Batal Tol Dalam Kota

Penulis

Kamis, 18 Februari 2016 23:20 WIB

Pembatalan enam ruas jalan tol dalam kota oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama patut didukung. Gubernur Basuki membatalkan rencana pembangunan jalan tol dalam kota karena Ibu Kota lebih membutuhkan penambahan jalan arteri. Jalan tol nantinya juga menjadi aset pemerintah pusat, bukan pemerintah DKI Jakarta.

Pembangunan jalan arteri akan meningkatkan rasio jalan di Jakarta. Pada umumnya, jalan arteri panjang dan memiliki banyak akses keluar-masuk ketimbang jalan tol. Banyaknya akses ini akan meningkatkan daya tampung jalan. Selain itu, jalan arteri terbuka bagi umum, sehingga pembagian beban jalan akan lebih merata, penumpukan di ruas jalan sekitar pintu jalan tol bisa dihindari, dan kemacetan akan lebih mudah diurai.

Bagi angkutan umum, kehadiran jalan arteri juga mendatangkan manfaat. Dengan lebih banyak akses jalan yang bisa disinggahi, penumpang akan tertarik memanfaatkan angkutan umum. Dalam rencana semula, meski sebagian ruas jalan tol didedikasikan untuk angkutan umum, minimnya titik henti akan membuat pengguna enggan menggunakan angkutan umum.

Keuntungan lainnya, kepemilikan jalan arteri di bawah pemerintah DKI Jakarta mempermudah perawatan jalan. Pemerintah DKI tak perlu melapor ke Kementerian Pekerjaan Umum jika hendak melakukan perbaikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38/2004 tentang Jalan, jalan tol merupakan jalan nasional dan terdaftar sebagai aset pemerintah pusat.

Namun tidak berarti penambahan jalan arteri menjadi solusi sempurna. Penambahan jalan di Ibu Kota tidak sebanding dengan penambahan jumlah kendaraan. Berdasarkan data di Kepolisian Daerah Metro Jaya, jumlah mobil rata-rata bertambah 600 ribu dan sepeda motor 1,6 juta unit, atau tumbuh 12 persen per tahun. Adapun panjang jalan hanya tumbuh 0,01 persen atau 700 meter per tahun!

Advertising
Advertising

Melihat data tersebut, pertumbuhan ruas jalan sampai kapan pun akan tertinggal oleh pertumbuhan volume kendaraan. Maka, tanpa antisipasi yang tepat, kehadiran ruas jalan baru justru berpotensi menjadi "insentif" bagi masyarakat untuk memakai kendaraan pribadi, alih-alih menggunakan kendaraan umum.

Supaya ini tidak terjadi, Ahok mesti menuntaskan janjinya menyediakan sarana transportasi umum yang layak. Baik layak secara jumlah maupun kualitas kendaraan dan pelayanan awak angkutan. Tantangan ini tidaklah ringan, di tengah jeleknya citra angkutan umum. Upaya Ahok menggabungkan seluruh perusahaan angkutan umum di Jakarta dalam Transjakarta perlu dilanjutkan.

Kebijakan "disinsentif" juga perlu ditempuh melalui pembatasan pemakaian kendaraan pribadi. Berbagai wacana Ahok, seperti penerapan jalan berbayar (electronic road pricing), menaikkan tarif parkir, atau aturan pelat ganjil-genap, harus segera dieksekusi. Dengan begitu, ruas jalan baru tidak berbalik arah dari pemberi solusi mengatasi kemacetan menjadi pemberi solusi bagi pabrikan kendaraan bermotor.

Berita terkait

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

37 detik lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Jelang Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pemain Uzbekistan Ini Sebut Timnas Indonesia Punya Tim Kuat

2 menit lalu

Jelang Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pemain Uzbekistan Ini Sebut Timnas Indonesia Punya Tim Kuat

Pemain Timnas Uzbekistan U-23, Umarali Rakhmonaliev, mewaspadai kekuatan Timnas Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Perdana Praperadilan Panji Gumilang akan Digelar Hari Ini

7 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Perdana Praperadilan Panji Gumilang akan Digelar Hari Ini

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Abdussalam Panji Gumilang, mengajukan gugatan praperadilan atas penetapan tersangka pencucian uang

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

9 menit lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

11 menit lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

14 menit lalu

Gerindra Tegaskan Penyusunan Kabinet Prabowo Belum Dimulai

Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi.

Baca Selengkapnya

Khofifah Ungkap Alasan Kembali Gandeng Emil dalam Pilkada Jatim 2024

15 menit lalu

Khofifah Ungkap Alasan Kembali Gandeng Emil dalam Pilkada Jatim 2024

Khofifah menyatakan kembali berproses bersama Emil dalam Pilkada Jatim 2024 pada November 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024, Tim Serigala Putih Sudah Siap Hadapi Laga Sulit

16 menit lalu

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024, Tim Serigala Putih Sudah Siap Hadapi Laga Sulit

Pemain Uzbekistan U-23 Umarali Rakhmonaliev mewaspadai kekuatan Timnas Indonesia sebagai tim debutan di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

22 menit lalu

Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

Berikut perjalanan Tempo dengan penyair Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan, sebelas tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

29 menit lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya