Pembubaran Acara LadyFast Yogyakarta

Penulis

Selasa, 5 April 2016 01:08 WIB

Pembubaran pameran seni dan pertunjukan musik bertajuk "LadyFast" di Yogyakarta pada Sabtu malam lalu lagi-lagi semakin menunjukkan tak berdayanya negara menghadapi kelompok intoleran ini.

Tudingan terhadap panitia, yang disebut sebagai komunis serta mempromosikan perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) melalui acara dan diskusi itu, merupakan kesewenang-wenangan sekaligus tak berdasar. Tindakan intimidasi dan kekerasan verbal yang menyertai tindakan sewenang-wenang sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi Islam itu semestinya ditindak tegas.

Untuk kesekian kalinya kita melihat betapa lemahnya polisi dan hilangnya wibawa pemerintah setempat menghadapi intoleransi yang semakin merisaukan. Kota yang menyandang status istimewa dan kerap menjadi kiblat budaya luhur itu seolah tak berdaya melindungi hak warganya dari agresivitas sekelompok kecil orang yang merusak prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Pernyataan dan tindakan kepolisian yang cenderung menyalahkan penyelenggara kegiatan pun sangat aneh dan keliru. Bukannya mencegah kekerasan dan kebrutalan mereka yang hendak membubarkan acara, polisi justru membawa beberapa panitia untuk diperiksa.

Sikap aparat keamanan itu jelas bertolak belakang dengan perintah Presiden Joko Widodo yang baru saja disampaikan pada Kamis pekan lalu. Melalui Sekretaris Kabinet, Presiden menyatakan menaruh perhatian khusus pada merebaknya sikap intoleran di berbagai daerah belakangan ini. Keprihatinan itu pulalah yang mendasari perintah Presiden terhadap Kepolisian RI untuk bersikap lebih tegas terhadap kelompok-kelompok yang hendak merusak toleransi dengan cara melarang aktivitas kelompok lain.

Advertising
Advertising

Pernyataan Presiden itu muncul menanggapi pembubaran konferensi pers Panitia Festival Belok Kiri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, oleh kepolisian. Polisi beralasan, tindakan itu diambil karena mereka menerima laporan bahwa sejumlah organisasi massa akan membubarkan secara paksa acara itu. Alasan mereka-yang juga terdengar ganjil dan tentu saja tak berbukti-adalah acara tersebut mengandung unsur komunisme, sehingga tak boleh berlangsung.

Banyak lagi kasus serupa di berbagai kota bisa disebut. Tapi khusus di Yogyakarta lebih memprihatinkan. Februari lalu, misalnya, polisi dan pemerintah daerah juga membiarkan kelompok yang menyebut dirinya Front Jihad Islam memaksa menutup Pondok Pesantren Al-Fatah di Bantul, yang dihuni sejumlah waria. Bukannya membela warganya, camat setempat malah mendukung penutupan itu dengan alasan pesantren tersebut tak berizin dan bertentangan dengan nilai-nilai Islami.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mencatat, sepanjang 2011-2015, sedikitnya terjadi 13 peristiwa pelanggaran hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan di kota ini. Kenyataan ini amat memprihatinkan sekaligus memalukan. Pemerintah semestinya menindak keras kelompok-kelompok yang menyebarkan intoleransi itu.

Berita terkait

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

4 menit lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

6 menit lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

12 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

30 menit lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

49 menit lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

56 menit lalu

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

Pelatih Timnas Uzbekistan, Timur Kapadze, menyatakan para pemainnya siap menghadapi Timnas U-23 Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

57 menit lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

57 menit lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

57 menit lalu

Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

Mantap maju Pilkada Depok 2024, Sekretaris Daerah Kota Depok Supian Suri menyerahkan formulir ke Pengurus DPD PAN Kota Depok di Rumah PAN Depok

Baca Selengkapnya

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

1 jam lalu

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

Anggur mengandung senyawa resvaratrol yang bisa cegah kerusakan sel liver dan meningkatkan antioksidan tubuh, intinya menjaga kesehatan liver.

Baca Selengkapnya