Hayy

Penulis

Senin, 9 Mei 2011 00:00 WIB

SEMAKIN ramai agama dalam percakapan, semakin terasa pentingnya orang menemukan kembali gua yang hilang. Saya kira itulah yang saya temukan dalam membaca kisah Hayy Ibnu Yaqzan, yang ditulis Ibnu Tufayl, pemikir Spanyol abad ke-12 itu.

Di dalamnya kita bersua dengan seorang anak yang dibuang ibunya yang ketakutan ke laut. Bayi itu terdampar di sebuah pulau di khatulistiwa. Di pulau tanpa manusia itu ia dirawat seekor kijang betina. Ia disusui, dan ketika sudah bisa berjalan, diantar ke pohon-pohon buah, dan bila haus, dibawa ke tempat air.

Pelan-pelan, anak itu juga belajar perbedaan dan makna suara-suara hewan. Kemudian ia mulai menyadari beda tubuh dan kemampuan dirinya dibandingkan dengan binatang-binatang yang mengelilinginya. Ia menambah pengetahuannya tentang dunia. Pada umur 21 tahun ia sudah membuat pakaian, rumah (juga gudang penyimpanan), dan juga senjata.

Berangsur-angsur, pengalaman hidup membuatnya berpikir terus, dengan rasa ingin tahu yang intens hingga ia sampai pada keyakinan adanya Wujud yang jadi sebab pertama dari segala yang ada.

Dari cerita fiksi ini yang terus-menerus disela lapisan paragraf yang membahas pelbagai soal yang diamati dan direnungkan dari hidup kita dibawa ke suatu kesimpulan: iman, bahkan dalam bentuk tauhid, bisa dicapai sendiri oleh seseorang yang terbuka pikirannya dan tekun. Hasilnya akan tak berbeda dengan iman yang datang dari wahyu dan diyakini orang ramai. Itu terjadi karena "mata hatinya terbuka, nyala pikirannya bersinar", hingga "ajaran akal budi pun akur dengan ajaran tradisi", demikian tertulis dalam Hayy Ibnu Yaqzan.

Dengan kata lain, Ibnu Tufayl yang hidup di masa cemerlang sastra dan filsafat Islam Spanyol ingin menunjukkan bahwa agama wahyu, khususnya Islam, punya dasar yang universal. Tapi justru dengan demikian, tauhid yang tanpa wahyu atau keimanan di luar Islam juga tak berbeda nilainya.

Kesimpulan itu tentu membuat agama punya peran yang nisbi: ia perlu, tapi tak mutlak harus ada.

Dalam kisah yang dibawakan Ibnu Tufayl, ada dua tokoh lain. Salaman, seorang penguasa, lebih dekat ke makna harfiah dari ajaran. Ia memilih "Percakapan". Ia tak hendak menyendiri. Ia masuk ke dalam kehidupan sosial. Ia ikut serta dalam keimanan sebagai cara meramaikan komunitas, celebration of community, ketimbang cara menyatakan dalamnya keyakinan, jika kita pakai hasil pengamatan Ernest Gellner.

Sebaliknya Asl: ia lebih mencari ke dalam batin, lebih bersentuhan dengan makna mistik hal-ihwal dunia. Ia memilih menghidupkan iman yang dibentuk kesendirian.

Maka ia pun datang ke pulau tempat Hayy hidup. Mereka bertemu. Asl mengajari Hayy bahasa manusia. Mereka saling berkisah dan Asl bercerita tentang kehidupan beragama dan berTuhan di masyarakat muslim dari mana ia datang.

Hayy heran. Ia tak mengerti kenapa Rasulullah menyampaikan ajarannya dalam pelbagai perumpamaan yang menyebabkan umatnya menggambarkan Tuhan dalam citra mirip manusia. Tuhan yang seperti itu akan bersifat terbatas. Ia tak mencegah manusia mengejar omong kosong: kekayaan, misalnya. Memang ada aturan tentang zakat dan amal, tapi itu justru membuka pintu bagi hasrat yang menganggap milik dan kekayaan itu barang yang tak sia-sia.

Merasa pandangannya lebih benar, Hayy berniat berdakwah. Bersama Asl ia naik perahu ke pulau di mana Salaman dan orang-orang lain hidup. Di kota itu diwejangnya khalayak.

Tapi ia tak dimengerti. Ia terus tak dipahami.

Akhirnya Hayy sadar, manusia tak berani mencari kebenaran dengan menempuh jalan yang tanpa pemandu, dengan keyakinan bahwa ada nalar yang bisa mencapai dan menemukan kebenaran yang universal.

Hayy kecewa. Tapi ia tak melihat semuanya dengan pahit. Ia malah mengakui, Rasulullah benar: dengan menggunakan perumpamaan, dengan menggunakan citra manusia untuk membicarakan Tuhan, dengan hukum yang menyederhanakan soal, manusia mudah ditertibkan.

Tapi jika iman berarti ketertiban sosial, sangat mungkin Tuhan hanya dihadirkan sebagai komandan sebuah kamp. Tiap kamp ada perbatasan. Tiap kamp adalah indikasi bahwa ada "kita" dan "mereka", ada "Tuhan kita" dan "Tuhan mereka". Dalam kamp itu, orang cenderung tak mengakui ada yang universal dalam iman tak mengakui bahwa ada yang mempersatukan manusia yang berbeda-beda.

Mungkin sebab itu Hayy tak bersedia ikut. Ia sejak dulu lebih cocok dengan keadaan yang jauh dari "Percakapan". Di akhir cerita, ia pun kembali ke pulaunya. Ia kembali ke guanya.

Gua, dalam kisah ini, bukanlah alegori ketertutupan yang gelap. Justru sebaliknya: gua, seperti dalam Gua Hira, ketika Rasulullah menerima wahyu pertamanya, adalah proses pencarian ke dalam batin, proses dari gelap ke terang.

Di luar gua, suara batin umumnya lenyap dalam "Percakapan". "Percakapan" mengasumsikan adanya jalan dua jalur yang lurus dan jelas, sementara bahasa bukan itu. Bahasa selalu punya bagian yang gelap dan licin dan membuat kita tergelincir. Bahasa selalu mengandung suara gaduh orang ramai yang ikut membentuknya.

Di antara ketidakpastian itu, agaknya Hayy mendahului apa yang dikatakan Raymond Panikkar ketika ia menunjukkan tak perlunya kita heboh dengan wacana tentang Tuhan dan iman. Kita justru perlu melihatnya sebagai "a discourse that inevitably completes itself again in a new silence".

Goenawan Mohamad

Berita terkait

11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan

47 menit lalu

11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan

Untuk membongkar kasus judi online di di Teluknaga, Kabupaten Tangerang ini, tim patroli siber Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan 20 hari.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

1 jam lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

Red Sparks Perpanjang Kontrak Megawati Hangestri untuk Kompetisi V-League 2024-2025

1 jam lalu

Red Sparks Perpanjang Kontrak Megawati Hangestri untuk Kompetisi V-League 2024-2025

Red Sparks memperbarui kontrak Megawati Hangestri Pertiwi untuk mengarungi V-League 2024-2025. Berapa nilai kontraknya?

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

1 jam lalu

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan Calvin Verdonk dan Jens Raven diproyeksikan untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

1 jam lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

1 jam lalu

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

Wakil Perdana Menteri sekaligus pengganti PM Singapura Lawrence Wong mengajak Prabowo Subianto untuk foto bersama di Istana Bogor, Senin.

Baca Selengkapnya

Han So Hee dan Jeon Jong Seo akan Membintangi Drakor Bergenre Noir, Project Y

1 jam lalu

Han So Hee dan Jeon Jong Seo akan Membintangi Drakor Bergenre Noir, Project Y

Han So Hee dikabarkan akan membintangi drama bergenre noir bersama Jeon Jong Seo

Baca Selengkapnya

Hunter x Hunter Diadaptasi Menjadi Game Bergenre Pertarungan

1 jam lalu

Hunter x Hunter Diadaptasi Menjadi Game Bergenre Pertarungan

Hunter x Hunter Nen Impacgame pertarungan yang diadaptasi dari manga dan anime karya Yoshihiro Togashi

Baca Selengkapnya

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

1 jam lalu

Aplikasi Tes Sempat Mati Massal, Peserta UTBK di Unpad Dibuat Menunggu 2 Jam

Pelaksanaan UTBK SNBT tahun ini mengalami gangguan teknis pada hari pertama yang digelar serentak secara nasional pada Selasa, 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

2 Drakor yang Dibintangi Gong Yoo Setelah Hiatus

1 jam lalu

2 Drakor yang Dibintangi Gong Yoo Setelah Hiatus

Setelah rehat selama dua tahun tak muncul dalam film atau drama, Gong Yoo akan kembali dengan dua proyek baru, yaitu Squid Game 2 dan The Trunk

Baca Selengkapnya