Semut

Penulis

Sabtu, 14 Mei 2011 23:36 WIB

Putu Setia

Sebagai pemerhati semut, saya kagum kepada fotografer Robertus Agung Sudiatmoko, yang bisa memotret semut yang tengah menari dengan satu kaki. Bahkan, dalam serial foto semutnya yang dilansir Daily Mail, Robertus juga mengabadikan seekor semut yang berdiri di atas bebatuan tengah menyilangkan tangannya seperti berdoa. Robertus mengaku suka hewan kecil itu, alasannya semut sangat mandiri dan dalam bekerja sama semuanya bekerja.

Saya setuju. Saya sering memakai semut untuk memberi contoh bagaimana seharusnya manusia bekerja sama. Begitu banyak teladan dari alam, baik benda hidup maupun mati, saya suka kepada tiga hal: persekutuan binatang buas, persatuan sapu lidi, dan paguyuban semut.

Persekutuan binatang buas, misalnya macan, dalam mencari mangsa awalnya berkelompok. Begitu ketemu mangsa, macan-macan ini bersatu membunuh korbannya. Kemudian macan itu saling berebut mendapatkan jatah paling banyak. Setelah kenyang, mereka pergi cerai berai, lupa pada persekutuan.

Di dunia manusia, persekutuan ini banyak dipraktekkan dalam kasus korupsi berjemaah--istilah yang tak saya suka karena mengambil idiom agama. Kasus cek pelayat yang dikaitkan dengan terpilihnya Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia masuk kategori ini. "Macan-macan" itu, setelah puas melahap cek, kini saling menyalahkan. Kasus Gayus Tambunan juga masuk kategori ini. Tak mungkin, sebagai "macan", Gayus sendirian menggarong uang rakyat. Tapi "macan" yang lain keburu hilang dalam rimba. Selain gelap, penjaga hukum dalam rimba terbiasa tebang pilih.

Kasus anyar, korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games Palembang, juga tergolong "persekutuan macan". Pelaku yang ramai disebut, membantah terlibat, bahkan tiba-tiba saling tak kenal. Lalu saling menuduh, yang ini merekayasa itu, yang itu merekayasa ini. Sekejam-kejamnya macan tak pernah memangsa anaknya, dan manusia yang baik tentu melindungi "anak buahnya". Maka petinggi partai pun, baik Demokrat maupun Demokrasi Indonesia Perjuangan, pasti berusaha meminimalkan keterlibatan kadernya.

Advertising
Advertising

Mari lihat persatuan sapu lidi. Sebatang lidi mudah dipatahkan, tapi sekumpulan lidi sulit dipatahkan. Bersatu teguh, bercerai rapuh. Masalahnya, sebuah sapu mudah dipakai oleh siapa pun yang merasa memiliki. Di jagat manusia, kita sudah biasa melihat berbagai aksi yang orangnya "itu-itu saja". Apalagi, saat kampanye pemilihan umum, tinggal memberi baju kaus--plus nasi bungkus dan sangu. Kini kita mendapat wakil rakyat yang gemar mengejar "bungkusan" dan sangu.

Tapi saya tak ingin memasukkan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kategori ini. Komisi ini pasti tak bisa "dipinjam" untuk menyapu bagian sana tapi tidak bagian sini. Misalnya, sapu bersih penerima cek pelayat, tapi jangan menyapu pemberinya. Sapu bersih penerima suap wisma atlet, tapi jangan sampai ke petingginya.

Paguyuban semut yang ideal. Selebar apa pun jalannya, mereka antre, lebih mulia ketimbang manusia di jalan. Kalau ada sumber makanan, ia komunikasikan lewat sinyal kimiawi yang canggih, yang oleh manusia sistem ini ditiru untuk menciptakan Facebook. Ini bukan omongan saya, ini penelitian Noa Pinter-Wollman dari Stanford University. Ketangguhan semut, seperti dibuktikan Robertus dalam fotonya, dapat membawa daun berukuran lebih dari 10 kali tinggi badannya.

Cuma, semut hewan "wong cilik", disemprot pestisida mati--akibatnya muncul wabah ulat bulu. Pelajaran dari sini, kalau pemerintah tetap tak memperhatikan rakyat kecil, jangan salahkan "ulat bulu" yang radikal itu jadi subur.

Berita terkait

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

2 menit lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum ProjobBudi Arie juha mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

4 menit lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

5 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan dengan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

12 menit lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

13 menit lalu

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

Sekarang pengguna dapat dengan mudah menyematkan komentar di Instagram untuk meningkatkan pengalaman berbagi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

14 menit lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Siksa Neraka Ditayangkan di Netflix, Para Pemeran dan Sinopsisnya

15 menit lalu

Siksa Neraka Ditayangkan di Netflix, Para Pemeran dan Sinopsisnya

Sejak 25 April 2024, Netflix mulai menanyangkan film Siksa Neraka

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

19 menit lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama UTBK 2024 di Itera, 10 Peserta Terkendala Administrasi Bisa Tetap Ikut Ujian

23 menit lalu

Hari Pertama UTBK 2024 di Itera, 10 Peserta Terkendala Administrasi Bisa Tetap Ikut Ujian

Pelaksanaan UTBK hari pertama di Itera

Baca Selengkapnya

4 Drama di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan: Gol Muhammad Ferarri Dianulir VAR hingga Kartu Merah Rizky Ridho

26 menit lalu

4 Drama di Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan: Gol Muhammad Ferarri Dianulir VAR hingga Kartu Merah Rizky Ridho

Kekalahan Timnas U-23 Indonesia dari Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 diwarnai sejumlah drama, mulai gol dianulir VAR hingga kartu merah.

Baca Selengkapnya