Setelah 'Staf Khusus' Ahok Dicekal

Penulis

Minggu, 10 April 2016 23:12 WIB

Pelarangan Sunny Tanuwidjaja pergi ke luar negeri harus dilihat sebagai proses hukum yang memang semestinya diterapkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Terlalu dini dan gegabah menghubungkan pencekalannya dengan keterlibatan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam "skandal suap raperda DKI".

Sunny, yang dikenal publik sebagai "staf khusus" Basuki, dicegah ke luar negeri karena diduga terlibat suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Tata Ruang Strategis Pantai Utara Jakarta. Selain Sunny, KPK mencegah Direktur Utama PT Agung Sedayu Group Richard Halim dan orang nomor satu grup usaha itu, Sugianto Kusuma alias Aguan. Sunny diduga berkomunikasi dengan Aguan untuk meloloskan pasal kontribusi tambahan 15 persen dalam raperda tersebut. Peraturan itu akan menjadi dasar pengembang mendirikan bangunan di pulau-pulau reklamasi. Rasuah ini terbongkar setelah KPK menangkap Ketua Komisi Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang DPRD DKI, Mohamad Sanusi, saat menerima suap dari PT Agung Podomoro Land pada akhir bulan lalu.

Raperda itu sebelumnya menjadi perdebatan sengit antara Basuki dan DPRD. Ahok menilai kewajiban pengembang menyisakan 40 persen lahan untuk ruang terbuka hijau serta 5 persen untuk fasilitas umum dan khusus terlalu ringan. Dia ingin pengembang ikut membangun fasilitas publik di daratan Jakarta dengan menyisihkan 15 persen dari keuntungan dari pulau-pulau baru itu.

Pengembang keberatan dan melobi DPRD, meminta para wakil rakyat menurunkannya menjadi 5 persen atau menghapusnya dari raperda. Dalam kaitan inilah Sunny diduga berkomunikasi dengan Aguan dan menjanjikan kontribusi tambahan yang tak diatur dalam peraturan daerah.

Ahok telah membantah menjanjikan sesuatu kepada pengembang. Dia juga membantah bahwa Sunny staf khususnya. Menurut Ahok, Sunny adalah mahasiswa doktoral yang tengah melakukan penelitian di DKI. Di sini, jika benar, kita menyesalkan penjelasan Ahok yang terlambat. Karena sebelumnya Sunny kerap terlihat "menempel" Ahok, semestinya sejak awal Ahok menegaskan kepada publik soal posisi Sunny itu.

Advertising
Advertising

Pencegahan Sunny oleh KPK memang merebakkan tudingan bahwa Ahok terlibat persekongkolan di balik proyek reklamasi. Para penyerang menyebutkan Sunny ditugasi Ahok untuk bernegosiasi dengan Agung Sedayu dan politikus DPRD. Serangan terhadap Ahok tambah gencar, mengingat kian panasnya suhu politik menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun depan. Perkara ini dimanfaatkan lawan-lawan politik Ahok dan mereka yang tak senang akan kebijakan Ahok untuk merontokkan kepercayaan publik terhadap orang nomor satu di DKI ini.

Karena itu, kita berharap KPK membongkar semua yang berkaitan dengan suap raperda itu. Siapa pun yang terlibat kasus ini mesti diajukan ke pengadilan. Kita juga berharap Ahok, sejauh memang tidak terlibat kasus ini, tetap tegas dan keras menolak KKN.

Berita terkait

10 Cara Cek Tagihan BPJS Kesehatan dengan NIK secara Mudah

46 detik lalu

10 Cara Cek Tagihan BPJS Kesehatan dengan NIK secara Mudah

Cara cek tagihan BPJS Kesehatan dapat dilakukan dengan NIK di berbagai layanan pembayaran luring dan daring. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Sebut Volodymyr Zelensky sebagai Pihak Pertama yang Memicu Perang Ukraina

2 menit lalu

Donald Trump Sebut Volodymyr Zelensky sebagai Pihak Pertama yang Memicu Perang Ukraina

Donald Trump sudah sering mengkritik Zelensky dalam kampanyenya, bahkan berulang kali menyebutnya salesman terbaik di dunia

Baca Selengkapnya

Warga Pasar Kliwon Solo Pelaku Pemerkosaan Anak Ditangkap, Korbannya 4 Anak Belasan Tahun

4 menit lalu

Warga Pasar Kliwon Solo Pelaku Pemerkosaan Anak Ditangkap, Korbannya 4 Anak Belasan Tahun

Pelaku pemerkosaan adalah paman dari salah satu korban. Ibu korban curiga anaknya yang masih 16 tahun kerap meminta mangga muda.

Baca Selengkapnya

Dudy Purwagandhi, Anak Buah Haji Isam Akan Jadi Menteri Prabowo, CELIOS: Kabinet Balas Budi

4 menit lalu

Dudy Purwagandhi, Anak Buah Haji Isam Akan Jadi Menteri Prabowo, CELIOS: Kabinet Balas Budi

Relasi antara Dudy Purwagandhi, CEO Johlin Air, dengan Haji Isam menunjukkan bahwa keduanya tidak lebih dari kolega Prabowo.

Baca Selengkapnya

Rencana Prabowo Ubah BUMN Jadi Super Holding, Pengamat: Pisahkan Dulu Fungsinya

6 menit lalu

Rencana Prabowo Ubah BUMN Jadi Super Holding, Pengamat: Pisahkan Dulu Fungsinya

Pengamat BUMN, Herry Gunawan, mengatakan Prabowo perlu mempertimbangkan beberapa hal jika ingin mengubah perusahaan pelat merah seperti Temasek

Baca Selengkapnya

"BRI Peduli Ini Sekolahku" Dorong Kualitas Pendidikan dan SDM Unggul

13 menit lalu

"BRI Peduli Ini Sekolahku" Dorong Kualitas Pendidikan dan SDM Unggul

BRI melalui program CSR 'BRI Peduli Ini Sekolahku' kali ini mengambil inisiatif memberikan bantuan perbaikan SDN 001 Sungai Pagar

Baca Selengkapnya

Tinggal 2 Hari Lagi, Berikut Susunan Acara Pelantikan Prabowo-Gibran

13 menit lalu

Tinggal 2 Hari Lagi, Berikut Susunan Acara Pelantikan Prabowo-Gibran

Susunan lengkap acara pelantikan Prabowo-Gibran Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan dan Zita Anjani, Bapak dan Anak dalam Kabinet Prabowo

14 menit lalu

Zulkifli Hasan dan Zita Anjani, Bapak dan Anak dalam Kabinet Prabowo

Zulkifli Hasan dan putrinya, Zita Anjani, bakal menjadi bagian dari kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Berikut profil bapak dan anak.

Baca Selengkapnya

70 Korban Jiwasraya Kirim Somasi Kedua ke Dirut IFG Life, Tuntut Pengembalian Dana Rp205 Miliar

23 menit lalu

70 Korban Jiwasraya Kirim Somasi Kedua ke Dirut IFG Life, Tuntut Pengembalian Dana Rp205 Miliar

70 nasabah korban PT Asuransi Jiwasraya mengajukan somasi kedua kepada Direktur Utama IFG Life, Hexana Tri Sasongko pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Tips Agar Terhindar dari Email Phishing

24 menit lalu

Tips Agar Terhindar dari Email Phishing

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengamankan akun Gmail dan terhindar dari phishing.

Baca Selengkapnya