Rusuh

Penulis

Minggu, 3 Oktober 2010 00:15 WIB

  • Putu Setia

    Negeri ini sudah tak aman. Rusuh di mana-mana. Rusuh antaretnis, rusuh antarpreman, rusuh antarkelompok, rusuh antarmahasiswa, rusuh antarpelajar. Polisi tak berkutik karena mereka rusuh dengan para pengunjuk-rasa. Apa yang salah?

    Itulah ocehan istri saya yang sudah saya sunting supaya tidak terlalu vulgar. Maklum, ia belakangan ini lebih sering menonton berita dibanding sinetron.

    Saya tak berminat meladeni. Indonesia luas, rusuh di sana, asal tidak di sini, biarkan saja. Itu sudah menjadi pendapat yang menggejala belakangan ini, rasa memiliki bangsa sudah luntur. Tapi, kalau saya tak mau meladeni ocehan istri saya, itu soal lain.

    "Apakah kerusuhan ini buah dari demokrasi yang membaik, yang dipuji-puji Obama? Setiap saat ada unjuk rasa, setiap unjuk rasa ada kerusuhan. Polisi takut tegas karena bisa melanggar hak asasi manusia. Nah, makan itu demokrasi," oceh istri saya lagi.

    Advertising
    Advertising

    Saya tetap tak ingin meladeni.

    "Teroris juga makin berani. Merampok, menyerang pos polisi, bahkan muncul teroris kelas sepeda ontel. Orang di pusat berteriak agar teroris dijadikan musuh bersama, tak cuma musuh polisi. Tapi, di daerah, jenazah yang disebut teroris itu disambut spanduk bertulisan pahlawan agama. Ada wakil rakyat yang menyalahkan kerja polisi yang menembak mati teroris. Semuanya berjalan seiring, di satu pihak teroris dijadikan musuh besar, di satu pihak teroris mendapat simpati. Sesungguhnya, bangsa ini tega enggak berperang dengan teroris?" lagi-lagi istri saya ngoceh.

    Saya hampir tergerak meladeni, tapi saya urungkan. Saya memaklumi, istri saya sedang terprovokasi pengamat di televisi. Maklumlah, kebijaksanaan redaksi media massa saat ini adalah bagaimana mencetak oplah besar, bagaimana menaikkan ratting tinggi, meski harus mengabaikan apakah berita dan siaran itu bermanfaat untuk bangsa atau tidak. Ini juga buah demokrasi, pers yang bebas.

    "Rampok bersenjata, waduh, ini mengerikan. Ibu takut, Pak...," tiba-tiba ia memeluk saya. Terpaksa saya meladeni, kalau tidak tentu saya dianggap suami tak normal. "Tenang Bu, perampok yang ganas di Sumatera dan di Jawa. Kalaupun ada di Bali, ya, hanya di kota," kata saya.

    "La, tadi malam di kampung kita, tiga perampok bertopeng menyekap petani kopi dengan senjata. Semua uang dan perhiasan ludes dirampok. Polisi tak bisa berkutik," ujar istri saya.

    Saya baru sadar, kejadian semalam memang sadistis. Padahal ini terjadi di kampung yang jauhnya 60 kilometer dari Denpasar, kampung yang damai, tempat orang biasa menaruh sepeda motor di depan rumah tanpa dikunci semalaman. Rumah-rumah yang tanpa pagar. "Ya, negeri ini sudah tak aman, sangat memprihatinkan," komentar saya. Istri saya menimpali, "Nah, akhirnya bereaksi juga setelah merasakan langsung akibatnya."

    Saya membenarkan kata-katanya. Orang baru peduli ketika sebuah kasus menimpa dirinya atau dekat dengan dirinya. Orang bisa tak berbelas kasih kepada teroris jika tahu betapa teroris menghancurkan kehidupan sekian ribu orang bertahun-tahun--contohnya seperti dampak bom Bali. Orang baru mengecam kerusuhan ketika keluarganya terkena bencana salah sasaran itu. Kerusuhan di Sampit, dan kini di Tarakan, hanya dianggap berita biasa di daerah lain, padahal benih-benih kerusuhan itu--kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli--muncul di mana-mana. Ledakan hanya menunggu waktu, dan Indonesia berantakan jika kebersamaan sudah mulai luntur dan rasa memiliki bangsa ini mulai surut. Apalagi para elite bangsa pada tak akur dan pemerintah sangat lemah--seperti sekarang ini.

  • Berita terkait

    Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

    25 menit lalu

    Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

    Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

    Baca Selengkapnya

    Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

    26 menit lalu

    Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

    Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

    Baca Selengkapnya

    Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

    32 menit lalu

    Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

    Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.

    Baca Selengkapnya

    Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

    43 menit lalu

    Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

    Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

    Baca Selengkapnya

    Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

    46 menit lalu

    Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

    Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

    Baca Selengkapnya

    Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

    47 menit lalu

    Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

    Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

    Baca Selengkapnya

    Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

    55 menit lalu

    Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

    UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

    Baca Selengkapnya

    Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

    56 menit lalu

    Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

    Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

    Baca Selengkapnya

    Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

    1 jam lalu

    Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

    Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

    Baca Selengkapnya

    Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

    1 jam lalu

    Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

    Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

    Baca Selengkapnya