Akhiri Fobia Komunisme

Penulis

Selasa, 10 Mei 2016 00:28 WIB

Akhir-akhir ini, aparat dan kelompok masyarakat tertentu getol merazia simbol dan kegiatan yang secara serampangan mereka anggap sebagai gejala kebangkitan komunisme di Indonesia. Selain mencerminkan fobia, tindakan itu kerap memamerkan kekonyolan.

Di Jakarta, misalnya, polisi menggerebek toko penjual beberapa lembar kaus bergambar palu-arit. Setelah diperiksa, pemilik toko di kawasan Blok M itu akhirnya dilepaskan karena tak terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Yang menggelikan, toko yang sama ternyata menjual kaus bertulisan "Turn Back Crime", seragam baru reserse yang sedang laris-manis.

Sebelumnya, di Bandung, polisi menangkap pemuda yang mengunggah foto orang berkaus palu-arit ke akun Facebook. Polisi menuduh pemuda itu mengumbar ujaran kebencian dan menggaungkan komunisme. Padahal motif pemuda itu sepele saja. Ia kecewa terhadap aparat di kampungnya, Rancaekek, yang tak melayani urusan administrasi dengan baik. Lalu, di Malang, polisi menahan lelaki pemakai kaus palu-arit yang sedang antre di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap. Ketika diinterogasi, lelaki itu ternyata buta huruf dan tak paham arti gambar di kausnya.

Sebagian besar pemakai kaus palu-arit rupanya hanya gaya-gayaan. Kalaupun ada yang memakai kaus itu karena alasan ideologis, jumlahnya pasti lebih sedikit. Karena itu, aparat semestinya tak usah repot-repot mengurusi mereka.

Ketakutan akan bangkitnya komunisme seperti tak berpijak pada alam nyata. Di dunia, komunisme bisa direken bangkrut. Rusia dan Cina, dua negara komunis terbesar, kini juga mulai liberal.

Advertising
Advertising

Di Indonesia, gerakan komunisme juga hancur-lebur setelah diberantas dengan cara "tumpas kelor" pasca-tragedi 30 September 1965. Selama 32 tahun Orde Baru berkuasa, anak-cucu anggota PKI dibikin "lumpuh layuh" lewat pelbagai kebijakan diskriminatif. Di era reformasi, ketika kebebasan berorganisasi hidup lagi, tak pernah muncul gerakan komunisme yang pantas disebut berdaya-apalagi berbahaya.

Aparat rupanya berpikir lain. Menyambut tanggal 9 Mei lalu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Jenderal Sabrar Fadhilah mengatakan tentara akan bekerja sama dengan polisi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran komunisme. Ternyata, sampai hari kelahiran Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang menjadi cikal-bakal PKI itu, tak ada kejadian apa pun yang menandakan PKI akan bangun dari tidur panjangnya.

Melibatkan masyarakat dalam razia simbol komunisme juga berbahaya. Itu bisa memicu aksi saling fitnah, pengadilan jalanan, serta konflik horizontal. Hal itu pun kontraproduktif terhadap upaya rekonsiliasi yang dirintis sejak masa Presiden Abdurrahman Wahid dan dihidupkan lagi di era Presiden Joko Widodo. Agar rekonsiliasi bisa menjadi kenyataan, fobia terhadap komunisme harus lebih dulu disembuhkan.

Berita terkait

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

3 menit lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

15 menit lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

20 menit lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

21 menit lalu

Bocoran Lengkap Ponsel Sony Xperia 1 VI Muncul dan POCO F6 Pro Pakai Snapdragon 8 Gen 2

Dapur pacu ponsel Sony Xperia 1 VI akan mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

26 menit lalu

Hasil Proliga 2024 Minggu 5 Mei: Jakarta Lavani Allo Bank Bangkit, Kalahkan Bhayangkara Presisi 3-0

Tim bola voli putra Jakarta LaVani Allo Bank Electric mengalahkan Jakarta Bhayangkara Presisi 3-0 pada pekan kedua Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

39 menit lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

50 menit lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

1 jam lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

1 jam lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya