Babu

Penulis

Minggu, 26 Juni 2011 00:54 WIB

  • Putu Setia

    Sudah lama saya tak mendengar kata babu. Kata itu pernah saya jadikan judul cerita pendek yang dimuat sebuah koran beroplah besar terbitan Jakarta, 1980. Wow, sudah lama sekali.

    Saya memang senang istilah yang polos, apa adanya. Seperti halnya saya suka memakai kata pelacur dibanding wanita tuna susila, karena saya menganggap orang yang susilanya tuna tak cuma pelacur. Koruptor pun susilanya tuna. Lagi pula, dalam cerita saya itu, saya ingin mengatakan: "babu juga manusia", yang punya kehormatan dan layak dihormati.

    Tapi banyak orang menyebut kata itu terlalu merendahkan manusia. Srimulat, yang jadi kegemaran saya sejak bermarkas di Bale Kembang, Solo, tak pernah memakai istilah babu. Mereka memakai istilah batur. Babu itu kasar.

    Kerja sama Putu Wijaya (penulis skenario) dan Nya' Abbas Akup (sutradara) menjadikan film Inem Pelayan Seksi laris sampai tiga seri. Entah siapa yang "mengubah" judul film itu--kalau memang ada--karena saya sempat menduga judul awalnya "Inem Babu Seksi". Lihat adegan ketika Inem melakukan perlawanan, organisasinya bernama PBB--Persatuan Babu-Babu.

    Meski babu diganti pelayan, banyak orang tetap merasakan tak enak. Kok, ada jenis pekerjaan yang hanya melayani orang, apalagi dalam urusan rumah tangga, itu sangat merendahkan. Maka kata yang dipakai kemudian adalah pembantu. Lengkapnya: pembantu rumah tangga, lazim disingkat PRT. Nah, ini dirasa klop, tak ada kesan merendahkan. Bukankah presiden, yang mengatur rumah tangga negara, juga punya pembantu yang disebut menteri? Dan bukankah menteri adalah jabatan prestisius yang banyak diincar orang?

    Namun, sekarang, pembantu rumah tangga pun jadi tak enak didengar telinga jika dikaitkan dengan negeri lain, misalnya Arab Saudi. Ada puluhan PRT bermasalah di sana, beberapa di antaranya antre dipancung mengikuti jejak Ruyati. Paling tidak mengikuti jejak Darsem, nyawanya ditebus bermiliar rupiah. Jika nasib baik, pulang dengan membawa momongan bayi--entah siapa ayahnya. Negeri lain jarang punya masalah seperti ini karena, menurut mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi, hanya Indonesia yang mengirim pembantu rumah tangga ke negara orang. Bangsa lain tidak mengirim pembantu rumah tangga, yang masih dianggap setengah budak yang bisa diperlakukan seenaknya--diperkosa, dianiaya, dikurung tanpa makan, dan seterusnya.

    Indonesia, taman firdaus yang alamnya kaya-raya, ternyata dipermalukan dengan mengekspor pembantu rumah tangga, padahal sudah tak lagi disebut babu. Bukan saja rendah di mata orang asing, sesama kita pun masih tega merendahkan PRT ini. Dengar pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansur, saat rapat dengar pendapat di Komisi I DPR, Kamis pekan lalu, "Tenaga kerja yang dikirim ke Arab Saudi adalah KW-3, bukan KW-1." Bagi yang pernah membangun rumah tentu tahu, keramik yang mutunya paling jelek disebut KW-3. Betapa terhinanya PRT ini dipersamakan dengan keramik. Duh, Gusti.

    Jika begitu, demi tegaknya burung Garuda, hentikan ekspor PRT, meskipun yang dikirim kualitas satu (KW-1). Negeri yang luas dengan sumber daya alam yang besar ini rasanya masih bisa menampung calon-calon teraniaya itu. Kalaupun nyiur tak lagi melambai, kelapa sawit masih subur di Kalimantan dan Sumatera.

    Bagaimana kalau kata babu dihidupkan lagi, untuk menggugah Presiden SBY dan Menteri Muhaimin agar punya rasa malu. Indonesia bukan negara babu, bukan bangsa budak. Negeri ini milik para juragan, negerinya para majikan, gemah ripah loh jinawi--asal diurus dengan benar.

  • Berita terkait

    Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

    2 menit lalu

    Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

    Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

    Baca Selengkapnya

    KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

    2 menit lalu

    KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

    KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

    Baca Selengkapnya

    Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

    13 menit lalu

    Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

    Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

    Baca Selengkapnya

    Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

    18 menit lalu

    Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

    Jaksa KPK mengatakan bisa saja menghadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal kebocaran BAP

    Baca Selengkapnya

    Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

    46 menit lalu

    Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

    Kuasa hukum eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono membenarkan bahwa Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah membahas soal mutasi kerabatnya.

    Baca Selengkapnya

    Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

    50 menit lalu

    Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

    Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Jepang di laga terakhir Grup C Piala Uber 2024, untuk perebutan juara grup, Rabu, 1 Mei 2024.

    Baca Selengkapnya

    Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

    1 jam lalu

    Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

    Meski kalah, Timnas U-23 Indonesia masih berkesempatan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

    Baca Selengkapnya

    Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

    1 jam lalu

    Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

    Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Pekanbaru itu begitu cepat diserbu Sheila Gank, nama penggemar band asal Yogyakarta itu.

    Baca Selengkapnya

    Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

    1 jam lalu

    Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

    Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

    Baca Selengkapnya

    Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

    1 jam lalu

    Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

    Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

    Baca Selengkapnya