14 Juli 1789

Penulis

Senin, 19 Juli 2010 00:00 WIB

Tak ada apa-apa hari itu. Dan Louis XVI pun mencatat dalam buku hariannya: "rien".

14 Juli 1789. Di Istana Tuileries yang ia diami sejak ia didesak meninggalkan Versailles dan pindah ke Paris, Raja Prancis itu tak tahu yang terjadi beberapa belas kilometer dari kursinya. Menjelang senja yang panjang hari itu, Penjara Bastille direbut rakyat.

Tembak-menembak berlangsung sejak lewat tengah hari. Sebelumnya, di depan halaman luar penjara itu, sekitar 900 warga Paris berhimpun: tukang kayu, pembikin gembok, penjahit, pembuat topi, pedagang anggur, pengusaha cabaret, pemilik pabrik bir, dan tentara yang diam-diam meninggalkan induk pasukan.

Sebenarnya mereka cemas.

Sebagaimana dikisahkan kembali oleh Simon Schama dalam Citizens, kecemasan itu berjangkit sejak malam sebelumnya.Ada desas-desus, pasukan disiapkan untuk memadamkan para pembangkang yang menentang Raja. Keadaan genting.Orang ma rah di mana-mana.Harga roti mencekik. Di Lyon terbit kerusuhan. Di Paris beberapa kali kantor cukai diserbu. Tentara disiagakan untuk mengawal pasar penjualan gandum atau konvoi yang mengangkut tepung.

Advertising
Advertising

Awal Juli juga mencekam penduduk mis kin, sebab itulah masa ketika segala utang & sewa harus dibayar. Sehari sebelum tanggal 7, ketika terme tiba, tampak keluarga-ke luarga meninggalkan tempat sewaan, membawa kain yang biasa mereka sambung -sambung untuk turun dari jendela kamar mereka semula. Mereka berjalan di sepanjang kota dalam eksodus yang tak jelas.

Akhirnya orang pun mencari biang keladi.Dugaan beredar bahwa di balik semua itu ada siasat kaum aristokrat. Para bangsawan ini membuat rakyat lapar karena ingin menyingkirkan Jacques Necker,menteri keuangan, seorang bankir asal Swiss yang dianggap mampumenyelamatkan Prancis dari kebangkrutan. Dugaan itu tak benar, tapi Necker memang dimusuhi kelas atas itu. Dalam catatan sejarah, ia cakap dan jujur.Ia bahkan siap mengorbankan hartanya untuk jadi jaminan impor pangan dari Amsterdam. Tapi semuanya terlambat. Prancis menanggungkan musim dingin yang ganas. Selain transportasi yang rusak, perang Turki-Rusia dan konflik politik di Baltik membuat suplai pangan tak mudah.

Ibu kota makin rusuh. Ketakpuasan menjalar kekalang an militer yang lebih memihak letroisieme etat, penduduk yang bukan dari kalangan aristokrat ataupun Gereja. Sementara itu, milisia yang dibentuk untuk me nertibkan kerusuhan, gardes franaises, yang terdiri atas anak-anak muda dari pedesaan, ikut tak setia. Bersama penduduk, mereka akhirnya jadi bagian dari "penakluk Bastille".

Penjara ini sebenarnya sudah tak berfungsi penuh lagi. Pemerintah sedang merencanakan akan merobohkan gedung nomor 232 di rue Saint-Antoine itu. Dibangun pada akhir abad ke-14 sebagai benteng, bangunan 4 lantai itu diubah jadi penjara pada abad ke-17. Di sanalah dikurung anak nakal yang diminta keluarganya agar disekap, ataupara penulis yang dianggap menghasut atau cabul. Voltaire sudah dua kali dikurung sebentar. Marquis de Sade termasuk penghuni terakhir.

14 Juli itu, hanya tinggal tujuh yang di dalam. Empat orang adalah penipu. Seorang bangsawan nakal yang dimasukkan atas permintaan keluarga sendiri. Dua yang lain orang gila. Tak ada lagi pembangkang.

Kondisi penjara itu juga tak buruk amat. Marquis de Sade (dari mana kata "sadisme" berasal, dan sebab itu ia disekap), diperbolehkan membawa berjenis-jenis pakai an, sarung beledu buat bantal, tiga macam pewangi, dan 133 buku. Ia bahkan memanfaatkan kesempatan yang unik: ia naik ke jalur menara, dan dengan memakai pe ngeras suara yang dibuat dari ketopong logam penadah kencing, ia berpidato ke arah jalan raya tentang kekejam an yang dialaminya. Ia tak diapa-apakan. Ia bahkan bebas seminggu sebelum 14 Juli. Tapi Bastille tak bisa me ngelakkan diri dari konflik dan ketegangan yang akhirnya meledak hari itu.

Gubernur penjara, de Launay, cemas akan keadaan yang makin rusuh di Paris, memperlengkapi Bastille dengan 250 barel amunisi dan 15 kanon di delapan menara setinggi 20 meter itu. Ada tiga pucuk lagi yang terarah ke gerbang. Lebih dari 12 senjata api lain, yang bisa menembakkan peluru setengah kilogram, disiapkan di tembok.

Orang ramai yang datang hari itu sebenar nya cuma hendak mengambil amunisi dan kanon itu. Me reka takut semua itu akan dipakai untuk membungkam mereka. Tapi perundingan berlangsung alot. Akhirnya bentrokan tak terelakkan.Para penjaga Bastille tak bisa bertahan.

De Launay ditangkap. Tapi ia tak menyerah. Ia berte riak, "Biarkan aku mati!" dan menendang orang seki tar nya.Ia segera tewas oleh pelbagai senjata tajam. Sese orang memotong lehernya dengan pisau saku. Kepalanya diarak.

Apa yang terjadi sebenarnya? Raja bertanya kepada orang yang melaporkan kejadian hari itu: "Pemberontak an?"Sang pelapor menjawab, "Bukan, Paduka, revolusi."

Tak jelas sebenarnya apa bedanya. Meskipun banyak yang dilebih-lebihkan dalam kisah perebutan Bastille, kata "revolusi" mendapatkan auranya tersendiri. Sebuah evenement telah menemukan nama yang menggugah. Sejak itu orang tak berpaling dari apa yang mengimbau dari aura itu. "Revolusi" disebut sampai abad-abad ber ikutnya, jadi penanda hasrat untuk menghadirkan apa yang diserukan di Prancis hari-hari itu: kemerdekaan, kesetaraan, dan persaudaraan bagi siapa saja dan kapan sajasesuatu yang menjangkau yang tak terhingga.

Mungkin sebab itu 14 Juli itu penting: yang tak terhingga itu lahir dari sejarah, bukan dari ketiadaan, ex nihilo, bukan pula dari titah Tuhan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

MNC Bolehkan Nobar Semifinal Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia VS Uzbekistan Asal Tak Komersil, Apa itu Hak Siar?

5 menit lalu

MNC Bolehkan Nobar Semifinal Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia VS Uzbekistan Asal Tak Komersil, Apa itu Hak Siar?

Pemegang hak siar, MNC bolehkan nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024 dengan catatan. Pahami soal hak siar.

Baca Selengkapnya

Motorola G64 5G Resmi Meluncur, Ponsel Pertama dengan Chipset Dimensity 7025

7 menit lalu

Motorola G64 5G Resmi Meluncur, Ponsel Pertama dengan Chipset Dimensity 7025

Ponsel anyar dari Motorola, Moto G64 dilengkapi panel IPS LCD 6,5 inci dengan desain punch-hole.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Masuk Penjaringan Bakal Calon Gubernur Jabar, Ini Penjelasan PKS

9 menit lalu

Wali Kota Depok Masuk Penjaringan Bakal Calon Gubernur Jabar, Ini Penjelasan PKS

Nama Mohammad Idris sedang dibahas di DPW PKS Jawa Barat untuk diajukan ke DPP PKS.

Baca Selengkapnya

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

10 menit lalu

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

Keyboard braile untuk SLB tersebut tertahan karena disebut tidak ada pemberitahuan barang hibah ke Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Shin Tae-yong yang Sukses Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

13 menit lalu

Fakta Menarik Shin Tae-yong yang Sukses Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Sejumlah fakta menarik Shin Tae-yong yang sukses bawa timnas U-23 Indonesia ke semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

14 menit lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

17 menit lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

20 menit lalu

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Wasit Shen Yinhao asal Cina pimpin laga semifinal timnas Indonesia vs Uzbekistan. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

25 menit lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

33 menit lalu

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron lulusan Universitas Jember, Unair, dan Unpad itu melaporkan Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya