Guna

Penulis

Senin, 27 September 2010 00:00 WIB

Apa guna Tuhan? Kita mungkin tak pernah bertanya. Kita mungkin takut bertanya. Tapi Tuhan dimanfaatkan manusia tiap hari: Ia jadi tumpuan untuk mendapatkan yang dihasratkan. Ia disebut Sang Maha Pemurah: Ia sumber perkenan. Dengan perkenan Nya si sakit dibuat sembuh, si zalim jatuh, perkawinan selamat, bulu tangkis menang, dan bisnis beruntung. Pernah ada seorang pengusaha yang merayakan ulang tahunnya dengan disertai seorang pendeta yang membacakan "doa mencegah bangkrut".

Mungkin hanya orang macam Meister Eckhart, mistikus Jerman yang hidup di abad ke 14 itu, yang bisa mengatakan: "Kalaupun satu satunya doa yang kamu bisa ucapkan adalah 'terima kasih', itu sudah akan cukup."

Memang ada beda antara Tuhan seorang mistikus dan Tuhan orang ramai. Bagi orang ramai, Tuhan itu bermanfaat. Kalaupun bukan untuk jadi sang penolong, Ia jadi fondasi terakhir dari apa yang mereka ketahui dan perbuat. Dunia tak kekal dan tak tunggal, bergerak acak dan tanpa kepastian. Tanah dan laut menyimpan bekas gerakan yang tak semuanya tampak, bencana yang tak bisa diprediksi. Mengalami itu, manusia akan jadi gila seandainya tak menemukan sesuatu yang stabil dan abadi. Dengan itu yang acak dijelaskan, yang kacau pun ditata.

Maka Tuhan pun hadir dan disembah.

Tapi tak hanya karena itu. Tuhan tak hanya bermanfaat dalam keadaan manusia goyah. Ada sesuatu dalam diri manusia yang tak mudah dijelaskan. Kant adalah pemikir pertama yang mendeteksi hal itu; ia menyebutnya "hukum moral".

Advertising
Advertising

Kita tahu manusia terdiri dari tubuh yang tak bisa lepas dari hukum di dunia fisik: jasad itu akhirnya akan aus, atau tak bisa melawan gravitasi, atau bertambah volume bila diisi. Jasmani itu tunduk pada hubungan yang deterministis. Tapi di samping yang fisik itu, ada yang lain. Ternyata pada manusia ada sesuatu yang, untuk mudahnya, oleh Kant disebut "noumenal": rasio yang membuatnya otonom dari alam. Pada manusia ada "hukum moral".

Kesadaran akan hukum moral ini sering konflik dengan hasrat badan kita, tapi kita mengakuinya sebagai sesuatu yang lebih tinggi ketimbang dorongan tubuh kita mengejar kenikmatan. "Hukum moral" itu, dalam pemikiran Kant, tak lahir dari pengalaman. Ia inheren dalam struktur kejiwaan kita. Ia semacam mahkamah yang sudah tertanam sejak kita jadi manusia. Ia menuntut kita mematuhinya secara mutlak. Dan kita mematuhinya bukan karena kita hendak mendapatkan hadiah atau pahala. Kita mematuhinya tanpa syarat, tanpa pamrih, tanpa perkecualian.

Dalam bahasa Kant, kita mematuhinya sebagai "kategorischen Imperativ", kewajiban kategorisyang harus kita patuhi sebagai sesuatu yang universal berlaku, tanpa standar ganda, dengan melihat manusia bukan sebagai alat, melainkan sebagai tujuan.

Dari mana datangnya? Kant tak bisa menjawab. Kata katanya yang termasyhur: "Dua hal yang memenuhi pikiran dan makin lama makin mengagumkan dan membuat kita terkesima malam yang penuh bermiliar bintang di angkasa dan hukum moral di dalam diri manusia."

Kita tahu Kant hidup lebih dari satu abad sebelum Sigmund Freud. Ia belum baca penjelasan bahwa ada nafsu di bawah sadar yang mendasari semua perilaku manusia. Tapi seperti Freud, Kant tak mencari penjelasan tentang "hukum moral" dari agama. Tindakan moral, kata Kant, bukanlah jadi sesuatu yang kita anggap wajib karena itu perintah Tuhan. Tapi kita harus menganggapnya sebagai titah Tuhan karena kita punya "kewajiban batin" kepada tindakan moral itu.

Dengan kata lain, peran dan kehadiran Tuhan disimpulkan dari deduksi. Tuhan harus diasumsikan ada, karena ada kesadaran moral pada manusia. Sebuah agama yang bertolak dari akal budi, menurut Kant, tak didasarkan kepada wahyu ilahi, melainkan kepada rasa tanggung jawab yang ditafsirkan sebagai unsur ilahiah dalam diri manusia.

Tampak ada ambivalensi dalam pandangan Kant tentang Tuhan. Ia berangkat dari tesis bahwa manusia adalah makhluk yang otonom. Tapi ia menyimpulkan manusia memerlukan fondasi. Kant punya pengaruh yang kuat dalam teologi Kristen, tapi sebenarnya ia tak bisa dikatakan sebagai pemikir yang memandang Tuhan dengan sangat hormat. Bukunya, Die Religion innerhalb der Grenzen der blosten Vernunft (Agama dalam Batas batas Akal Semata) dilarang beredar oleh Frederick William II. Sensor telah mencium ada yang murtad dalam risalah filosof dari Knisberg yang terpencil itu.

Kant tak melawan. Tapi dalam catatannya yang ditemukan setelah ia meninggal, yang dihimpun dalam Opus postumum (dari 1882 84), ada satu kalimat yang bisa merisaukan orang orang beriman: "Tuhan bukanlah satu substansi yang ada di luar diriku, tapi hanya satu hubungan moral dalam diriku". Akal budi punya daya untuk memerintah dengan wibawa, dan "menyamar sebagai satu person ilahiah". Maka "Sang Ens Summum [Wujud yang Maha Luhur] adalah sebuah ens rationis [sebuah kreasi akal budi]."

Demikianlah Tuhan berguna. Ia jadi sumber kesatupaduan. Ia, bersama agama yang dibangun atas nama Nya, berfungsi sebagai penata kehidupan sosial. Ia bisa dipakai untuk menenteramkan hati kita ketika tak ada poros bagi nilai nilai yang berubah dan berbeda.

Tapi begitukah kita bicara tentang Tuhan? Cukupkah Tuhan hanya dimengerti sebagai Fondasi yang stabil dan statis, bukan Tuhan dalam ketidakterdugaan hingga kita tak mampu menangkap Nya untuk digunakan?

Meister Eckhart mengutip seorang Guru: "Andai kata aku punya Tuhan yang dapat kumengerti, aku tak akan menganggapnya Tuhan." Mungkin juga: Andai kata aku punya Tuhan yang dapat kugunakan, aku tak akan menganggapnya Tuhan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

2 menit lalu

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

Kompetisi bola voli Proliga 2024 sudah melewati pekan kedua. Simak rekap hasil, jadwal berikut, dan klasemennya.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

2 menit lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

3 menit lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

9 menit lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

10 menit lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya

Tepis Rumor Bruno Fernandes Bakal Tinggalkan Manchester United, Ini Komentar Erik ten Hag

11 menit lalu

Tepis Rumor Bruno Fernandes Bakal Tinggalkan Manchester United, Ini Komentar Erik ten Hag

Dalam wawancara dengan DAZN pekan lalu, Bruno Fernandes mengatakan dia akan mempertimbangkan masa depannya di Manchester United setelah Euro 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

16 menit lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

17 menit lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

23 menit lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

31 menit lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya