Doa 70 Tahun Negeri

Penulis

Jumat, 21 Agustus 2015 01:33 WIB

Putu Setia @mpujayaprema

Ada kesan tersisa dari mengikuti perayaan hari ulang tahun ke-70 Republik Indonesia di Istana Negara, walau cuma lewat siaran televisi. Bukan soal pasukan pengibar bendera atau Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tak mengangkat tangan saat menghormati bendera. Apalagi soal Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak hadir, sementara Megawati hadir.

Yang berkesan adalah doa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Alinea pertama setelah pembacaan ayat-ayat suci, masih umum. Mengucap syukur dan mengagungkan kemahakuasaan Sang Pencipta, doa "formal" di setiap agama. Tapi alinea kedua menukik ke masalah pokok yang dihadapi bangsa ini. "Berikanlah kami kedewasaan kehidupan berpolitik dan berdemokrasi. Mudahkanlah kami dalam bekerja dan menumbuhkan budaya kerja...." Itu cuplikannya.

Artinya, kehidupan politik kita diyakini belum dewasa. Partai politik dengan mudahnya bisa pecah hanya karena masalah sepele, berebut menjadi ketua umum. Bukan persoalan ideologis atau masalah program. Demokrasi kita masih coba-coba dan berpatokan pada kasus sesaat, bukan melihat ke depan. Dalam hal pemilihan kepala daerah, misalnya, calon independen dan persyaratan partai mengusung calon kepala daerah diperberat. Alasannya, calon menjadi tidak banyak sehingga masyarakat tidak bingung memilih. Tatkala kemudian calonnya justru tunggal, kehebohan terjadi. Bagaimana memilih kalau calonnya hanya satu?

"Mudahkanlah kami dalam bekerja dan menumbuhkan budaya kerja" adalah kritik khas setiap pelantun doa untuk menyatakan bahwa saat ini bekerja itu masih sulit, apalagi menumbuhkan budaya kerja. Orang bisa berkata (dan membaca): "Ayo kerja, kerja, dan kerja." Bagaimana petani bekerja kalau sawahnya kering? Musim lalu disalahkan, padahal sejak dulu April-Oktober adalah musim kemarau di Nusantara. Kalau saja irigasi mendapat perhatian pemerintah, mata air tidak mengering karena hutan yang dibabat. Air masih mengalir. Itu pun harus diprioritaskan untuk petani, bukan disalurkan ke hotel dan orang-orang kaya di kota. Orang kota itu harus dicarikan alternatif lain, misalnya, menyuling air laut. Ini sekadar contoh.

Sulit menumbuhkan budaya kerja saat kemewahan masih dipertontonkan, apalagi yang diperoleh dengan korupsi dan perbuatan terkutuk lain. Masyarakat tak lagi bodoh. Oke, disuruh kerja keras, tapi mereka melirik pejabat yang menyuruh itu. Apa mereka juga bekerja untuk rakyat? Masyarakat bertanya dalam diam, apa yang akan dikerjakan calon bupati itu setelah terpilih, kok berani membayar mahal ongkos politik yang begitu besar yang tak sebanding dengan gajinya selama lima tahun? Prasangka pun muncul, dan ini menggoyahkan budaya kerja yang sebenar-benarnya bekerja.

Alinea ketiga doa Menteri Agama adalah pernyataan yang umum, tapi menjadi beda jika disampaikan dalam upacara kenegaraan yang sakral. "...hindarkanlah bangsa dan negara kami dari marabahaya, fitnah antar-suku, agama, ras, dan antargolongan yang dapat memecah-belah kesatuan bangsa." Kita bisa merinding jika melihat kecenderungan di masyarakat yang masih mempermainkan "perbedaan" SARA dengan maksud memecah bangsa.

Tuhan tentu mendengar doa ini. Tapi, di atas segalanya, seharusnya kita sendiri-terutama para pemimpin-yang lebih dulu mendengarkannya dan mengamini, tidak dengan basa-basi. *

Berita terkait

6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

12 Mei 2023

6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

Para mahasiswa pada aksi unjuk rasa Mei 1998 menyuarakan 6 tuntutan dalam reformasi. Apakah hari ini sudah selesai?

Baca Selengkapnya

Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

8 April 2023

Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

Presiden Saied menolak pemaksaan lebih jauh dari IMF karena bisa mengarah pada kemiskinan yang lebih lanjut di Tunisia.

Baca Selengkapnya

Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

14 Desember 2022

Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

Setidaknya tujuh orang tewas dalam unjuk rasa di Peru akhir pekan lalu saat aksi protes berubah menjadi kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

5 Agustus 2021

Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

Menteri Luar Negeri RI secara terbuka menyebut isu Myanmar menjadi masalah yang paling banyak di bahas di pertemuan AMM

Baca Selengkapnya

Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

18 Mei 2020

Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

PM Netanyahu dan rival politik Benny Gantz membentuk koalisi pemerintahan baru bersatu untuk mengakhiri konflik politik berkepanjangan.

Baca Selengkapnya

Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

13 Agustus 2018

Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

Risiko sistemik dikhawatirkan akan mengakibatkan krisis Turki mempengaruhi IHSG.

Baca Selengkapnya

Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

25 Maret 2018

Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

Perludem pun menilai sistem politik yang ada di Indonesia tak ramah bagi anak muda sehingga mereka sulit terjun di dunia politik.

Baca Selengkapnya

Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

23 Mei 2017

Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

Presiden Jokowi mengatakan, 6-8 bulan ini, energi dihabiskan untuk banyak hal tidak berguna, saling hujat, berdebat, dan membuat suhu politik memanas.

Baca Selengkapnya

SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

8 Februari 2017

SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

SBY mengatakan pemerintah harus berhati-hati jika negara hanya menekankan aspek stabilitas politik.

Baca Selengkapnya

Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

2 Februari 2017

Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

Pertarungan Joko Widodo adalah kepada siapa saja yang berdiri di seberang kepentingan negara dan bangsa.

Baca Selengkapnya