Bersama Menghadang Terorisme

Penulis

Selasa, 19 Januari 2016 22:04 WIB

Pemerintah sebaiknya bekerja sama secara serius dengan negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN buat menghadang terorisme. Selama ini memang sudah ada kesepakatan dan kerja sama, termasuk Konvensi Anti-Terorisme yang ditandatangani delapan tahun lalu. Tapi Indonesia perlu berinisiatif untuk mengefektifkan kerja sama itu.

Jika tak ada yang menggerakkan, kesepakatan hanya akan berhenti di atas meja atau di ruang pelatihan bersama. Buktinya, kerja sama untuk berbagi informasi dan data mengenai terorisme, misalnya, selama ini belum berjalan lancar. Tak semua negara anggota mau menyerahkan data. Sering kali kesibukan berbagi informasi baru dilakukan setelah insiden terjadi, seperti pasca-serangan teroris pekan lalu di Jakarta.

Banyak alasan kenapa penanganan teroris perlu dilakukan bersama-sama. Salah satunya adalah perkembangan pesat kelompok radikal. Jaringan Negara Islam di Irak dan Al-Syam (ISIS)belakangan mengubah nama menjadi Negara Islamsudah merambah ke negara-negara anggota ASEAN. Bahkan mereka telah mendeklarasikan "cabang" di setidaknya satu negara di Asia pada tahun ini. Menurut pengamat terorisme Singapura, Rohan Gunaratna, negara yang kemungkinan besar dipilih adalah Filipina atau Indonesia.

Di kedua negara ini, sudah ada kelompok yang berbaiat ke kepemimpinan ISIS. Kelompok ini telah menjadi ancaman serius di kawasan ASEAN. Peta radikalisme pun berubah. Kini bukan lagi "alumnus" Afganistan yang tergabung dalam Jamaah Islamiyah yang berbaiat ke Al-Qaidah yang perlu diwaspadai, melainkan "alumnus" Suriah dan Irak, dengan para simpatisan ISIS.

Data dari konsultan keamanan Amerika, The Soufan Group, jumlah orang dari Asia Tenggara yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak naik sekitar 10 kali lipat, yakni dari 50-100 orang pada 2014 menjadi sekitar 900 orang. Jumlah terbesar dari Indonesia sebanyak 700-an orang. Menyusul Malaysia dan Filipina masing-masing sekitar 100 orang.

Advertising
Advertising

Ancaman terorisme menjadi semakin besar setelah berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun lalu. Ini berarti perbatasan antar-negara anggota kian terbuka. Kelompok pendukung terorisme pun akan lebih leluasa untuk keluar-masuk negara-negara ASEAN. Bukan tidak mungkin pula teroris muncul di negara-negara yang selama ini belum pernah terjamah oleh kelompok radikal. Dan bila hal ini terjadi, tak hanya menimbulkan masalah keamanan, ekonomi kawasan pun menjadi taruhan.

Bukan hanya kerja sama berbagi informasi dan perburuan pelaku teror yang perlu dilakukan. Masing-masing negara semestinya pula memperkuat program deradikalisasi dan pemantauan mantan narapidana terorisme, terutama para alumnus Suriah atau Irak, juga kelompok simpatisan ISIS. Kerja sama intelijen dan keimigrasian pun perlu ditingkatkan. Jangan biarkan ASEAN menjadi ladang subur bagi kelompok berbahaya ini.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

5 menit lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

11 menit lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

22 menit lalu

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

Timnas AMIN dibubarkan pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Menjelang Ajal Tayang, Ini Deretan Film Horor Karya Hadrah Daeng Ratu

28 menit lalu

Menjelang Ajal Tayang, Ini Deretan Film Horor Karya Hadrah Daeng Ratu

Hadrah Daeng Ratu sutradara yang dikenal lewat sejumlah karya film horornya. Film terbarunya Menjelang Ajal

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

31 menit lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

34 menit lalu

BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

BPJS Ketenagakerjaan bersama Perum Perumnas menjalin sinergi dalam penyediaan hunian yang layak bagi pekerja.

Baca Selengkapnya

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

43 menit lalu

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

Ramai istilah pundit dalam dunia sepak bola. Arti kata pundit merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian di dunia sepak bola.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

45 menit lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Leo / Daniel Menang, Kedudukan Sementara Indonesia vs India 3-1

46 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Leo / Daniel Menang, Kedudukan Sementara Indonesia vs India 3-1

Kemenangan Leo / Daniel memastikan tim bulu tangkis Indonesia maju ke perempat final Piala Thomas 2024 sebagai juara Grup C.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

48 menit lalu

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

Kiper klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat FC Dallas, Maarten Paes, telah menjadi warga negara Indonesia (WNI)

Baca Selengkapnya