Hentikan Penyiksaan Tersangka

Penulis

Selasa, 12 April 2016 20:56 WIB

Penyebab kematian Siyono harus segera dibuat terang-benderang. Kepolisian tak usah ngotot dengan penjelasan bahwa Siyono meninggal akibat perdarahan di rongga otak. Penjelasan itu sulit dipercaya setelah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia membeberkan hasil autopsi jenazah Siyono.

Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap Siyono pada awal Maret lalu. Polisi menuduh dia sebagai kepala gudang senjata jaringan teroris Jamaah Islamiyah. Empat hari kemudian, Siyono "pulang" ke keluarga di Klaten tanpa nyawa. Menurut polisi, Siyono mencoba kabur dalam perjalanan menuju penyimpanan senjata di sekitar Candi Prambanan. Kepala Siyono terbentur benda tumpul ketika berkelahi dengan aparat pengawal.

Sebaliknya, hasil autopsi menunjukkan bahwa kematian Siyono akibat patahan tulang iga yang menusuk saraf jantung. Memang, kepala Siyono pun luka lebam. Tapi otaknya masih putih tanpa bekas perdarahan. Tak ada pula bekas luka yang menunjukkan Siyono pernah melawan aparat.

Kapan persisnya Siyono mengalami kekerasan perlu diungkap. Bila hal itu terjadi sewaktu interogasi, polisi harus mengakuinya sebagai kesalahan. Menyiksa untuk memperoleh pengakuan adalah cara primitif yang tak boleh dipertahankan. Itu hanya menunjukkan kemalasan aparat dalam mencari bukti kejahatan.

Hukum acara pidana kita melarang penggunaan kekerasan selama pemeriksaan. Pasal 52 KUHAP menegaskan, tersangka atau terdakwa berhak menyampaikan keterangan secara bebas alias tanpa tekanan. Ketentuan ini berlaku dalam semua kasus, termasuk kejahatan luar biasa, seperti terorisme dan narkotik.

Advertising
Advertising

Di negara yang menghormati hak asasi manusia, penyiksaan selama interogasi seharusnya tak mendapat tempat. Pada 1998, Indonesia telah meratifikasi Konvensi Anti-Penyiksaan (Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment). Konsekuensinya, pemerintah harus mencegah praktek penyiksaan dalam bentuk apa pun. Faktanya, Institute for Criminal Justice Reform mencatat, selama 2014, sedikitnya ada 36 kasus dugaan penyiksaan dalam interogasi. Enam kasus di antaranya berujung kematian.

Terdakwa korban penyiksaan memang bisa mencabut pengakuan di depan hakim. Namun, pada banyak kasus, hakim hanya melihat pencabutan pengakuan sebagai jurus terdakwa membebaskan diri. Nyaris tak pernah ada penyiksa yang dimintai pertanggungjawaban. Kalaupun ada yang diusut, umumnya hanya dianggap melanggar disiplin atau etika profesi.

Agar penyiksaan tak berulang, profesionalisme penyidikterutama dalam menghimpun bukti kejahatanmesti ditingkatkan, sehingga mereka tak bertumpu pada pengakuan yang didapat dengan menyiksa terdakwa. Agar kejadian seperti ini tak terus berulang, sudah waktunya ada lembaga yang mengawasi penyelidikan dan penyidikan. Untuk itu, gagasan tentang hakim komisaris atau hakim pemeriksa pendahuluanseperti tercantum dalam rancangan revisi KUHAPperlu segera direalisasi.

Berita terkait

Kemenag Buka Uji Publik Data Tenaga Non ASN: Persiapan Seleksi CASN 2024

7 menit lalu

Kemenag Buka Uji Publik Data Tenaga Non ASN: Persiapan Seleksi CASN 2024

Kemenag melakukan uji publik terkait pemutakhiran data Tenaga Non Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk persiapan seleksi Calon ASN tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

8 menit lalu

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Saldi Isra, melemparkan guyonan alias candaan mengenai Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2024 dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

9 menit lalu

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

Kominfo akan sosialisasi larangan peredaran game online yang memunculkan indikasi kekerasan berupa darah darah hingga soal klasifikasi umur.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

17 menit lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

18 menit lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

20 menit lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

24 menit lalu

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

KPU membantah gugatan Partai Demokrat pada perkara Nomor 183-01-14-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 dalam sidang sengketa Pileg

Baca Selengkapnya

Jelang Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024, Ivar Jenner Akui Para Pemain Kelelahan

25 menit lalu

Jelang Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024, Ivar Jenner Akui Para Pemain Kelelahan

Ivar Jenner menegaskan kemenangan menjadi harga mati yang harus diraih Timnas U-23 pada laga Indonesia vs Guinea pada playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

25 menit lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

26 menit lalu

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

Orangutan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari simpanse dan gorila.

Baca Selengkapnya