Kurang Peminat Hakim Agung

Penulis

Selasa, 23 Februari 2016 01:09 WIB

Jumlah pendaftar calon hakim agung tahun ini menurun drastis. Empat hari menjelang penutupan pendaftaran, baru sepuluh calon yang mendaftar. Persyaratan yang sulit dianggap menjadi penyebab minimnya pendaftar. Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung harus mengubah persyaratan administratif agar hakim-hakim berkualitas bisa mendaftar.

Komisi Yudisial membuka pendaftaran pada 5 Februari lalu hingga Jumat pekan ini. Pendaftaran itu untuk mengisi kekurangan hakim agung. Saat ini, di Mahkamah Agung terdapat 49 hakim. Delapan di antaranya akan pensiun pada tahun ini.

Empat puluh satu hakim tak akan mampu menangani lebih dari 12 ribu perkara yang setiap tahun masuk ke Mahkamah. Menurut Mahkamah, butuh setidaknya 60 hakim agung agar kasus bisa ditangani secara proporsional. Dengan 60 hakim saja, rata-rata setiap orang harus menangani lebih dari 200 perkara setiap tahun. Artinya, setiap hari harus ada satu atau lebih perkara yang diputus.

Salah satu penyebab minimnya pendaftar adalah persyaratan Mahkamah Agung untuk hakim karier. Lembaga yang menaungi para hakim itu mensyaratkan adanya rekomendasi mereka untuk para hakim karier yang ingin mendaftar. Syarat ini tidak ada dalam peraturan Komisi Yudisial sebagai pelaksana pemilihan.

Rekomendasi ini berpotensi memunculkan subyektivitas. Sebab, Mahkamah Agung tidak memberikan kriteria jelas siapa yang bisa mendapatkan rekomendasi. Akibatnya, bisa muncul kecurigaan bahwa hanya hakim-hakim tinggi yang disukai Mahkamah Agung yang mendapatkan rekomendasi.

Advertising
Advertising

Di luar hakim-hakim rekomendasi MA, ada banyak hakim tinggi yang memenuhi syarat seperti yang diterapkan oleh Komisi Yudisial. Syarat oleh Komisi Yudisial lebih jelas, karena mengacu pada kualitas dan kredibilitas. Di antara syarat dari Komisi adalah berijazah magister hukum, berpengalaman 20 tahun menjadi hakim (di antaranya tiga tahun hakim tinggi), dan tidak pernah divonis bersalah.

Jika sampai Jumat mendatang jumlah pendaftar tak bertambah secara signifikan, bisa dipastikan Komisi Yudisial dan Dewan Perwakilan Rakyat akan kesulitan memilih hakim agung berkualitas. Untuk itu, ada baiknya Komisi memperpanjang masa pendaftaran dan menjemput langsung para calon berkualitas. Jemput langsung dilakukan dengan memilih sendiri hakim-hakim tinggi yang menurut Komisi memiliki integritas.

Cara lain adalah mengajak mereka yang memiliki integritas dan pengetahuan soal hukum mendaftar. Hal ini dimungkinkan karena, selain bagi para hakim tinggi, pendaftaran dibuka untuk mereka yang tidak pernah menjadi hakim. Persyaratannya lebih ringan, karena mereka hanya perlu berijazah magister dan doktor di bidang hukum.

Apa pun cara Komisi Yudisial, yang penting bagaimana mereka bisa menjaring orang-orang berintegritas tinggi dan memiliki pengetahuan hukum yang mumpuni untuk menjadi penentu akhir perkara hukum.

Berita terkait

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 menit lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

4 menit lalu

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Peluang Timnas U-23 Indonesia untuk lolos ke Olimpiade 2024 Paris akan semakin berat apabila Justin Hubner absen pada laga playoff melawan Guinea.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

7 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

15 menit lalu

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

29 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

36 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

46 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

46 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya