Menjawab Tantangan MEA

Penulis

Minggu, 3 Januari 2016 22:01 WIB

Pemerintah dan pelaku usaha tak perlu panik menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang resmi berlaku mulai 1 Januari 2016 pekan lalu. Disepakati di Bali pada 2003, integrasi sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) menjadi basis produksi dan pasar bersama ini memang tak bisa lagi ditunda.

Dengan berlakunya MEA, era kompetisi bebas di tingkat regional telah dimulai. Dengan dibukanya pasar Indonesia, tak ada lagi proteksi buat pelaku bisnis dalam negeri. Arus modal, barang, dan jasa dari sesama negara ASEAN bisa masuk ke Indonesia tanpa hambatan. Siapa lebih kompetitif, dia yang menang.

Untuk itu, produktivitas orang Indonesia tentu harus unggul. Kemampuan buruh pabrik garmen di Semarang untuk memproduksi pakaian jadi harus lebih baik dibandingkan dengan buruh di Phnom Penh, Vietnam, misalnya. Produksi beras petani Karawang harus lebih efisien ketimbang petani di Yangoon, Myanmar.

Sayangnya kita masih tertinggal. Misalnya, hal ini bisa dilihat dari indikator ketersediaan infrastruktur dan kemudahan akses perbankan. Menurut data Bank Dunia, per 2014, Indonesia hanya menggunakan listrik 730 kilowatt per hour (kWh) per orang. Itu pun byar-pet. Pada saat yang sama, konsumsi listrik per kapita warga Malaysia sudah 4.300 kWh. Jangan bandingkan dengan Singapura yang penggunaan listriknya mencapai 8.900 kWh per kapita.

Belum lagi soal akses perbankan. Di Malaysia, 81 persen warganya yang berusia 15 tahun ke atas punya rekening bank. Adapun di Filipina hampir 60 persen. Bandingkan dengan Indonesia, yang hanya 36 persen warganya punya rekening bank.

Advertising
Advertising

Indikator lain: jumlah pengguna Internet. Dibandingkan dengan sejumlah negeri jiran, jumlah pengguna Internet Indonesia juga rendah. Mengacu data Bank Dunia tahun lalu, jumlah orang Indonesia yang menggunakan Internet hanya 17 persen, jauh di belakang Singapura yang sudah 82 persen dan Malaysia yang mencapai 67 persen. Angka-angka itu menunjukkan bahwa besar kemungkinan, pada fase pertama integrasi ekonomi ASEAN, Indonesia bakal menjadi korban. Akan ada serbuan produk asing di pasar dalam negeri yang bakal membuat produsen lokal gigit jari.

Tak perlu pesimistis, harapan masih ada. Dari 622 juta orang di Asia Tenggara, 250 juta ada di Indonesia. Dari total ekonomi ASEAN yang bernilai US$ 2,6 triliun, ekonomi Indonesia adalah yang terbesar. Kita punya modal untuk membalikkan keadaan dan memenangi kompetisi pada babak selanjutnya.

Terbukanya gerbang Indonesia tak hanya berarti masuknya produk barang dan jasa, tapi juga investasi. Kucuran dolar kita butuhkan untuk menggenjot kapasitas infrastruktur, mendiversifikasi basis produksi dari komoditas dan energi menjadi manufaktur, serta memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Jika pemerintah fokus meningkatkan produktivitas pelaku usaha di dalam negeri, MEA akan menjadi babak awal kisah sukses ekonomi Indonesia.

Berita terkait

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

57 menit lalu

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

Jadwal Liga Champions akan memasuki leg kedua semifinal. Bayern Munchen mendapat pukulan menjelang tampil di markas Real Madrid.

Baca Selengkapnya

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

1 jam lalu

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

Dihadiri oleh Sungjin, Wonpil, Dowoon, dan Young K, acara fansign Day6 di Jakarta diadakan sehari sebelum Saranghaeyo Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

1 jam lalu

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

1 jam lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

1 jam lalu

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

2 jam lalu

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

2 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

2 jam lalu

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

2 jam lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya