Husein Ja'far Al Hadar, Penulis
Ibadah haji adalah salah satu ritual yang penuh simbol. Karena itu, ia butuh penghayatan tinggi, untuk menggali makna terdalamnya. Jika tidak, kata Imam Ali Zainal Abidin, para jemaah hanya akan dicatat sebagai orang yang berteriak-teriak di pusaran Ka'bah, bukan seorang haji (yang mabrur). Dan di antara makna terdalamnya itu adalah tentang persatuan umat Islam (ukhuwah islamiah), serta antarmanusia beragama.
Kita telanjur melekatkan beragam identitas pada diri kita: identitas kemazhaban, kelompok, keorganisasian Islam, dan lain-lain. Tentu, itu tak salah dan tak juga negatif. Namun ia menjadi masalah ketika beralih dari fungsi dasarnya yang seharusnya menjadi jembatan kita menuju identitas utama kita: hamba-Nya. Dalam arti, identitas-identitas itu justru menjadikan kita fanatik, tertutup, saling sentimen, membenci, bahkan saling menuduh yang bukan-bukan.
Maka, saat berhaji, Allah menghendaki kita untuk melepas semua identitas tersebut, saling bergandengan tangan sesama hamba yang dipanggil-Nya, dan berfokus hanya kepada Allah. Sesampainya di Miqat, mereka harus melepas seluruh pakaiannya dan menggantinya dengan dua helai kain putih yang masing-masing dililitkan di bahu dan pinggang. Ihram namanya.
Pakaian itu, sebagaimana menurut Ali Syariati (filsuf sekaligus sosiolog muslim asal Iran) dalam Hajj (1978), adalah simbol identitas-identitas kita itu. Pakaian sebagai simbol itulah yang sering kali mengotak-ngotakkan kita sebagai umat Islam dalam berbagai macam perbedaan yang kemudian memicu ketidakharmonisan. Termasuk identitas-identitas lain yang bukan berbasis perbedaan dalam keislaman maupun keagamaan, misalnya identitas ekonomi, kelas sosial, dan lain-lain. Maka, jauhkan identitas-identitas tersebut dari diri kita sebagai muslim. Sebab, tujuan utama penciptaan kita, sebagaimana dalam Adz-Dzaariyaat: 56, tak lain adalah untuk menghamba kepada-Nya.
Identitas-identitas itu bisa menyeret kita pada egoisme (keakuan). Sedangkan Allah menciptakan kita untuk berharmoni di tengah keragaman sebagai satu kesatuan yang-meminjam istilah Syariati-disebut ummah. Dalam pusaran-Nya, tak boleh lagi ada "aku", tapi "kami" dan "Dia".
Ummah itulah yang kemudian bertawaf bersama dalam harmoni, mengelilingi Ka'bah sebagai simbol penghampiran kepada-Nya. Artinya, tanpa harmoni di antara sesama, mustahil kita bisa berjalan, mengitari, menuju, dan berada bersama-Nya. Allah tak akan menerima kita dalam keadaan yang terpecah-belah, apalagi dengan tangan "kotor" lantaran menuding dan menyakiti saudaranya yang lain sesama muslim, sesama manusia, atau sesama hamba-Nya.
Tawaf itu juga menjadi simbol tentang sistem yang berdasarkan ide monoteisme (tauhid), dengan Allah sebagai pusat dan satu-satunya. Kita dididik untuk melihat segala sesuatu dengan keragamannya sebagai tajalli (manifestasi)-Nya, sehingga kita tak akan pernah melihat segalanya itu-bahkan sesuatu yang terburuk sekalipun-kecuali memiliki sisi ketuhanan yang suci dalam aspek terdalamnya. Kita juga tak akan lagi melihat keragaman manifestasi itu sebagai masalah, namun justru rahmat.
Maka, pada akhirnya, berhaji berarti berziarah menuju persatuan. Tak ada kemabruran haji bagi mereka yang pulang dari Tanah Suci, namun tak menjadi inspirator persatuan di Tanah Air. *
Berita terkait
5 Fakta Haji 2024, Kuota Terbesar Sepanjang Sejarah hingga Gunakan Kartu Pintar
29 menit lalu
Gelombang pertama jamaah haji Indonesia akan berangkat pada Minggu 12 Mei 2024. Berikut fakta-fakta menarik haji 2024.
Baca Selengkapnya3 Vaksin Wajib untuk Jemaah Haji 2024
1 hari lalu
Dalam rangkaian ibadah haji, kesehatan para jemaah haji menjadi faktor utama yang harus dipersiapkan dengan matang.
Baca SelengkapnyaTips Atasi Serangan Panas dan Dehidrasi saat Ibadah Haji dari Pakar Kesehatan
1 hari lalu
Berikut saran pakar kesehatan agar tidak mengalami serangan panas dan dehidrasi selama menjalani ibadah haji.
Baca SelengkapnyaBuat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi
3 hari lalu
Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.
Baca SelengkapnyaMasalah Kesehatan yang Perlu Diperhatikan Jemaah Haji agar Tak Ganggu Ibadah
3 hari lalu
Selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan jemaah haji.
Baca SelengkapnyaYaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah
4 hari lalu
Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenag Luncurkan Gerakan Senam Haji Jaga Ketahanan Fisik Jemaah
6 hari lalu
Gerakan Senam Haji dikemas untuk menjaga kebugaran dan ketahanan fisik jemaah.
Baca Selengkapnya75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit
10 hari lalu
Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei
Baca SelengkapnyaWarga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi
12 hari lalu
Warga Iran berangkat untuk menunaikan ibadah umrah pertama kali dalam sembilan tahun setelah hubungan antara Iran dan Arab Saudi membaik.
Baca SelengkapnyaMengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya
13 hari lalu
Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.
Baca Selengkapnya