Bupati di Daftar Pecandu

Penulis

Selasa, 15 Maret 2016 01:24 WIB

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pemakai narkoba di Indonesia berprofesi hampir apa saja-dari pelajar, guru, artis, karyawan, penegak hukum, politikus, hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Karena itu, penangkapan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi dan wakilnya, Panji Ilyas, pada Ahad lalu tak terlalu mengagetkan, meski dramanya menarik.

Ditangkap di rumah orang tuanya di Palembang setelah petugas Badan Narkotika Nasional sempat dihalang-halangi masuk, Nofiadi lalu dibawa ke Jakarta. Petugas BNN tak menemukan bukti fisik apa pun, tapi uji urine di tempat membuktikan Nofiadi mengkonsumsi narkoba. Menurut BNN, Nofiadi, yang baru menjabat sebulan, sudah masuk incaran sejak tiga bulan lalu.

Dalam periode tiga bulan sebenarnya banyak hal bisa terjadi, terlepas dari apakah itu berada dalam pantauan atau luput dari "radar" BNN-termasuk pelantikan Nofiadi sebagai bupati, yang oleh kalangan skeptis disayangkan karena seharusnya bisa dihindari. Tapi BNN menepis keraguan soal lamanya turun keputusan untuk menangkap. BNN menyatakan perlu kehati-hatian sebelum bertindak.

Apa pun hasil dari upaya BNN meyakinkan mereka yang sangsi, satu hal tak bisa dibantah: seorang dengan jabatan kepala daerah seperti Nofiadi tentu menambah warna daftar orang-orang dengan profil mentereng yang ditangkap BNN. Yang menjadi masalah adalah mengapa prestasi ini tak juga bisa ditransfer menjadi prestasi yang lebih berarti: misalnya statistik yang memperlihatkan turunnya kasus penyalahgunaan narkoba.

Di sanalah letak pekerjaan besar BNN yang sesungguhnya. Menurut data BNN sendiri, yang diperoleh melalui survei pada 2014, jumlah pelaku penyalahgunaan narkoba 3,8-4,1 juta orang, sekitar 2 persen dari total penduduk. Dibanding hasil survei pada 2011, jumlahnya bisa dikatakan tak banyak berubah. Tapi pada 2020 diperkirakan pengguna narkoba menjadi lebih dari 5 juta orang.

Advertising
Advertising

Melihat kecenderungan beberapa tahun terakhir, kenaikan itu bisa menjadi keniscayaan jika BNN lebih sibuk berusaha mengkriminalkan pengguna. Penangkapan dan proses hukum terhadap pengguna, baik yang merupakan orang kebanyakan maupun figur publik, hanya berpeluang membuat sesak penjara. Masalah bagi pengguna adalah kecanduan, yang untuk mengatasinya tidak memerlukan bui, melainkan rehabilitasi.

Supaya tak terlihat sibuk mengurusi masalah yang tak substantif, sepantasnyalah BNN lebih menggencarkan perburuan terhadap pengedar dan, terutama, bandar narkoba. Langkah ini lebih langsung berkaitan dengan lanskap peredaran obat-obatan haram itu. Bagaimanapun, sulit dibantah betapa sejauh ini BNN belum sanggup mengusik, apalagi menghancurkan, jaringan peredaran narkoba. Penjara, misalnya, masih menjadi salah satu titik pengendalian peredaran narkoba.

Sebelum melakukan langkah yang sangat boleh jadi tak akan mengekspos drama itu, ada baiknya pula BNN lebih dulu mengevaluasi kinerjanya.

Berita terkait

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

2 menit lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 menit lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

25 menit lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

41 menit lalu

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

Pertamina Patra Niaga menampik adanya penghapusan Pertalite menjadi Pertamax Green 95 di seluruh SPBU.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

45 menit lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

47 menit lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

47 menit lalu

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

54 menit lalu

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

PPP saat ini sedang mengajukan gugatannya sengketa pileg 2024 ke MK.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Nur Alim Puji Shin Tae-yong, Optimistis Timnas Indonesia Maju ke Final Piala Asia U-23

1 jam lalu

Legenda Sepak Bola Nur Alim Puji Shin Tae-yong, Optimistis Timnas Indonesia Maju ke Final Piala Asia U-23

Legenda Timnas Indonesia asal Bekasi, Nur Alim memuji Shin Tae-yong. Ia percaya pelatih asal Korea itu bisa membawa timnas ke final Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Babak Pertama Skor 0-0

1 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Babak Pertama Skor 0-0

Timnas U-23 Indonesia tak mampu mengembangkan permainan di babak pertama, saat menghadapi Uzbekistan pada semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya