Peluang di Balik PHK Massal

Penulis

Selasa, 9 Februari 2016 21:45 WIB

Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda beberapa perusahaan belakangan ini patut diwaspadai. Ada banyak analisis di balik gelombang PHK beruntun. Namun, apa pun sumber masalahnya, pemerintah tak boleh terlambat mengantisipasi dampaknya.

Salah satu yang bisa diandalkan menghadapi situasi tersebut adalah mendorong tumbuhnya industri padat karya serta usaha kecil dan menengah. Kedua bidang itu mampu menyerap tenaga kerja dengan cepat dan dalam jumlah cukup besar. Gejala dan ancaman PHK massal itu sendiri bermula dari tekanan pada industri di sektor minyak dan gas akibat turunnya harga minyak bumi. Angin puyuh ekonomi selanjutnya juga mengintai industri manufaktur dalam negeri.

Beberapa perusahaan yang tercatat mengurangi tenaga kerja, antara lain, adalah PT Ford Motor Indonesia dan agen penyalurnya (dealer), serta PT Panasonic Lighting. Ancaman PHK juga membayangi PT Toshiba Consumer Products Indonesia dan PT Chevron Pacific Indonesia. Dari keempat perusahaan itu, diperkirakan total 4.500 orang kehilangan pekerjaan. Sedangkan yang sudah benar-benar dikenai PHK sejak Januari, menurut data Kementerian Tenaga Kerja, sebanyak 1.377 karyawan di DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Bisa saja gelombang PHK ini berlanjut. Ekonomi sedang sulit. Perusahaan-perusahaan itu mencoba bertahan dengan melakukan langkah-langkah efisiensi. Pemerintah bukannya tinggal diam, melainkan terus menggalakkan kegiatan ekonomi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung.

Penggalakan itu, misalnya, menggelar reformasi peningkatan investasi, baik dalam perizinan, insentif, maupun dukungan terhadap implementasi izin prinsip. Layanan izin tiga jam yang diluncurkan sejak Januari, misalnya, sukses menarik minat sejumlah investor. Dari mereka, berhasil diikat komitmen total sebesar Rp 31,8 triliun. Investasi itu diperkirakan bakal menyerap 2.385 tenaga kerja.

Advertising
Advertising

Sebaiknya pemerintah juga tak melupakan peran industri padat karya. Memang, beberapa kebijakan insentif untuk mencegah PHK sudah dirilis. Misalnya, lewat paket kebijakan ekonomi VII (September 2015) yang berisi, antara lain, keringanan pajak penghasilan. Tetapi sektor ini masih perlu diperkuat, karena tahun lalu realisasi investasinya turun 12 persen. Padahal, bidang ini bisa lebih cepat menyerap tenaga kerja.

Jalan lain adalah terus mendorong tumbuhnya usaha kecil dan menengah dengan berbagai insentif dan dukungan lain. Hitung-hitungan menunjukkan, jika jumlah industri mikro dan kecil mencapai 3,5 juta unit, akan mampu menyerap sekitar 9 juta tenaga kerja (asumsi: satu unit dikerjakan tiga orang).

Sisi positif dari ancaman PHK massal ini adalah terbukanya kesempatan lebih lebar bagi pemerintah untuk menunjukkan keberpihakannya kepada ekonomi kerakyatan. Semoga peluang ini tak dilewatkan begitu saja.

Berita terkait

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

18 menit lalu

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

PKB menyambut baik jika nantinya Khofifah mendaftar diri mengikuti seleksi internal di partai itu untuk maju di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kemenag: 195.917 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit, Keberangkatan Mulai 12 Mei

24 menit lalu

Kemenag: 195.917 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit, Keberangkatan Mulai 12 Mei

Total kuota jemaah haji Indonesia tahun ini adalah 241.000 orang.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Arsenal Menang 3-0 atas Bournemouth, Declan Rice Cetak Gol dan Assist

25 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Arsenal Menang 3-0 atas Bournemouth, Declan Rice Cetak Gol dan Assist

Arsenal memetik kemenangan 3-0 atas Bournemouth dalam laga Liga Inggris 2023-2024 pekan ke-36 di Stadion Emirates pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

29 menit lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

37 menit lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

41 menit lalu

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.

Baca Selengkapnya

Film Possession: Kerasukan, Angkat Klenik Lokal dan Isu Kesetaraan, Tayang Empat Hari Lagi

46 menit lalu

Film Possession: Kerasukan, Angkat Klenik Lokal dan Isu Kesetaraan, Tayang Empat Hari Lagi

Possession: Kerasukan sendiri diadaptasi dari film Prancis berjudul sama Possession yang dibuat pada 1981.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

48 menit lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

1 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

1 jam lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

Tim putri Jakarta Popsivo Polwan berhasil mengalahkan Jakarta Pertamina Enduro, yang tak diperkuat Gia, dengan skor 3-0 dalam lanjutan Proliga 2024.

Baca Selengkapnya