Para Pelamar Komisi Pemberantasan Korupsi

Penulis

Kamis, 9 Juli 2015 02:59 WIB

Reza Indragiri Amriel, Alumnus Psikologi Forensik The University of Melbourne

Apakah ramainya pelamar posisi pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) benar-benar merefleksikan berseminya motif memerangi korupsi? Jawabannya bergantung pada persepsi publik (pelamar) tentang komisi antirasuah tersebut.

Riset Hanna, Wang, dan Daliwal (2014) patut menjadi bahan refleksi. Mereka menyimpulkan bahwa, bertitik tolak dari eksperimen mereka, di India, orang-orang dengan kecenderungan tinggi berperilaku koruptif akan memilih lingkungan birokrasi pemerintahan.

Penyebabnya adalah karena jajaran birokrasi kadung diasosiasikan sebagai organisasi dengan sistem yang buruk. Di organisasi semacam itu, kinerja profesional bukan penentu moncernya karier dan berkilaunya kesejahteraan pegawai. Justru sebaliknya, sistem yang sempal di sana-sini dilihat sebagai celah untuk mengeruk keuntungan pribadi. Tambahan lagi, hukum yang majal, sehingga orang yakin bahwa pelanggar etik tidak akan dijatuhi sanksi. Jadi, pantas untuk diwaspadai bahwa berbondong-bondongnya orang mengikuti seleksi pegawai negeri bukan dilatari keinginan untuk melayani publik secara baik.

Tali-temali antara persepsi, motif, dan tindakan memilih jenis pekerjaan seperti itu-tentu-tidak berlaku universal. Dikaji bahwa di negara Barat, semisal Amerika Serikat, orang-orang yang ingin menjadi kaya-raya lebih antusias memasuki sektor bisnis keuangan daripada menjadi pegawai negeri. Tentu juga perlu dipelajari, apakah pilihan tersebut disebabkan oleh sektor bisnis keuangan dinilai lebih rapuh dari segi sistem sehingga terbuka kesempatan bagi tindak korupsi, ataukah karena di sektor itulah para pelamar melihat peluang lebih besar untuk menang melalui persaingan kinerja.

Dalam konteks persepsi tentang KPK itulah dapat dimanfaatkan potensi gesekan antara KPK dan lembaga-lembaga penegakan hukum lainnya yang juga berwenang dalam memberantas korupsi. Area kerja yang berimpit itu hingga derajat tertentu justru perlu dikelola sebagai sumber kemelut. Tujuannya adalah agar antarlembaga antirasuah, alih-alih harmonis tulen, tetap dapat saling waspada dan saling intai guna meraih reputasi terbaik di bidang pemberantasan korupsi.

Atmosfer bersaing-saingan yang menaungi hubungan antarlembaga seperti itu, pada gilirannya, membuat setiap pihak merasa sedang diawasi. Perasaan itulah yang diyakini paling jitu menangkal korupsi, berkat efeknya mendorong masing-masing kubu untuk menjaga tindak-tanduk mereka agar tidak keluar dari koridor hukum dan etik.

Persepsi itulah yang penting diciptakan selama tahap seleksi pimpinan KPK berlangsung. Panitia seleksi menunjukkan kepada seluruh pelamar bahwa KPK hari ini dan ke depannya adalah lembaga dengan segala kelemahan yang terus dipantau. Panitia mengupayakan agar semua pelamar sadar betul bahwa setiap langkah mereka-sebaik apa pun itu-rawan mendapat serangan, sebagai konsekuensi pelamar yang secara kodrati pasti pernah melakukan kekeliruan dan kesalahan.

Hanya pelamar yang amat sangat bersih lagi kuat nyali yang akan sanggup terus masuk ke gerbang KPK.

Berita terkait

64 Orang Lolos Seleksi Pejabat KPK

18 Maret 2022

64 Orang Lolos Seleksi Pejabat KPK

Adrianus mengatakan kandidat pejabat KPK itu akan mengikuti seleksi lanjutan, yaitu asesmen kompetensi manajerial dan sosial kultural.

Baca Selengkapnya

Peserta Seleksi Jubir KPK Tak Ada yang Lolos

29 Januari 2021

Peserta Seleksi Jubir KPK Tak Ada yang Lolos

Saat ini, jubir KPK masih sebatas pelaksana tugas, baik bidang pencegahan maupun penindakan.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Menjelaskan Soal Etika Irjen Firli Bahuri

12 September 2019

Pansel KPK Menjelaskan Soal Etika Irjen Firli Bahuri

Irjen Firli, menurut Pansel Capim KPK Indriyanto Seno Adji, memiliki tingkat konsistensi terbaik.

Baca Selengkapnya

Cerita Massa Pendukung Revisi UU KPK Bingung Isi Protes di DPR

11 September 2019

Cerita Massa Pendukung Revisi UU KPK Bingung Isi Protes di DPR

Sunirah, 40 tahun, berdandan dari pukul 10.00 WIB pada Selasa pagi, sebelum ikut demo mendukung revisi UU KPK.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Masinton: KPK Tak Perlu Lagi Tangani Kasus Ecek-ecek

2 September 2019

Anggota DPR Masinton: KPK Tak Perlu Lagi Tangani Kasus Ecek-ecek

Setelah 10 nama capim KPK diumumkan, Komisi III DPR akan meminta masukan masyarakat terkait rekam jejak 10 nama tersebut.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Merasa Belum Berhasil Pimpin KPK, Kenapa?

27 Agustus 2019

Alexander Marwata Merasa Belum Berhasil Pimpin KPK, Kenapa?

KPK, kata dia, harusnya menjadi trigger mechanism penegak hukum lain seperti polisi dan jaksa agar tidak korupsi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Curigai Pansel KPK Bentukan Jokowi

18 Mei 2019

Koalisi Antikorupsi Curigai Pansel KPK Bentukan Jokowi

Koalisi Antikorupsi mencurigai pansel KPK bentukan Jokowi sebagai kompromi elit

Baca Selengkapnya

Kata Pukat UGM Soal Nama-nama Panitia Seleksi KPK

18 Mei 2019

Kata Pukat UGM Soal Nama-nama Panitia Seleksi KPK

Dari komposisi panitia seleksi KPK itu tak terlihat apa yang dikehendaki Presiden Jokowi untuk menjawab kebutuhan KPK empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Fahri Desak Febri Diansyah Diganti, ICW: Itu Penilaian Pribadi  

15 Agustus 2017

Fahri Desak Febri Diansyah Diganti, ICW: Itu Penilaian Pribadi  

Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan usul Fahri Hamzah soal penggantian juru bicara KPK, Febri Diansyah, sebagai penilaian pribadi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fahri Hamzah Sarankan Juru Bicara KPK Segera Diganti  

14 Agustus 2017

Penyebab Fahri Hamzah Sarankan Juru Bicara KPK Segera Diganti  

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyarankan juru bicara KPK segera diganti karena lebih cocok dijabat penyidik.

Baca Selengkapnya