uzbekistan

Legenda Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, menilai pencapaian Timnas U-23 di Piala Asia U-23 AFC 2024 merupakan hasil kerja sama banyak pihak.

Baca Selengkapnya

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

3 jam lalu

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

Menurut IPW, polisi pesta narkoba di Depok harus diberi sanksi lebih berat karena mereka tahu mengonsumsi narkoba itu dilarang.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

4 jam lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

4 jam lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

4 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya