Jokowi dan Helikopter Asing

Penulis

Selasa, 24 November 2015 22:28 WIB

Pengadaan tiga unit helikopter Agusta Westland (AW-101) oleh TNI Angkatan Udara patut disesalkan. Pembelian helikopter buatan Inggris-Italia itu terkesan kurang transparan. Kenapa TNI tidak menggunakan helikopter yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia?

Pertanyaan itu semakin perlu disampaikan karena helikopter tersebut kelak akan digunakan tamu sangat penting, termasuk Presiden Joko Widodo. Betapa ironis bila Presiden lebih suka naik helikopter Agusta, sementara PT Dirgantara sibuk mencari pembeli helikopter EC725 Cougar. Helikopter yang tak kalah canggih dibanding AW-101 ini merupakan produk kerja sama PT Dirgantara dengan Airbus. Proyek bersama itu dimulai pada 2008 dan PT Dirgantara berperan besar dalam membuat tail boom dan rangka badan pesawat.

Pembelian helikopter Agusta itu untuk menggantikan helikopter TNI AU sekarang, seri Super Puma (buatan PT Dirgantara-Airbus), yang telah uzur. Helikopter jenis ini pula yang dipakai Presiden Soeharto pada 1990-an. Adapun EC725 Cougar, yang semestinya jadi pilihan TNI AU, merupakan seri Super Puma terbaru yang telah dipakai pula oleh banyak kepala negara di dunia.

Presiden semestinya bersikap tegas, memerintahkan agar rencana pembelian itu dibatalkan jika masih mungkin. Pembelian helikopter asing itu akan merusak kebijakan mengutamakan produk dalam negeri. Jangan lupa, Jokowi selalu mendengungkan Nawacita. Salah satu butir dalam sembilan program utama ini adalah mewujudkan kemandirian ekonomi. Ia juga kerap merujuk ke konsep Trisakti Sukarno, yaitu berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pun telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 541 Tahun 2015 tentang Penggunaan Produk-produk Dalam Negeri. Surat Kementerian Aparatur Negara itu kemudian diikuti para kepala daerah untuk menghidupkan ekonomi daerah masing-masing.

Advertising
Advertising

Sungguh aneh jika Presiden Jokowi kemudian merestui TNI Angkutan Udara membeli helikopter yang bukan produksi dalam negeri. Langkah ini akan bertolak belakangan dengan kebijakan pemerintah sendiri. Apalagi helikopter EC725 Cougar, yang bermesin tiga, tak kalah canggih dibanding AW-101 yang bermesin dua. Banyak pula pemimpin negara lain yang memakainya, seperti Presiden Singapura, Presiden Prancis, Raja Spanyol, Kaisar Jepang, dan Presiden Korea Selatan.

Kelemahan helikopter EC725 hanya sedikit, yakni, karena mesinnya tiga, bahan bakarnya relatif lebih boros. Tapi kekurangan ini tak ada artinya dibanding dampaknya yang besar bila Presiden Jokowi menggunakan helikopter dalam negeri. Bisnis PT Dirgantara Indonesia bisa lebih berkembang. Jokowi juga akan menjadi bintang iklan yang bagus untuk mempromosikan helikopter itu ke dalam negeri maupun luar negeri.

Berita terkait

Alasan Dokter Tak Sarankan Minum Kopi saat Cuaca Panas

1 menit lalu

Alasan Dokter Tak Sarankan Minum Kopi saat Cuaca Panas

Minuman berkafein seperti kopi saat cuaca panas dapat meningkatkan risiko dehidrasi sehingga tak dianjurkan oleh dokter.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

4 menit lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 menit lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

5 menit lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

8 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Megawati Hangestri 2 Kali Main, Jakarta BIN Terus Kalah di Proliga 2024: Simak Perbandingan Statistiknya

11 menit lalu

Megawati Hangestri 2 Kali Main, Jakarta BIN Terus Kalah di Proliga 2024: Simak Perbandingan Statistiknya

Megawati Hangestri belum mampu menunjukan sihirnya di Proliga 2024. Dalam dua laga yang dia ikuti, Jakarta BIN terus kalah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

14 menit lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

15 menit lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

15 menit lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital

21 menit lalu

PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital

Semua holding Ultra Mikro telah mempersiapkan berbagai enabler yaitu rekening Simpedes UMI, AgenBRILink Mekaar, dan Senyum Mobile

Baca Selengkapnya