Timnas

Penulis

Minggu, 10 Oktober 2010 00:02 WIB

Putu Setia

Meski hanya menonton di televisi, saya tak pernah sampai tuntas menonton kesebelasan Indonesia. Apakah itu pertandingan Liga Indonesia, Liga Super, termasuk tim nasional.Kecuali Jumat malam lalu, tatkala tim nasional bertanding melawan Uruguay.

Ini pertandingan luar biasa. Saya sempat ragu, apakah musuh Uruguay itu benar-benar tim Indonesia yang diambil dari klub-klub liga? Saya memastikan itu. Ada Bambang Pamungkas, Markus Horison, Boaz Solossa. Saya pun menonton sampai selesai.

Tim nasional bermain dengan "harga diri"yang tinggi. Ini penting dikemukakan pada saat kata "harga diri"kena inflasi. Solossa dan kawan- kawannya tak merasa takut kepada lawan yang lebih perkasa dan berani membuktikan datang ke lapangan untuk menantang. Mereka tak membatalkannya hanya karena ditakut-takuti orang bahwa Uruguay akan mengalahkan dengan angka telak. Mereka berani dan punya kepercayaan diri tinggi. Begitu peluit berbunyi, mereka menyerang dengan cepat, tak perlu ragu, tak mencla-mencle, dan hasilnya sebuah gol yang indah.

Bahwa gol ini dibalas dengan gol yang bertubi-tubi, itu adalah fakta bahwa tingkat kemahiran mereka memang masih rendah.Tapi tak ada yang sakit hati, kecewa, frustrasi, rendah diri. Para pemain tak bermain kasar untuk menyembunyikan "kekurangpandaian"mereka. Mereka menjunjung sportivitas. Markus, kiper yang perkasa itu (menurut saya, dia pemain terbaik malam itu), tak memprotes wasit ketika dia dihukum dengan tendangan penalti karena mengganjal lawan. Sampai akhir pertandingan,wasit sehat walafiat dan bisa tersenyum.

Advertising
Advertising

Ini barang langka.Keponakan saya yang gemar menonton siaran langsung sepak bola sore hari kecewa karena tak melihat ada pemain saling dorong,wasit dikejar, penonton saling lempar dan membakar. Kenapa tim nasional bisa bermain cantik malam itu?

"Anak-anak itu kalau ada yang mengayomi, semuanya anak-anak baik. Mereka salah asuh saja,"kata kawan lama saya--ia dulu salah seorang pengasuh Indonesia Muda, perkumpulan yang punya tim dan sekolah sepak bola di berbagai daerah. Intinya, penyebab kemerosotan sepak bola nasional karena "salah asuh"dan "salah urus".

Ronny Paslah dan Sutan Harhara bernostalgia tentang waktu 30 tahunan yang lalu. Kala itu tim nasional mengalahkan Uruguay dengan skor 2-1. Apa yang terjadi dalam rentang waktu itu? Tim nasional Indonesia diasuh dengan salah, sementara tim nasional Uruguay diasuh dengan benar. Pengasuh sepak bola Uruguay konsisten dan penuh waktu mengurusi bola. Pengasuh sepak bola kita konsisten tak mau mundur padahal waktunya dipakai mengurusi macam-macam, dari kedelai, gandum, gula, pengacara, sampai penjara. Uruguay memulihkan diri sebagai tim terhormat di Amerika Latin, lalu meloncat ke Piala Dunia, jadi semifinalis Piala Dunia 2010 dan peringkat ketujuh FIFA. Indonesia, yang pernah jaya di Asia, jadi tim yang dipermalukan terus-menerus dan peringkat FIFA-nya sudah masuk tiga digit.

Pada zaman Ronny Paslah, orang-orang datang ke stadion dengan gembira, membawa camilan secukupnya, disambut spanduk: "Saksikan Kesebelasan...."Sekarang, orang menjauhi stadion karena ada peringatan "hati-hati ada pertandingan". Stadion diisi orang-orang sangar yang membawa batu secukupnya.Apakah ini tidak karena "salah asuh"juga?

Mumpung tim nasional memperlihatkan permainannya yang cantik Jumat lalukalah telak tak jadi masalahsebaiknya momentum ini dipelihara dengan baik.Kembalikan sportivitas dan kenyamanan dalam sepak bola, dan tolonglah para pengasuh sepak bola (pengurus PSSI) bersedia mundur. Priittt....

Berita terkait

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

6 menit lalu

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

Hakim MK Anwar Usman digantikan Guntur Hamzah dalam sidang sengketa pileg di panel tiga, karena melibatkan perkara Partai Solidaritas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

6 menit lalu

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ dilaksanakan di sejumlah titik.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

14 menit lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

16 menit lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

18 menit lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

26 menit lalu

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

26 menit lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Ini 8 Lokasi Nobar Gratis Piala Asia U-23 di Jakarta Nanti Malam

27 menit lalu

Ini 8 Lokasi Nobar Gratis Piala Asia U-23 di Jakarta Nanti Malam

Berikut delapan lokasi nobar gratis pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan, Piala Asia U-23 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

27 menit lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

29 menit lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya