Jebakan di Balik Hambalang

Penulis

Kamis, 31 Maret 2016 23:01 WIB

Kasus korupsi yang menodai pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang tidak sepatutnya membuat proyek tersebut tersia-sia. Duit senilai Rp 471 miliar yang telanjur dikucurkan negara akan sangat mubazir kalau Hambalang dibiarkan menjadi setumpuk bangunan tak terurus.

Rencana menghidupkan Hambalang ini mengemuka setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke kompleks olahraga yang mangkrak sejak 2012 tersebut. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga sudah membentuk tim pengkaji proyek kompleks olahraga yang dibangun di atas tanah seluas 31,2 hektare itu. Aset negara ini perlu diselamatkan. Tak terbayangkan, duit rakyat ratusan miliar rupiah itu hanya menjadi gedung "berhantu".

Sejak digagas pada 2014, proyek Hambalang sudah cacat dalam perencanaan. Anggarannya luar biasa besar, yakni Rp 2,57 triliun. Rinciannya, biaya konstruksi Rp 1,175 triliun dan sisanya untuk peralatan olahraga. Jumlah itu membengkak nyaris 20 kali lipat dibanding rencana awal sebesar Rp 125 miliar. Petaka datang karena sejumlah politikus Partai Demokrat memanfaatkan proyek ini sebagai mesin uang. Mereka memasang "jasa" pengurusan sertifikat tanah--salah satu masalah yang menghambat proyek Hambalang bertahun-tahun. Lewat lobi politik, ganjalan administrasi di Badan Pertanahan Nasional disingkirkan kurang dari sepekan. Para pemain politik itu juga mengatur pemenang tender proyek dengan mematok imbalan 18 persen dari nilai proyek. Proyek itu terhenti total setelah Komisi Pemberantasan Korupsi turun tangan.

Ikon-ikon olahraga yang diimpikan itu pun terbengkalai. Jika proyek ini akan dilanjutkan Presiden Jokowi, prinsip kehati-hatian harus dijadikan pertimbangan utama. Ada banyak alasan, salah satunya adalah sejarah korupsi yang melilit proyek ini. Pemerintah bisa menugasi Kejaksaan Agung membuat kajian hukum bersama KPK. Dari sisi perizinan, contohnya, proyek garapan PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk itu ternyata belum mempunyai izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Ketiadaan izin amdal ini jelas merupakan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum lainnya adalah menabrak izin mendirikan bangunan (IMB). Dari IMB yang hanya untuk bangunan tiga lantai, gedung Hambalang menjulang menjadi enam lantai.

Ditilik dari aspek teknis, persoalan proyek Hambalang lebih kompleks lagi. Berdiri di gigir perbukitan di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, stabilitas tanah di sana harus diteliti ulang. Kondisi bangunan juga mesti dicek ulang, apakah dalam kondisi baik dan tidak bergeser. Kita tentu belum lupa, pada 2012 ada dua bangunan yang ambruk di sana akibat pergeseran tanah.

Advertising
Advertising

Jokowi harus berhitung secara matang soal Hambalang. Dia tidak boleh terburu-buru dalam mengambil keputusan, apalagi sekadar ingin membuktikan mampu menghidupkan kembali proyek mangkrak peninggalan rezim Susilo Bambang Yudhoyono. Jangan sampai hasrat mengamankan aset negara membuat kita terjebak dua kali dalam pusaran kasus Hambalang.

Berita terkait

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

39 detik lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

1 menit lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

2 menit lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

5 menit lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

5 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

7 menit lalu

iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

Mitsubishi Motors Corporation mendapatkan penghargaan dari iF Design Award 2024 untuk dua model mobilnya, yakni Mitsubishi Xforce dan Triton.

Baca Selengkapnya

Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

11 menit lalu

Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) menghadirkan program spesial, yaitu "Kilau Lebaran Campaign". 1 April hingga 31 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

18 menit lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

25 menit lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya